Investasi Bitcoin dan Aset Kripto, Mana Lebih Untung?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Investasi Bitcoin dan Cryptocurrency saat ini menjadi jenis mata uang digital baru yang dipakai untuk bertransaksi virtual secara online. Sandi-sandi rahasia yang cukup rumit digunakan untuk melindungi dan menjaga keamanan mata uang digital ini.
Selain itu, cryptocurrency terdesentralisasi, tidak dikendalikan oleh otoritas pusat seperti bank atau pemerintah, dan sebaliknya dipertukarkan dari orang ke orang. Berbeda dengan mata uang konvensional yang bersifat terpusat, mata uang digital justru bersifat desentralisasi. Tidak ada pihak yang hadir dan berperan sebagai perantara dalam suatu transaksi.
(Baca Juga: Rekomendasi Investasi Cryptocurrency Aman dan Berikan Banyak Keuntungan )
Co-founder Pluang Claudia Kolonas mengatakan, berinvestasi di cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum menjadi sangat populer saat ini, karena menjadi salah satu alternatif diversifikasi aset yang memiliki potensi pengembangan dengan cepat.
“Memiliki alokasi investasi pada Bitcoin ataupun mata uang kripto lainnya dapat memberikan diversifikasi yang luas terhadap portofolio tradisional, yang biasanya adalah saham atau obligasi,” ujar Claudia di Jakarta.
Tingkat adopsi Bitcoin dan cryptocurrency lainnya juga dinilai semakin meluas. Adopsi terus meningkat, dimana bank sentral berbagai negara tengah mempertimbangkan potensi mata uang digital.
Adapun perbedaannya dengan mata uang konvensional adalah pemerintah-pemerintah negara dapat mencetak uang sesuai dengan ketentuan yang ada. Sementara hanya akan ada maksimal sejumlah 21 juta keping Bitcoin di dunia dan sebanyak 89% saat ini telah ditambang.
Saat ini, terdapat performa dari Bitcoin, emas, S&P 500, serta dolar AS selama satu tahun. Dimana Bitcoin menjadi salah satu aset yang memiliki imbal hasil paling besar selama satu tahun terakhir. Data yang diperoleh adalah kinerja sejak awal tahun hingga Oktober 2020. Kalkulasi imbal hasil dihitung dalam konversi mata uang rupiah.
(Baca Juga: Wow, Hampir 30 Juta Warga Indonesia Punya Cryptocurrency )
Bitcoin dipandang sebagai aset yang dapat diandalkan untuk menjadi lindung nilai terhadap inflasi mata uang. Dengan reputasi sebagai “safe haven asset”, investor membelinya ketika situasi ekonomi dunia kurang pasti.
Sementara itu, Investasi cryptocurrency atau mata uang digital kini bisa dilakukan dalam beberapa ketukan lewat aplikasi Pluang. Produk investasi cryptocurrency ini hadir di Indonesia dengan mengusung teknologi yang aman, mudah, dan terjangkau karena tidak menetapkan biaya transaksi.
Salah satunya, melalui kerjasama antara Pluang dengan Zipmex (PT Zipmex Exchange Indonesia), yaitu crypto exchanger yang terdaftar di BAPPEBTI, masyarakat tak hanya semakin mudah dalam melakukan diversifikasi portofolio, tetapi juga akan merasa aman berinvestasi karena fitur dompet digital yang menggunakan BitGo sebagai kustodian.
BitGo berupa kustodian crypto teraman di dunia, yang memiliki perlindungan polis asuransi yang diterbitkan oleh perusahaan Lloyd hingga senilai USD100 juta. Zipmex merupakan salah satu crypto exchanger di Indonesia yang menggunakan kustodian BitGo.
Selain itu, cryptocurrency terdesentralisasi, tidak dikendalikan oleh otoritas pusat seperti bank atau pemerintah, dan sebaliknya dipertukarkan dari orang ke orang. Berbeda dengan mata uang konvensional yang bersifat terpusat, mata uang digital justru bersifat desentralisasi. Tidak ada pihak yang hadir dan berperan sebagai perantara dalam suatu transaksi.
(Baca Juga: Rekomendasi Investasi Cryptocurrency Aman dan Berikan Banyak Keuntungan )
Co-founder Pluang Claudia Kolonas mengatakan, berinvestasi di cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum menjadi sangat populer saat ini, karena menjadi salah satu alternatif diversifikasi aset yang memiliki potensi pengembangan dengan cepat.
“Memiliki alokasi investasi pada Bitcoin ataupun mata uang kripto lainnya dapat memberikan diversifikasi yang luas terhadap portofolio tradisional, yang biasanya adalah saham atau obligasi,” ujar Claudia di Jakarta.
Tingkat adopsi Bitcoin dan cryptocurrency lainnya juga dinilai semakin meluas. Adopsi terus meningkat, dimana bank sentral berbagai negara tengah mempertimbangkan potensi mata uang digital.
Adapun perbedaannya dengan mata uang konvensional adalah pemerintah-pemerintah negara dapat mencetak uang sesuai dengan ketentuan yang ada. Sementara hanya akan ada maksimal sejumlah 21 juta keping Bitcoin di dunia dan sebanyak 89% saat ini telah ditambang.
Saat ini, terdapat performa dari Bitcoin, emas, S&P 500, serta dolar AS selama satu tahun. Dimana Bitcoin menjadi salah satu aset yang memiliki imbal hasil paling besar selama satu tahun terakhir. Data yang diperoleh adalah kinerja sejak awal tahun hingga Oktober 2020. Kalkulasi imbal hasil dihitung dalam konversi mata uang rupiah.
(Baca Juga: Wow, Hampir 30 Juta Warga Indonesia Punya Cryptocurrency )
Bitcoin dipandang sebagai aset yang dapat diandalkan untuk menjadi lindung nilai terhadap inflasi mata uang. Dengan reputasi sebagai “safe haven asset”, investor membelinya ketika situasi ekonomi dunia kurang pasti.
Sementara itu, Investasi cryptocurrency atau mata uang digital kini bisa dilakukan dalam beberapa ketukan lewat aplikasi Pluang. Produk investasi cryptocurrency ini hadir di Indonesia dengan mengusung teknologi yang aman, mudah, dan terjangkau karena tidak menetapkan biaya transaksi.
Salah satunya, melalui kerjasama antara Pluang dengan Zipmex (PT Zipmex Exchange Indonesia), yaitu crypto exchanger yang terdaftar di BAPPEBTI, masyarakat tak hanya semakin mudah dalam melakukan diversifikasi portofolio, tetapi juga akan merasa aman berinvestasi karena fitur dompet digital yang menggunakan BitGo sebagai kustodian.
BitGo berupa kustodian crypto teraman di dunia, yang memiliki perlindungan polis asuransi yang diterbitkan oleh perusahaan Lloyd hingga senilai USD100 juta. Zipmex merupakan salah satu crypto exchanger di Indonesia yang menggunakan kustodian BitGo.
(akr)