IHSG Awal Tahun 2021, Realisasi Vaksin Covid-19 Jadi Perhatian Utama Investor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyebut bahwa pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal tahun 2021 akan dipengaruhi oleh realisasi vaksin Covid-19 . Menurutnya, sentimen investor pada perdagangan awal tahun ini masih berpusat pada realisasi vaksin.
"Biasanya perdagangan pembukaan akan cukup baik, tapi setelah itu mungkin akan sedikit terkonsolidasi di pekan ini, jadi mungkin indeksnya akan agak bagus pekan ini, cenderung menunggu bagaimana realisasi vaksin," ujar Hans saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (5/1/2021).
(Baca Juga: 32 Provinsi Sudah Terima Vaksin Sinovac, Bio Farma Distribusikan 714.240 Dosis )
Sementara itu, terkait larangan Warga Negara Asing (WNA) untuk masuk ke Indonesia pada 1-14 Januari 2021 tidak terlalu menjadi sentimen pada pergerakan IHSG pekan ini. Hans menyebut, sentimen tersebut telah mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan pekan lalu dan membuat IHSG anjlok.
Selain pelarangan WNA, anjloknya IHSG pekan lalu juga didorong kekhawatiran pelaku pasar dengan adanya pernyataan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria tentang kemungkinan wilayahnya akan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang ketat.
"Dan itu menyebabkan pasar terkoreksi turun, bersamaan juga dengan pernyataan menteri luar negeri yang melarang WNA masuk ke Indonesia. Jadi, dua faktor itu sebenarnya sudah terjadi di pasar dan kalau kita lihat kan ga terjadi PSBB ketat dan cenderung dilakukan PSBB transisi lagi," ucapnya.
Untuk pergerakan awal tahun ini, Hans mengatakan bahwa pasar modal Indonesia tidak mendapat banyak sentimen positif. Sentimen secara global menurutnya akan berfokus pada menunggu bagaimana pandemi Covid-19 dengan varian baru karena disebut akan menyebabkan lockdown yang ketat di berbagai negara.
(Baca Juga: Bio Farma Sesumbar Vaksin Sinovac Mampu Melumpuhkan Covid-19 )
Sementara itu, sentimen dalam negeri, investor akan menunggu realisasi vaksin, karena sesuai jadwal yang disampaikan pemerintah bahwa pada Januari 2021 sudah mulai tahapan vaksinasi.
"Tapi vaksin yang dapat izin efektif dari BPOM apakah udah mengeluarkan izin pemakaian darurat vaksin Sinovac? kemudian kapan kira kira hasil uji klinis ketiga vaksin Sinovac keluar, itu jadi pertanyaan," ucapnya.
"Padahal kalau di China bukan Sinovac yang mendapat license tapi Sinovarm, Sinovarm adalah BUMN saingan Sinovac, dia mendapatkan izin pemakaian darurat di China karena efektivitasnya 79 persen, lebih rendah daripada uji di Uni Emirat Arab 86 persen. Jadi, ini yang menjadi pertanyaan di pasar," sambungnya.
"Biasanya perdagangan pembukaan akan cukup baik, tapi setelah itu mungkin akan sedikit terkonsolidasi di pekan ini, jadi mungkin indeksnya akan agak bagus pekan ini, cenderung menunggu bagaimana realisasi vaksin," ujar Hans saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (5/1/2021).
(Baca Juga: 32 Provinsi Sudah Terima Vaksin Sinovac, Bio Farma Distribusikan 714.240 Dosis )
Sementara itu, terkait larangan Warga Negara Asing (WNA) untuk masuk ke Indonesia pada 1-14 Januari 2021 tidak terlalu menjadi sentimen pada pergerakan IHSG pekan ini. Hans menyebut, sentimen tersebut telah mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan pekan lalu dan membuat IHSG anjlok.
Selain pelarangan WNA, anjloknya IHSG pekan lalu juga didorong kekhawatiran pelaku pasar dengan adanya pernyataan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria tentang kemungkinan wilayahnya akan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total yang ketat.
"Dan itu menyebabkan pasar terkoreksi turun, bersamaan juga dengan pernyataan menteri luar negeri yang melarang WNA masuk ke Indonesia. Jadi, dua faktor itu sebenarnya sudah terjadi di pasar dan kalau kita lihat kan ga terjadi PSBB ketat dan cenderung dilakukan PSBB transisi lagi," ucapnya.
Untuk pergerakan awal tahun ini, Hans mengatakan bahwa pasar modal Indonesia tidak mendapat banyak sentimen positif. Sentimen secara global menurutnya akan berfokus pada menunggu bagaimana pandemi Covid-19 dengan varian baru karena disebut akan menyebabkan lockdown yang ketat di berbagai negara.
(Baca Juga: Bio Farma Sesumbar Vaksin Sinovac Mampu Melumpuhkan Covid-19 )
Sementara itu, sentimen dalam negeri, investor akan menunggu realisasi vaksin, karena sesuai jadwal yang disampaikan pemerintah bahwa pada Januari 2021 sudah mulai tahapan vaksinasi.
"Tapi vaksin yang dapat izin efektif dari BPOM apakah udah mengeluarkan izin pemakaian darurat vaksin Sinovac? kemudian kapan kira kira hasil uji klinis ketiga vaksin Sinovac keluar, itu jadi pertanyaan," ucapnya.
"Padahal kalau di China bukan Sinovac yang mendapat license tapi Sinovarm, Sinovarm adalah BUMN saingan Sinovac, dia mendapatkan izin pemakaian darurat di China karena efektivitasnya 79 persen, lebih rendah daripada uji di Uni Emirat Arab 86 persen. Jadi, ini yang menjadi pertanyaan di pasar," sambungnya.
(akr)