Punya Efek Domino yang Kuat, Trimitra Betah di Bisnis Properti
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19 memaksa konsumen menunda rencana mereka untuk membeli rumah. Menyiasati itu, pemerintah membuat beberapa alternatif kebijakan untuk sektor properti .
Direktur Utama PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP) Indriati mengatakan, kebijakan pemerintah untuk sektor properti membuat perusahaan optimistis sektor ini akan bangkit. Pemerintah telah menyiapkan skema subsidi dan intervensi yang lebih tepat. ( Baca juga:Bisnis Properti Tetap Untung di Tengah Pandemi )
Selain itu, pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dilakukan secara padat karya dan bahan bangunan menggunakan industri dalam negeri.
"Sektor properti itu punya demand yang tidak pernah habis sampai sejauh ini. Kemudian kebijakan pemerintah untuk sektor properti ini sangat menguatkan kita utamanya dalam hal KPR bersubsidi. Belum lagi Tapera yang diluncurkan di tahun 2021," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Jumat (11/12/2020).
Dia melanjutkan, industri properti juga memberikan multiplier effect untuk 140 industri lainnya, seperti material bahan bangunan, genteng, semen, paku, besi, kayu, dan lainnya yang mendukung pertumbuhan sektor ini.
"Itu yang membuat kami di perusahaan tertantang untuk terus berkomitmen dalam sektor properti," imbuhnya.
Indriati menuturkan, perusahaan lebih berfokus pada segmen KPR bersubsidi di mana targetnya kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat perbankan lebih ketat dalam menyeleksi pembelian rumah. ( Baca juga:Vaksin Sinovac Belum Aman Untuk Usia Di Atas 60 Tahun, Yuk Kita Jaga Imunitas Lansia! )
"Kendalanya dari kebijakan perbankan yang lebih melakukan sedikit semacam pengetatan untuk pembelian KPR terhadap konsumen, karena adanya restrukturisasi akibat adanya pandemi ini. Tapi secara demand tetap menarik," ungkapnya.
Adapun perusahaan properti rumah bersubsidi ini lebih berfokus ke daerah Jawa Barat mengingat secara nasional permintaannya yang paling tinggi.
Direktur Utama PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP) Indriati mengatakan, kebijakan pemerintah untuk sektor properti membuat perusahaan optimistis sektor ini akan bangkit. Pemerintah telah menyiapkan skema subsidi dan intervensi yang lebih tepat. ( Baca juga:Bisnis Properti Tetap Untung di Tengah Pandemi )
Selain itu, pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dilakukan secara padat karya dan bahan bangunan menggunakan industri dalam negeri.
"Sektor properti itu punya demand yang tidak pernah habis sampai sejauh ini. Kemudian kebijakan pemerintah untuk sektor properti ini sangat menguatkan kita utamanya dalam hal KPR bersubsidi. Belum lagi Tapera yang diluncurkan di tahun 2021," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Jumat (11/12/2020).
Dia melanjutkan, industri properti juga memberikan multiplier effect untuk 140 industri lainnya, seperti material bahan bangunan, genteng, semen, paku, besi, kayu, dan lainnya yang mendukung pertumbuhan sektor ini.
"Itu yang membuat kami di perusahaan tertantang untuk terus berkomitmen dalam sektor properti," imbuhnya.
Indriati menuturkan, perusahaan lebih berfokus pada segmen KPR bersubsidi di mana targetnya kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat perbankan lebih ketat dalam menyeleksi pembelian rumah. ( Baca juga:Vaksin Sinovac Belum Aman Untuk Usia Di Atas 60 Tahun, Yuk Kita Jaga Imunitas Lansia! )
"Kendalanya dari kebijakan perbankan yang lebih melakukan sedikit semacam pengetatan untuk pembelian KPR terhadap konsumen, karena adanya restrukturisasi akibat adanya pandemi ini. Tapi secara demand tetap menarik," ungkapnya.
Adapun perusahaan properti rumah bersubsidi ini lebih berfokus ke daerah Jawa Barat mengingat secara nasional permintaannya yang paling tinggi.
(uka)