Candi Borobudur Rusak, Erick Thohir Minta Pengunjung Dibatasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan, agar Candi Borobudur tidak didesain untuk kawasan yang terbuka bagi banyak pengunjung. Melainkan satu kawasan wisata yang berkonsep middle (tengah). Dengan kata lain, manajemen pengelola Borobudur harus membatasi jumlah pengunjung yang datang. Dia menilai, kerusakan Candi akibat kapasitas pengunjung atau wisatawan yang banyak.
"Saya rasa Borobudur jangan dijadikan mass, tapi yang agak middle. Karena memang tentu dengan kapasitas yang terlalu terbuka, akhirnya kerusakan daripada candinya jadi lebih masif,” ujar Erick, Jakarta, Jumat (27/10/2020).
Meski begitu, untuk menampung jumlah pengunjung yang membludak, Mantan Bos Inter Milan tersebut menyarankan agar dibangun destinasi pariwisata pendukung di kawasan Candi. “Tapi yang mass-nya kita bangun juga di sekitar borobudur. Karena kita lihat ini sesuatu yang enggak replaceable, kalau sesuatu yang bisa replaceable its okay,” kata dia.
Dia juga berhitung soal wisatawan manacanegara (wisman) ke Indonesia. Menurutnya, ada kebijakan lain yang bisa dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menperkraf). Di mana, ke depannya, Indonesia tidak saja melihat jumlah atau kapasitas turis, namun juga kualitas dari turis itu sendiri. Artinya, semakin banyak turis yang berkualitas, maka dinilai akan mempengaruhi sisi ekonomi masyarakat. "Kita juga harus berhitung, kita target ke depan sendiri dari Pak Menperkraf kita tidak ingin banyak turis, tapi turis yang berkualitas sehingga impactful-nya ada untuk masyarakat kita,” ujarnya.
"Saya rasa Borobudur jangan dijadikan mass, tapi yang agak middle. Karena memang tentu dengan kapasitas yang terlalu terbuka, akhirnya kerusakan daripada candinya jadi lebih masif,” ujar Erick, Jakarta, Jumat (27/10/2020).
Meski begitu, untuk menampung jumlah pengunjung yang membludak, Mantan Bos Inter Milan tersebut menyarankan agar dibangun destinasi pariwisata pendukung di kawasan Candi. “Tapi yang mass-nya kita bangun juga di sekitar borobudur. Karena kita lihat ini sesuatu yang enggak replaceable, kalau sesuatu yang bisa replaceable its okay,” kata dia.
Dia juga berhitung soal wisatawan manacanegara (wisman) ke Indonesia. Menurutnya, ada kebijakan lain yang bisa dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menperkraf). Di mana, ke depannya, Indonesia tidak saja melihat jumlah atau kapasitas turis, namun juga kualitas dari turis itu sendiri. Artinya, semakin banyak turis yang berkualitas, maka dinilai akan mempengaruhi sisi ekonomi masyarakat. "Kita juga harus berhitung, kita target ke depan sendiri dari Pak Menperkraf kita tidak ingin banyak turis, tapi turis yang berkualitas sehingga impactful-nya ada untuk masyarakat kita,” ujarnya.
(nng)