Jelang Tutup Tahun, IHSG Berpeluang Alami Koreksi Sehat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Senior Manager Research Analyst PT Kresna Sekuritas, Robertus Yanuar Hadi mengatakan bahwa pergerakan indeks baik secara domestik, regional dan global terdapat adanya indikasi mengalami koreksi dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini disebabkan adanya penguatan indeks yang telah terjadi dalam sepekan hingga sebulan belakangan.
Robertus menuturkan, akan sangat wajar jika hari ini atau dalam sepekan ini indeks, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) , akan mengalami koreksi sehat dan masih dalam besaran yang wajar.
"Sebenarnya wajar aja kalau di hari ini atau hari hari mendatang akan ada koreksi wajar. Namun, secara outlook ke depannya kita masih cukup optimis bahwa menjelang akhir tahun lebih banyak berita positifnya meskipun jumlah kasus Covid-19 masih terus meningkat baik di dalam negeri maupun luar negeri tapi kita udah melihat sudah datang vaksin batch pertama dan beberapa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat sudah mulai melakukan imunisasi massal," ujar Robertus dalam acara Market Opening IDX Channel, Kamis (10/12/2020).
( )
Untuk level support dan resistance IHSG, Robertus menyampaikan bahwa level support akan berada di level 5.800-5.700, sementara untuk resistance akan berada di kisaran 6.000-6.300.
Jika bisa mencapai level tertinggi, tentunya hal ini akan menjadi sangat menarik karena dapat menjadi entry point kembali bagi para investor yang jangka waktunya bisa lebih lama atau bahkan memanfaatkan sentimen akhir tahun, window dressing dan Januari Effect nanti di bulan Januari 2021.
"Karena sepanjang sejarah masih cukup valid statistiknya membuktikan bahwa di bulan Desember dan Januari masih ada potensi penguatan yang bisa cukup signifikan untuk bisa dimanfaatkan investor baik jangka menengah maupun panjang," ucapnya.
( )
Di tengah situasi kenaikan saat ini, dia merekomendasikan kepada para investor untuk melakukan pembelian buy on weakness atau beli di harga bawah terhadap beberapa saham yang terdapat kesempatan untuk mengalami koreksi terlebih dahulu.
"Ini kesempatan untuk ambil lagi. Ada Bank Mandiri (BMRI), beberapa saham properti seperti Summarecon Agung (SMRA) dan beberapa saham blue chips dan second liner baik itu sektor pertambangan, perbankan, maupun properti menurut kami masih cukup menarik untuk bisa diperhatikan buy on weakness," kata dia.
Robertus menuturkan, akan sangat wajar jika hari ini atau dalam sepekan ini indeks, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) , akan mengalami koreksi sehat dan masih dalam besaran yang wajar.
"Sebenarnya wajar aja kalau di hari ini atau hari hari mendatang akan ada koreksi wajar. Namun, secara outlook ke depannya kita masih cukup optimis bahwa menjelang akhir tahun lebih banyak berita positifnya meskipun jumlah kasus Covid-19 masih terus meningkat baik di dalam negeri maupun luar negeri tapi kita udah melihat sudah datang vaksin batch pertama dan beberapa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat sudah mulai melakukan imunisasi massal," ujar Robertus dalam acara Market Opening IDX Channel, Kamis (10/12/2020).
( )
Untuk level support dan resistance IHSG, Robertus menyampaikan bahwa level support akan berada di level 5.800-5.700, sementara untuk resistance akan berada di kisaran 6.000-6.300.
Jika bisa mencapai level tertinggi, tentunya hal ini akan menjadi sangat menarik karena dapat menjadi entry point kembali bagi para investor yang jangka waktunya bisa lebih lama atau bahkan memanfaatkan sentimen akhir tahun, window dressing dan Januari Effect nanti di bulan Januari 2021.
"Karena sepanjang sejarah masih cukup valid statistiknya membuktikan bahwa di bulan Desember dan Januari masih ada potensi penguatan yang bisa cukup signifikan untuk bisa dimanfaatkan investor baik jangka menengah maupun panjang," ucapnya.
( )
Di tengah situasi kenaikan saat ini, dia merekomendasikan kepada para investor untuk melakukan pembelian buy on weakness atau beli di harga bawah terhadap beberapa saham yang terdapat kesempatan untuk mengalami koreksi terlebih dahulu.
"Ini kesempatan untuk ambil lagi. Ada Bank Mandiri (BMRI), beberapa saham properti seperti Summarecon Agung (SMRA) dan beberapa saham blue chips dan second liner baik itu sektor pertambangan, perbankan, maupun properti menurut kami masih cukup menarik untuk bisa diperhatikan buy on weakness," kata dia.
(ind)