Mentan: Waspadai Iklim Ekstrem di 2021

Kamis, 31 Desember 2020 - 10:43 WIB
loading...
Mentan: Waspadai Iklim...
Kementan meyiapkan antisipasi iklim ekstrem di 2021 yang dapat mempengaruhi produksi pangan nasional. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa tahun depan pihaknya akan bergerak cepat mengantisipasi kemungkinan adanya iklim ekstrem yang mempengaruhi jalannya produksi pangan di musim tanam 2021.

Menurut Mentan, antisipasi itu sudah dirancang dengan percepatan tanam, infrastruktur air, serta pencocokan validasi cuaca dengan menggunakan data BMKG.

(Baca Juga: Mau Tutup Tahun, Mentan Pastikan Stok Pangan Aman hingga 2021)

"Selama ini kita selalu bersoal dengan masalah cuaca dan hama. Karena itu kita lakukan mapping serta kerja sama dengan BMKG. Yang pasti kita terus bergerak cepat. Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik dan bukan hanya beras yang terpenuhi, tapi komoditas lain selalu tersedia," ujar Mentan di Jakarta, Kamis (31/12/2020).

Mentan menyampaikan, keberhasilan Indonesia dalam menjaga ketersediaan pangan adalah modal utama dalam melakukan fokus kerja di tahun depan. Karena itu, pendekatan kerja yang diambil harus berjalan efektif dan efisien.

"Pertanian di tahun 2021 itu sudah kita rancang pada tahun 2020, karena itu kita hanya perlu melakukan intervensi agar produksi tahun depan berjalan dengan lancar serta sesuai dengan harapnya. Insyaallah cuaca bisa kita kendalikan," katanya.

(Baca Juga: Lanjutkan Pemulihan Gambut dan Mangrove, Pemerintah Perkuat Kebijakan Iklim)

Namun secara umum, kata Mentan, pihaknya sudah mempersiapkan pasokan beras dari Musim Tanam 1 dan 2 yang digarap pada Januari-Juni 2020 dengan stok mencapai 7,4 juta ton, dimana produksi yang ada mencapai 17 juta ton dengan kebutuhan konsumsi sebesar 15 juta ton.

"Untuk kesiapan 2021 kami sudah masuk dari Oktober 2020 sampai panen raya di Maret 2021 mendatang dengan luas lahan 8 juta hektare dan hasilnya bisa mencapai 18,5 juta ton sampai Juni 2021. Berarti stok akhir kita di 2021 menyampai 8-9 juta ton," katanya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2154 seconds (0.1#10.140)