Rencana Private Placement IMPC Mendapat Restu dari Pemegang Saham
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) pada hari ini telah menyetujui Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Direktur Utama Perseroan, Haryanto Tjiptodihardjo, mengatakan Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor penuh atau 483.350.000 lembar saham, yang akan ditawarkan kepada calon pemodal.
(Baca Juga: Impack Pratama Industri Tbk Ikut Berperan Tanggulangi COVID-19 )
Rencana penggunaan dana adalah untuk memperkuat struktur permodalan, memenuhi kebutuhan belanja modal dan modal kerja serta pelunasan obligasi Seri B sebesar Rp100 miliar, yang akan jatuh tempo tanggal 2 Desember 2021 nanti.
“Private Placement memberikan opsi lebih luas kepada Perseroan bila diperlukan pendanaan untuk pengembangan usaha dalam dua tahun mendatang. Selain itu akan menambah jumlah saham free float Perseroan di pasar, sehingga likuiditas perdagangan saham Perseroan di Bursa akan meningkat," terang Haryanto.
"Perseroan akan berbijaksana dalam penggunaan dana hasil pelaksanaan Private Placement agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan kinerja Perseroan, sebagai bentuk tanggung jawab kepada Pemangku Kepentingan," sambungnya.
(Baca Juga: Sepak Terjang Emiten Terhadap Masalah Lingkungan dan Sosial Bisa Jadi Pertimbangan untuk Investor )
Apabila pelaksanaan PMTHMETD tersebut terealisasi sepenuhnya, maka modal ditempatkan dan disetor Perseroan akan bertambah dan menjadi sekitar Rp53,16 miliar. Atas pelaksanaan PMTHMETD ini, dilusi yang akan dialami pemegang saham relatif kecil, yaitu sebanyak-banyaknya 9,09%. Jumlah saham yang dimiliki Pemegang Saham sebelum dan sesudah PMTHMETD tidak mengalami perubahan.
Kondisi Keuangan Perseroan
Perseroan optimis penjualan tahun 2020 akan ditutup sekitar Rp1,75 triliun, di atas estimasi awal Rp1,6 triliun. Laba bersih juga diharapkan melampaui estimasi awal dari semula Rp103miliar menjadi di kisaran Rp120-125 miliar.
Untuk tahun 2021, Perseroan menargetkan angka penjualan di Rp1,9 triliun dan laba bersih Rp165miliar. Angka tersebut menurut Perseroan realistis dikarenakan tahun depan kondisi perekonomian Indonesia dan Asia Pasifik dinilai belum pulih sepenuhnya.
Direktur Utama Perseroan, Haryanto Tjiptodihardjo, mengatakan Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor penuh atau 483.350.000 lembar saham, yang akan ditawarkan kepada calon pemodal.
(Baca Juga: Impack Pratama Industri Tbk Ikut Berperan Tanggulangi COVID-19 )
Rencana penggunaan dana adalah untuk memperkuat struktur permodalan, memenuhi kebutuhan belanja modal dan modal kerja serta pelunasan obligasi Seri B sebesar Rp100 miliar, yang akan jatuh tempo tanggal 2 Desember 2021 nanti.
“Private Placement memberikan opsi lebih luas kepada Perseroan bila diperlukan pendanaan untuk pengembangan usaha dalam dua tahun mendatang. Selain itu akan menambah jumlah saham free float Perseroan di pasar, sehingga likuiditas perdagangan saham Perseroan di Bursa akan meningkat," terang Haryanto.
"Perseroan akan berbijaksana dalam penggunaan dana hasil pelaksanaan Private Placement agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan kinerja Perseroan, sebagai bentuk tanggung jawab kepada Pemangku Kepentingan," sambungnya.
(Baca Juga: Sepak Terjang Emiten Terhadap Masalah Lingkungan dan Sosial Bisa Jadi Pertimbangan untuk Investor )
Apabila pelaksanaan PMTHMETD tersebut terealisasi sepenuhnya, maka modal ditempatkan dan disetor Perseroan akan bertambah dan menjadi sekitar Rp53,16 miliar. Atas pelaksanaan PMTHMETD ini, dilusi yang akan dialami pemegang saham relatif kecil, yaitu sebanyak-banyaknya 9,09%. Jumlah saham yang dimiliki Pemegang Saham sebelum dan sesudah PMTHMETD tidak mengalami perubahan.
Kondisi Keuangan Perseroan
Perseroan optimis penjualan tahun 2020 akan ditutup sekitar Rp1,75 triliun, di atas estimasi awal Rp1,6 triliun. Laba bersih juga diharapkan melampaui estimasi awal dari semula Rp103miliar menjadi di kisaran Rp120-125 miliar.
Untuk tahun 2021, Perseroan menargetkan angka penjualan di Rp1,9 triliun dan laba bersih Rp165miliar. Angka tersebut menurut Perseroan realistis dikarenakan tahun depan kondisi perekonomian Indonesia dan Asia Pasifik dinilai belum pulih sepenuhnya.
(akr)