Cintai Bumi, Gunakan Material Bangunan Hemat Energi
loading...
A
A
A
PENGHEMATAN bahan baku sangat erat kaitannya dengan pembangunan rumah hemat energi. Selain menjadi penentu desain, bahan bangunan adalah elemen yang menghabiskan biaya paling banyak saat membangun rumah. Belum lagi limbah material yang dihasilkannya setelah membangun.
Jika Anda berniat membangun rumah dengan menggunakan material hemat energi, arsitek Bambang Suskiyatno mengatakan, ada beberapa poin yang harus diperhatikan saat memilih material hemat energi. Energi ini dapat berupa bahan bakar dan tenaga yang digunakan saat proses produksi.
"Bahan bangunan saat diproduksi pasti menggunakan sumber alam berasal dari tambang, hutan, atau hasil sungai. Hasil tambah seperti logam dan mineral merupakan sumber alam yang tidak dapat diperbaharui, yang artinya lama kelamaan akan habis. Sementara kayu dapat diperoleh kembali dari penanaman," kata Bambang.
Mengingat proses produksi bahan bangunan sangat menghabiskan energi, alangkah baiknya jika limbah material yang sudah ada dimanfaatkan secara maksimal. Contohnya, serbuk gergaji diolah menjadi lembaran kayu atau agregat beton dihancurkan dan dijadikan campuran beton.
Seperti yang telah dibahas, kayu adalah material yang dapat diperbaharui dengan cara ditanam kembali. Selain itu, terdapat bambu yang merupakan material yang mudah dibudidayakan hanya dalam waktu tuga tahun.
Penggunaan material bekas juga bisa menghemat energi karena tidak ada energi baru yang dihabiskan untuk memproduksinya. "Selain memanfaatkan bahan bekas, saat membangun dengan material baru perlu dipertimbangkan untuk memilih material yang dapat digunakan kembali saat rumah dibongkar," tambahnya.
Langkah terakhir adalah pilih material yang mudah perawatannya. "Selalu pilih material yang tidak perlu perawatan untuk menghemat energi karena dengan begitu, tidak diperlukan penggantian material baru yang sama dengan memboroskan biaya," tutur Bambang.
Jika Anda berniat membangun rumah dengan menggunakan material hemat energi, arsitek Bambang Suskiyatno mengatakan, ada beberapa poin yang harus diperhatikan saat memilih material hemat energi. Energi ini dapat berupa bahan bakar dan tenaga yang digunakan saat proses produksi.
"Bahan bangunan saat diproduksi pasti menggunakan sumber alam berasal dari tambang, hutan, atau hasil sungai. Hasil tambah seperti logam dan mineral merupakan sumber alam yang tidak dapat diperbaharui, yang artinya lama kelamaan akan habis. Sementara kayu dapat diperoleh kembali dari penanaman," kata Bambang.
Mengingat proses produksi bahan bangunan sangat menghabiskan energi, alangkah baiknya jika limbah material yang sudah ada dimanfaatkan secara maksimal. Contohnya, serbuk gergaji diolah menjadi lembaran kayu atau agregat beton dihancurkan dan dijadikan campuran beton.
Seperti yang telah dibahas, kayu adalah material yang dapat diperbaharui dengan cara ditanam kembali. Selain itu, terdapat bambu yang merupakan material yang mudah dibudidayakan hanya dalam waktu tuga tahun.
Penggunaan material bekas juga bisa menghemat energi karena tidak ada energi baru yang dihabiskan untuk memproduksinya. "Selain memanfaatkan bahan bekas, saat membangun dengan material baru perlu dipertimbangkan untuk memilih material yang dapat digunakan kembali saat rumah dibongkar," tambahnya.
Langkah terakhir adalah pilih material yang mudah perawatannya. "Selalu pilih material yang tidak perlu perawatan untuk menghemat energi karena dengan begitu, tidak diperlukan penggantian material baru yang sama dengan memboroskan biaya," tutur Bambang.
(wan)