BUMN Dominasi Penghargaan Pencetak Pemimpin Terbaik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para Direktur SDM berinisiatif mengimplementasikan program mencetak pemimpin dari internal perusahaan (creating leaders from within) untuk menjawab tantangan dan dinamika bisnis di era disrupsi digital, VUCA (volatile, uncertainity, complexity & ambiguity) serta menyongsong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.
Untuk itu, kolam talenta (talent pool) dikreasikan oleh divisi SDM demi mencetak pemimpin perusahaan yang berkualitas dan diandalkan. Demikian rangkuman dari strategi yang dijalankan di sejumlah perusahaan yang mengikuti program Indonesia Best Companies in Creating Leaders from Within (IBC CLfW) 2020 yang diselenggarakan SWA Media Group bersama PT NBO Indonesia.
(Baca Juga: Bicara Ahlak, Erick Thohir Minta Pimpinan BUMN Belajar dari Petugas Kebersihan KRL )
Direktur SDM PT Pertamina (Persero), Koeshartanto mengemukakan BUMN menghadapi tiga tantangan dalam mengembangkan SDM, yaitu generation gap, capability gap, dan capacity gap.
“Untuk mengatasinya, Pertamina membuat model pengembangan kepemimpinan yang berbentuk piramida. Pada landasan terbawah, dibuat program TDA/Trailblazer. Lalu, di lapisan tengahnya ada program Catalyzer. Dan, di pucuknya digelar program Prime,” tutur Koeshartanto.
Pertamina menggapai hasil positif di program creating leaders from within dengan model piramida ini. Promotion rate peserta TDA/Trailblazer mencapai 91%. Perbandingan average performance score (APS) mereka yang mengikuti dan tidak mengikuti program ini berbeda hasilnya.
Asisten manajer yang mengikuti program, misalnya, skor APS-nya mencapai 5,79, sedangkan yang tidak berpatisipasi memperoleh skor 5,53, atau lebih rendah dibandingkan peserta di jabatan ini yang mengikuti program TDA. Sementara itu, 80,5% peserta Catalyzer telah dipromosikan.
(Baca Juga: Erick Thohir Terapkan Penilaian yang Bikin Direksi BUMN Tak Bisa Leyeh-leyeh )
Sebanyak 25 orang menjadi VP/GM, dan lima orang di level SVP. Lalu, 11 partisipan bahkan telah menjadi direktur di anak usaha atau perusahaan afiliasi. Pencapaian ini merepresentasikan komitmen jajaran direksi Pertamina yang mempercayakan para pemimpin yang telah mengikuti program yang berjenjang dari tahun ke tahun itu.
“Kepercayaan diberikan kepada pemimpin yang muda maupun yang senior, mereka diberikan kepercayaan mengelola bisnis jutaan dolar, di dalam negeri maupun di luar negeri,” tutur Koeshartanto.
Sementara itu, Direktur Human Capital Management PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Afriwandi mengungkapkan, Telkom dalam perencanaan SDM (workforce planning) selalu merekrut anak-anak muda untuk menyesuaikan dengan kebutuhan kapabilitas baru.
“Anak-anak muda ini merupakan modal Telkom untuk mencetak digital talent,” ujar Afriwandi. Sekitar 58% atau 14.500 dari jumlah pegawai Telkom 25 ribu orang itu adalah pegawai berusia muda yang melek digital. “Tahun 2020 ini, Telkom membutuhkan 1.000 talenta untuk digital platform dan digital service, dan sudah tercapai lebih dari 1.000 orang, tepatnya 1.064 orang,” tutur Afriwandi.
Untuk menempa talenta muda ini, Telkom menginisiasi program pengembangan SDM yang terangkum dalam tiga pilar, yaitu Digital Culture and Transformation (Culture), Digital Talent (People), dan Digital Ready Organization (Organization). Afriwandi menambahkan, Telkom mendidik pegawainya berdasarkan nilai-nilai BUMN yang bertajuk AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).
Menurut Afriwandi, Telkom merancang Human Capital Development Plan yang kemudian dipraktikkan berdasarkanendekatan Personalized Integrated Learning Cycle, yang mencakup 70% experiential learning, 20% social learning, dan 10% formal learning. Program pelatihan dan pendidikan pegawai ini dirancang berjenjang dan terstruktur, dimulai pada tahapan pegawai fresh graduate, penyelia (supervisor) hingga kepala unit bisnis.
Tak jauh berbeda, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Pertamina (Persero) melakukan hal serupa. Karyawan dilatih merancang serta mengeksekusi proyek/program pengembangan bisnis. Steven A. Yudhianto, SVP Human Capital Strategy & Talent Management Bank Mandiri, menjelaskan pengembangan program yang dilaksanakan bertahap dan berjenjang, seperti General Development Program/Officer Development Program (ODP) Bank Mandiri menempa ketrampilan calon pemimpin perusahaan.
Kandidat yang potensial diproyeksikan menduduki jabatan direksi. Bank Mandiri memetik hasil yang menggembirakan dari program itu.
“Saat ini, susunan jajaran dewan direksi Bank Mandiri saat ini 91% berasal dari rekrutmen internal dan dipromosikan dari dalam perusahaan. Dari komposisi itu, sebanyak 8 dari 12 direksi Bank Mandiri telah mengikuti program ODP,” tutur Steven.
Para juri bersepakat menetapkan 18 perusahaan dari 26 finalis tersebut sebagai pemenang IBC CLfW 2020. Tim juri terdiri dari seperti Amir Abdul Rachman (Former President Commisioner MNC Land), Elia Massa Manik (Former CEO Pertamina), Josef Bataona (Former HR Director Unilever), Irham Dirmy (Wakil Komisi Aparatur Sipil Negara), dan Susanna Hartawan (Managing Director NBO Indonesia).
Adapun kriteria penilaian meliputi; Vision Mission and Framework; Leadership Development Program; Program Implementation and Execution; Leaders Born from Within; dan Business Impact.
Yang menarik, sang jawara di jajaran lima besar berasal dari BUMN, yaitu Telkom, Bank Mandiri, Pertamina,PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Sucofindo (Persero). Sementara, 13 perusahaan dari 18 pemenang juga merupakan perusahaan pelat merah.
Untuk itu, kolam talenta (talent pool) dikreasikan oleh divisi SDM demi mencetak pemimpin perusahaan yang berkualitas dan diandalkan. Demikian rangkuman dari strategi yang dijalankan di sejumlah perusahaan yang mengikuti program Indonesia Best Companies in Creating Leaders from Within (IBC CLfW) 2020 yang diselenggarakan SWA Media Group bersama PT NBO Indonesia.
(Baca Juga: Bicara Ahlak, Erick Thohir Minta Pimpinan BUMN Belajar dari Petugas Kebersihan KRL )
Direktur SDM PT Pertamina (Persero), Koeshartanto mengemukakan BUMN menghadapi tiga tantangan dalam mengembangkan SDM, yaitu generation gap, capability gap, dan capacity gap.
“Untuk mengatasinya, Pertamina membuat model pengembangan kepemimpinan yang berbentuk piramida. Pada landasan terbawah, dibuat program TDA/Trailblazer. Lalu, di lapisan tengahnya ada program Catalyzer. Dan, di pucuknya digelar program Prime,” tutur Koeshartanto.
Pertamina menggapai hasil positif di program creating leaders from within dengan model piramida ini. Promotion rate peserta TDA/Trailblazer mencapai 91%. Perbandingan average performance score (APS) mereka yang mengikuti dan tidak mengikuti program ini berbeda hasilnya.
Asisten manajer yang mengikuti program, misalnya, skor APS-nya mencapai 5,79, sedangkan yang tidak berpatisipasi memperoleh skor 5,53, atau lebih rendah dibandingkan peserta di jabatan ini yang mengikuti program TDA. Sementara itu, 80,5% peserta Catalyzer telah dipromosikan.
(Baca Juga: Erick Thohir Terapkan Penilaian yang Bikin Direksi BUMN Tak Bisa Leyeh-leyeh )
Sebanyak 25 orang menjadi VP/GM, dan lima orang di level SVP. Lalu, 11 partisipan bahkan telah menjadi direktur di anak usaha atau perusahaan afiliasi. Pencapaian ini merepresentasikan komitmen jajaran direksi Pertamina yang mempercayakan para pemimpin yang telah mengikuti program yang berjenjang dari tahun ke tahun itu.
“Kepercayaan diberikan kepada pemimpin yang muda maupun yang senior, mereka diberikan kepercayaan mengelola bisnis jutaan dolar, di dalam negeri maupun di luar negeri,” tutur Koeshartanto.
Sementara itu, Direktur Human Capital Management PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Afriwandi mengungkapkan, Telkom dalam perencanaan SDM (workforce planning) selalu merekrut anak-anak muda untuk menyesuaikan dengan kebutuhan kapabilitas baru.
“Anak-anak muda ini merupakan modal Telkom untuk mencetak digital talent,” ujar Afriwandi. Sekitar 58% atau 14.500 dari jumlah pegawai Telkom 25 ribu orang itu adalah pegawai berusia muda yang melek digital. “Tahun 2020 ini, Telkom membutuhkan 1.000 talenta untuk digital platform dan digital service, dan sudah tercapai lebih dari 1.000 orang, tepatnya 1.064 orang,” tutur Afriwandi.
Untuk menempa talenta muda ini, Telkom menginisiasi program pengembangan SDM yang terangkum dalam tiga pilar, yaitu Digital Culture and Transformation (Culture), Digital Talent (People), dan Digital Ready Organization (Organization). Afriwandi menambahkan, Telkom mendidik pegawainya berdasarkan nilai-nilai BUMN yang bertajuk AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).
Menurut Afriwandi, Telkom merancang Human Capital Development Plan yang kemudian dipraktikkan berdasarkanendekatan Personalized Integrated Learning Cycle, yang mencakup 70% experiential learning, 20% social learning, dan 10% formal learning. Program pelatihan dan pendidikan pegawai ini dirancang berjenjang dan terstruktur, dimulai pada tahapan pegawai fresh graduate, penyelia (supervisor) hingga kepala unit bisnis.
Tak jauh berbeda, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Pertamina (Persero) melakukan hal serupa. Karyawan dilatih merancang serta mengeksekusi proyek/program pengembangan bisnis. Steven A. Yudhianto, SVP Human Capital Strategy & Talent Management Bank Mandiri, menjelaskan pengembangan program yang dilaksanakan bertahap dan berjenjang, seperti General Development Program/Officer Development Program (ODP) Bank Mandiri menempa ketrampilan calon pemimpin perusahaan.
Kandidat yang potensial diproyeksikan menduduki jabatan direksi. Bank Mandiri memetik hasil yang menggembirakan dari program itu.
“Saat ini, susunan jajaran dewan direksi Bank Mandiri saat ini 91% berasal dari rekrutmen internal dan dipromosikan dari dalam perusahaan. Dari komposisi itu, sebanyak 8 dari 12 direksi Bank Mandiri telah mengikuti program ODP,” tutur Steven.
Para juri bersepakat menetapkan 18 perusahaan dari 26 finalis tersebut sebagai pemenang IBC CLfW 2020. Tim juri terdiri dari seperti Amir Abdul Rachman (Former President Commisioner MNC Land), Elia Massa Manik (Former CEO Pertamina), Josef Bataona (Former HR Director Unilever), Irham Dirmy (Wakil Komisi Aparatur Sipil Negara), dan Susanna Hartawan (Managing Director NBO Indonesia).
Adapun kriteria penilaian meliputi; Vision Mission and Framework; Leadership Development Program; Program Implementation and Execution; Leaders Born from Within; dan Business Impact.
Yang menarik, sang jawara di jajaran lima besar berasal dari BUMN, yaitu Telkom, Bank Mandiri, Pertamina,PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Sucofindo (Persero). Sementara, 13 perusahaan dari 18 pemenang juga merupakan perusahaan pelat merah.
(akr)