BRI Sabet Penghargaan The Most Resilient BUMN, The Best CEO, dan The Best CFO
loading...
A
A
A
“Banyak BUMN yang berusaha survive di masa pandemi ini dan berupaya keluar dari tekanan pandemi dengan mengambil langkah-langkah penting dan strategis agar kinerja tidak terhadang oleh berbagai keterbatasan yang muncul, dan tidak terperosok mengalami kerugian lebih dalam. Sebagai agen pembangunan, BUMN juga terus menjalankan fungsi sosial dengan turut aktif berpartisipasi dalam membantu pemerintah menangani dan mengatasi pandemi ini secara langsung dan tidak langsung,” kata Susyanto.
Meski menjalani masa sulit, hingga kuartal III tahun ini BRI masih mampu mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini tercermin dari nilai aset BRI yang tetap tumbuh 10,89 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp1.447,85 triliun. Pada periode yang sama, laba perusahaan terhitung sebesar Rp14,15 triliun.
BRI juga mengambil peran aktif dalam rangka penyelamatan UMKM di tengah pandemi serta implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam prakteknya, BRI merealisasikan stimulus diantaranya penyaluran kredit dari penempatan dana PEN mencapai Rp. 45 triliun kepada 1,17 juta debitur, restrukturisasi kredit Rp. 192,25 triliun kepada 2,95 juta debitur.
Penjaminan kredit UMKM sebesar Rp. 6,19 triliun kepada 10 ribu debitur, penyaluran subsidi bunga UMKM Rp. 3,83 triliun kepada 6,5 juta debitur dan penyaluran KUR super mikro Rp5,2 triliun kepada hampir 600 ribu nasabah. Selain itu BRI telah mencairkan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp. 6,2 triliun kepada 2,6 juta pelaku usaha mikro dan BRI juga menyalurkan subsidi gaji pekerja / buruh sebesar Rp. 3,96 triliun kepada 3,3 juta penerima.
Sunarso menambahkan seluruh sumber daya di BRI saat ini tengah difokuskan untuk menyalurkan stimulus tersebut supaya efektif sampai ke masyarakat sesuai dengan tujuannya. “Kita harus fokus agar stimulus ini sampai ke masyarakat. Stimulus ini lah yang akan meningkatkan daya beli. Kita bisa meningkatkan bisnis kalau ada demand,” imbuhnya.
Perseroan pun optimistis dengan strategi “business follows stimulus” yang tengah diterapkan. “Saat ini sudah mulai ada titik terang bahwa kita akan pulih. Mudah-mudahan harapan kita itu, dibarengi dengan vaksinasi membuat kita lebih aman agar aktivitas ekonomi bergeliat lagi. Dengan situasi seperti ini mencari keselamatan itu lebih bijak daripada mengejar keuntungan,” pungkas Sunarso.
Meski menjalani masa sulit, hingga kuartal III tahun ini BRI masih mampu mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini tercermin dari nilai aset BRI yang tetap tumbuh 10,89 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp1.447,85 triliun. Pada periode yang sama, laba perusahaan terhitung sebesar Rp14,15 triliun.
BRI juga mengambil peran aktif dalam rangka penyelamatan UMKM di tengah pandemi serta implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam prakteknya, BRI merealisasikan stimulus diantaranya penyaluran kredit dari penempatan dana PEN mencapai Rp. 45 triliun kepada 1,17 juta debitur, restrukturisasi kredit Rp. 192,25 triliun kepada 2,95 juta debitur.
Penjaminan kredit UMKM sebesar Rp. 6,19 triliun kepada 10 ribu debitur, penyaluran subsidi bunga UMKM Rp. 3,83 triliun kepada 6,5 juta debitur dan penyaluran KUR super mikro Rp5,2 triliun kepada hampir 600 ribu nasabah. Selain itu BRI telah mencairkan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp. 6,2 triliun kepada 2,6 juta pelaku usaha mikro dan BRI juga menyalurkan subsidi gaji pekerja / buruh sebesar Rp. 3,96 triliun kepada 3,3 juta penerima.
Sunarso menambahkan seluruh sumber daya di BRI saat ini tengah difokuskan untuk menyalurkan stimulus tersebut supaya efektif sampai ke masyarakat sesuai dengan tujuannya. “Kita harus fokus agar stimulus ini sampai ke masyarakat. Stimulus ini lah yang akan meningkatkan daya beli. Kita bisa meningkatkan bisnis kalau ada demand,” imbuhnya.
Perseroan pun optimistis dengan strategi “business follows stimulus” yang tengah diterapkan. “Saat ini sudah mulai ada titik terang bahwa kita akan pulih. Mudah-mudahan harapan kita itu, dibarengi dengan vaksinasi membuat kita lebih aman agar aktivitas ekonomi bergeliat lagi. Dengan situasi seperti ini mencari keselamatan itu lebih bijak daripada mengejar keuntungan,” pungkas Sunarso.
(nng)