BNI Uji Coba Smart Farming di 5 Provinsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketahanan pangan nasional menjadi salah satu fokus utama pemerintah Presiden Joko Widodo. Pandemi Covid-19 yang belum diketahui masa berakhirnya semakin mendorong pemerintah untuk menggalang program pertanian guna ketahanan pangan nasional. Salah satu bentuk dukungan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) adalah program BNI Smart Farming.
Melalui program tersebut, BNI terus bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Bahkan, BNI turut melibatkan startup agriteknologi, salah satunya PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (PT MSMB) dalam menginisiasi program Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 sebagai program kegiatan untuk membantu petani meningkatkan hasil budi dayanya. (Baca: Top! Cash Management BNI Juara 1 Survey Euromoney)
Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal mengatakan, program BNI Smart Farming ini lebih menekankan nilai tambah pada peranan BNI dalam memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah dan mudah disertai pendampingan yang memanfaatkan teknologi pertanian digital selama proses budi daya.
“Program BNI Smart Farming yang dihadirkan telah dipersiapkan agar sejak awal modal kerja pertanian diterima akan mendapat rekomendasi pertanian yang tepat, sistem pemupukan yang presisi hingga penanganan hama dan pemanenan,” ujar dia, dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Di sisi lain, lanjut dia, perbankan juga memanfaatkan Smart Farming melalui dashboard dari aplikasi bertani untuk monitoring on farm, pendampingan pertanian, yang muaranya untuk dapat memastikan kualitas kredit bank yang lebih baik dan inklusi keuangan di sektor pertanian. (Baca juga: 5 Fakta Parosmia, Gejala Baru Covid-19)
"Memasuki musim panen, telah disiapkan fitur di dalam aplikasi agar mengakomodasi hasil produksi petani diserap oleh offtaker mitra BNI . Dengan menempatkan alat sensor di lahan, maka kondisi tanaman sejak sebelum, saat tanam, pemeliharaan, hingga pemanenan dapat terpantau secara real time,” paparnya.
Rekomendasi diperoleh dari alat sensor yang dapat menjangkau area hingga seluas 100 Ha akan terkoneksi dengan aplikasi yang disematkan ke dalam gadget berbasis android milik petani sehingga kondisi lahan khususnya yang berkaitan dengan curah hujan, suhu, kondisi tanah (Ph), hingga kebutuhan pupuk dapat terdeteksi dengan mudah.
Dari sisi cost efficiency, rekomendasi dari sensor yang disematkan ke dalam aplikasi di genggaman petani tidak hanya akan memudahkan petani, tetapi juga memberikan pola pertanian yang paling baik termasuk intensitas penggunaan pupuk. Dengan demikian, petani akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dan efektif, hasil lahan/ladangnya mudah dijangkau pasar serta akhirnya menjadi petani yang profesional dan berkualitas. “Dengan volume hasil panen yang meningkat dan kualitas hasil yang lebih baik maka kesejahteraan petani akan semakin terjamin,” katanya. (Lihat videonya: Bangkai Pesawat Diduga Air Asia Ditemukan di Kalteng)
Selama tahun 2020, beberapa kegiatan program Smart Farming ini diimplementasikan di 6 (enam) titik di 5 (lima) provinsi di Indonesia dan manfaatnya telah dirasakan oleh para petani.
Salah satu petani dari Situbondo Fero Kamahendra menceritakan bahwa di daerahnya petani telah merasakan manfaat yang positif dari kehadiran Program Smart Farming ini di mana selain mendapat dukungan permodalan untuk bertani, petani di daerahnya telah didukung dengan alat sensor. " BNI benar-benar memperhatikan masyarakat pertanian di daerah kami." ujar Fero. (Hatim Varabi)
Melalui program tersebut, BNI terus bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Bahkan, BNI turut melibatkan startup agriteknologi, salah satunya PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (PT MSMB) dalam menginisiasi program Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 sebagai program kegiatan untuk membantu petani meningkatkan hasil budi dayanya. (Baca: Top! Cash Management BNI Juara 1 Survey Euromoney)
Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal mengatakan, program BNI Smart Farming ini lebih menekankan nilai tambah pada peranan BNI dalam memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah dan mudah disertai pendampingan yang memanfaatkan teknologi pertanian digital selama proses budi daya.
“Program BNI Smart Farming yang dihadirkan telah dipersiapkan agar sejak awal modal kerja pertanian diterima akan mendapat rekomendasi pertanian yang tepat, sistem pemupukan yang presisi hingga penanganan hama dan pemanenan,” ujar dia, dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Di sisi lain, lanjut dia, perbankan juga memanfaatkan Smart Farming melalui dashboard dari aplikasi bertani untuk monitoring on farm, pendampingan pertanian, yang muaranya untuk dapat memastikan kualitas kredit bank yang lebih baik dan inklusi keuangan di sektor pertanian. (Baca juga: 5 Fakta Parosmia, Gejala Baru Covid-19)
"Memasuki musim panen, telah disiapkan fitur di dalam aplikasi agar mengakomodasi hasil produksi petani diserap oleh offtaker mitra BNI . Dengan menempatkan alat sensor di lahan, maka kondisi tanaman sejak sebelum, saat tanam, pemeliharaan, hingga pemanenan dapat terpantau secara real time,” paparnya.
Rekomendasi diperoleh dari alat sensor yang dapat menjangkau area hingga seluas 100 Ha akan terkoneksi dengan aplikasi yang disematkan ke dalam gadget berbasis android milik petani sehingga kondisi lahan khususnya yang berkaitan dengan curah hujan, suhu, kondisi tanah (Ph), hingga kebutuhan pupuk dapat terdeteksi dengan mudah.
Dari sisi cost efficiency, rekomendasi dari sensor yang disematkan ke dalam aplikasi di genggaman petani tidak hanya akan memudahkan petani, tetapi juga memberikan pola pertanian yang paling baik termasuk intensitas penggunaan pupuk. Dengan demikian, petani akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dan efektif, hasil lahan/ladangnya mudah dijangkau pasar serta akhirnya menjadi petani yang profesional dan berkualitas. “Dengan volume hasil panen yang meningkat dan kualitas hasil yang lebih baik maka kesejahteraan petani akan semakin terjamin,” katanya. (Lihat videonya: Bangkai Pesawat Diduga Air Asia Ditemukan di Kalteng)
Selama tahun 2020, beberapa kegiatan program Smart Farming ini diimplementasikan di 6 (enam) titik di 5 (lima) provinsi di Indonesia dan manfaatnya telah dirasakan oleh para petani.
Salah satu petani dari Situbondo Fero Kamahendra menceritakan bahwa di daerahnya petani telah merasakan manfaat yang positif dari kehadiran Program Smart Farming ini di mana selain mendapat dukungan permodalan untuk bertani, petani di daerahnya telah didukung dengan alat sensor. " BNI benar-benar memperhatikan masyarakat pertanian di daerah kami." ujar Fero. (Hatim Varabi)
(ysw)