Pemerintah Dorong Serat Alam Lokal Jadi Bahan Baku Industri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan kepada para pelaku industri di Indonesia agar terus meningkatkan penggunaan bahan baku lokal dalam proses produksinya. “Optimalisasi terhadap potensi sumber daya lokal industri berbasis serat alam, nantinya diyakini dapat menunjang aktivitas industri yang berkelanjutan dan berkualitas di dalam negeri,” tuturnya di Jakarta, Minggu (13/12/2020).
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) melalui salah satu unit kerja binaannya, yakni Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta bekerja sama dengan Dewan Serat Indonesia (DSI) dalam mendorong penggunaan serat alam sebagai bahan baku bagi industri terkait. Upaya tersebut ditempuh dengan melakukan kegiatan untuk memperkenalkan serat alam, salah satunya melalui webinar dengan mengusung topik. “Pengetahuan Serat Alam”. Kegiatan yang berlangsung secara online melalui Zoom meeting tersebut diikuti oleh para pemangku kepentingan, di antaranya instansi pemerintah dan swasta, pelaku industri, asosiasi, serta akademisi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kepala BBKB Kemenperin, Titik Purwati Widowati menyampaikan, serat alam memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan yang berkualitas tinggi dan bisa dikembangkan terus-menerus. “Serat alam memiliki kelebihan dibandingkan serat sintetis karena dapat didaur ulang dan terbarukan. Sehingga peluang pengembangan serat alam di masa depan cukup menjanjikan,” jelas Titik.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DSI Euis Saedah mengatakan, pihaknya mengusulkan peta jalan bagi pengembangan industri serat Indonesia pada 2020-2024. Menurutnya, serat alam seperti kapas, rami, sisal, abaka, kenaf, dan serat nanas berpotensi dikembangkan di Indonesia. “Apalagi bahan bakunya memang banyak terdapat di Indonesia,” ujarnya.
DSI juga menjelaskan karakteristik dan contoh serat alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. “Indonesia merupakan lumbung serat dunia, sehingga kekayaan serat ini perlu dimanfaatkan secara optimal,” ujar Euis.
Penyelenggaraan webinar pengetahuan serat alam tersebut menargetkan peningkatan kesadaran di kalangan pelaku industri, khususnya di industri kerajinan dan batik untuk menggunakan serat alam sebagai bahan baku produk, sehingga nantinya akan tercipta diversifikasi produk kerajinan dan batik berbahan baku lokal dan ramah lingkungan.
Secara terpisah, Kepala BPPI Kemenperin Doddy Rahadi mengemukakan, potensi serat alam di Indonesia yang sangat melimpah seharusnya menjadi motivasi tersendiri bagi para pemangku kepentingan, termasuk lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) untuk menghasilkan material baru melalui diversifikasi produk industri dari serat alam. “Sekarang tinggal bagaimana kita dapat memanfaatkan potensi serat alam lokal ini menjadi bagian penting bernilai ekonomis untuk mendukung setiap tahap rantai industri berbasis serat alam,” tegasnya.
Lihat Juga: Prodi Teknik Mesin President University Banyak Cetak SDM Berkualitas, Ini Kunci Suksesnya
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) melalui salah satu unit kerja binaannya, yakni Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta bekerja sama dengan Dewan Serat Indonesia (DSI) dalam mendorong penggunaan serat alam sebagai bahan baku bagi industri terkait. Upaya tersebut ditempuh dengan melakukan kegiatan untuk memperkenalkan serat alam, salah satunya melalui webinar dengan mengusung topik. “Pengetahuan Serat Alam”. Kegiatan yang berlangsung secara online melalui Zoom meeting tersebut diikuti oleh para pemangku kepentingan, di antaranya instansi pemerintah dan swasta, pelaku industri, asosiasi, serta akademisi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kepala BBKB Kemenperin, Titik Purwati Widowati menyampaikan, serat alam memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan yang berkualitas tinggi dan bisa dikembangkan terus-menerus. “Serat alam memiliki kelebihan dibandingkan serat sintetis karena dapat didaur ulang dan terbarukan. Sehingga peluang pengembangan serat alam di masa depan cukup menjanjikan,” jelas Titik.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DSI Euis Saedah mengatakan, pihaknya mengusulkan peta jalan bagi pengembangan industri serat Indonesia pada 2020-2024. Menurutnya, serat alam seperti kapas, rami, sisal, abaka, kenaf, dan serat nanas berpotensi dikembangkan di Indonesia. “Apalagi bahan bakunya memang banyak terdapat di Indonesia,” ujarnya.
DSI juga menjelaskan karakteristik dan contoh serat alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. “Indonesia merupakan lumbung serat dunia, sehingga kekayaan serat ini perlu dimanfaatkan secara optimal,” ujar Euis.
Penyelenggaraan webinar pengetahuan serat alam tersebut menargetkan peningkatan kesadaran di kalangan pelaku industri, khususnya di industri kerajinan dan batik untuk menggunakan serat alam sebagai bahan baku produk, sehingga nantinya akan tercipta diversifikasi produk kerajinan dan batik berbahan baku lokal dan ramah lingkungan.
Secara terpisah, Kepala BPPI Kemenperin Doddy Rahadi mengemukakan, potensi serat alam di Indonesia yang sangat melimpah seharusnya menjadi motivasi tersendiri bagi para pemangku kepentingan, termasuk lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) untuk menghasilkan material baru melalui diversifikasi produk industri dari serat alam. “Sekarang tinggal bagaimana kita dapat memanfaatkan potensi serat alam lokal ini menjadi bagian penting bernilai ekonomis untuk mendukung setiap tahap rantai industri berbasis serat alam,” tegasnya.
Lihat Juga: Prodi Teknik Mesin President University Banyak Cetak SDM Berkualitas, Ini Kunci Suksesnya
(nng)