Terungkap! Indonesia Negara Pengimpor Kedelai Terbesar Kedua di Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga kedelai melonjak di pasar global. Hal ini pun membuat harga kedelai dalam negeri turut mengalami kenaikan. Guru Besar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, negara produsen kedelai seperti Argentina sudah menaikkan harga kedelai hampir 100% sejak Mei 2020. Di sisi lain juga ada masalah penumpukan di pelabuhan sehingga Argentina tidak bisa mengekspor kedelai ke negara lain.
"Dua minggu lalu, Argentina menyetop ekspor ke negara lain karena stok dunia menurun. Otomatis harga melonjak relatif tinggi," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Kamis (7/1/2021).
Dia melanjutkan, Indonesia merupakan negara importir kedelai terbesar ke dua di dunia setelah China. Masalahnya saat ini China sudah memborong kedelai dari Brazil dengan jumlah yang cukup besar. "Sekarang pun China masih mencari kedelai di pasar dunia dan berusaha mendapatkan kedelai dari Amerika Serikat. Jadi stok dunia menurun sehingga menyebabkan harga barang melonjak," ungkapnya.
Menurut Andreas, Indonesia harus mewaspadai kenaikan harga kedelai ini. Pasalnya, ada kemungkinan harga kedelai di pasar global akan terus naik. Belum lagi masalah kekeringan di Amerika Latin yang bisa menyebabkan produksi kedelai di negara produsen mengalami penurunan. "Harga kedelai dari negara produsennya sekitar Rp6.800 hingga Rp7.000 per kilogram. Tetapi ketika sampai di pelabuhan Indonesia sekitar Rp9.000- Rp9.500 dan ini masih ada potensi naik terus, bisa di atas Rp10.000," jelasnya.
Dia menuturkan, produksi kedelai di beberapa negara Amerika Latin seperti Brazil, Uruguay juga berpotensi mengalami penurunan sehingga berdampak pada pasokan kedelai internasional. "Kalau di Amerika dan Kanada sebagai produsen kedelai, saya tidak melihat ada gangguan iklim. Tapi kalau di Amerika Latin terjadi gangguan iklim, maka karakter produk pertanian itu turun sedikit saja harganya bisa melonjak tinggi," tuturnya
"Dua minggu lalu, Argentina menyetop ekspor ke negara lain karena stok dunia menurun. Otomatis harga melonjak relatif tinggi," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Kamis (7/1/2021).
Dia melanjutkan, Indonesia merupakan negara importir kedelai terbesar ke dua di dunia setelah China. Masalahnya saat ini China sudah memborong kedelai dari Brazil dengan jumlah yang cukup besar. "Sekarang pun China masih mencari kedelai di pasar dunia dan berusaha mendapatkan kedelai dari Amerika Serikat. Jadi stok dunia menurun sehingga menyebabkan harga barang melonjak," ungkapnya.
Menurut Andreas, Indonesia harus mewaspadai kenaikan harga kedelai ini. Pasalnya, ada kemungkinan harga kedelai di pasar global akan terus naik. Belum lagi masalah kekeringan di Amerika Latin yang bisa menyebabkan produksi kedelai di negara produsen mengalami penurunan. "Harga kedelai dari negara produsennya sekitar Rp6.800 hingga Rp7.000 per kilogram. Tetapi ketika sampai di pelabuhan Indonesia sekitar Rp9.000- Rp9.500 dan ini masih ada potensi naik terus, bisa di atas Rp10.000," jelasnya.
Dia menuturkan, produksi kedelai di beberapa negara Amerika Latin seperti Brazil, Uruguay juga berpotensi mengalami penurunan sehingga berdampak pada pasokan kedelai internasional. "Kalau di Amerika dan Kanada sebagai produsen kedelai, saya tidak melihat ada gangguan iklim. Tapi kalau di Amerika Latin terjadi gangguan iklim, maka karakter produk pertanian itu turun sedikit saja harganya bisa melonjak tinggi," tuturnya
(nng)