Miris! Impor Kedelai Bisa Tembus 7,2 Juta Ton
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia merupakan negara importir kedelai terbesar di dunia setelah China. Guru Besar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, total impor kedelai ke dalam negeri bisa mencapai 7,2 juta ton di tahun 2020.
Menurut dia, jumlah impor kedelai tersebut mencakup biji kedelai yang dipergunakan untuk kebutuhan industri tahu dan tempe serta kedelai yang digunakan untuk tepung dan lainnya. "Ada yang mengatakan impor kedelai 2,6 juta ton. Itu adalah biji kedelai yang digunakan pengrajin tahu dan tempe, bukan total kedelai. Saya perkirakan total impor kedelai 7,2 juta ton di tahun 2020," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Kamis (7/1/2021).
Andreas menuturkan, ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor sangat tinggi. Hampir 90% kebutuhan kedelai di dalam negeri harus dipenuhi dari impor. Selain kedelai, impor pangan lainnya yang juga perlu diwaspadai adalah gandum. Saat ini komoditas gandum memenuhi 25,4% kebutuhan pokok tahunan Indonesia. "Ini sudah luar biasa nilainya. Tahun lalu impor gandum sudah 11,1 juta ton. Kedua, memang impor kedelai. Dua hal ini yang akan menjadi masalah," ungkap Andreas.
Dia menambahkan, impor pangan yang perlu perhatian lainnya adalah beras. Namun dia memastikan untuk tahun 2021 produksi beras di dalam negeri aman. "Beras memang krusial. Kalau ada gangguan produksi dan kita tidak bisa mengimpor, itu dampaknya akan luar biasa. Tapi untuk beras saya pastikan untuk tahun 2021 ini aman, tidak ada masalah," tandasnya.
Menurut dia, jumlah impor kedelai tersebut mencakup biji kedelai yang dipergunakan untuk kebutuhan industri tahu dan tempe serta kedelai yang digunakan untuk tepung dan lainnya. "Ada yang mengatakan impor kedelai 2,6 juta ton. Itu adalah biji kedelai yang digunakan pengrajin tahu dan tempe, bukan total kedelai. Saya perkirakan total impor kedelai 7,2 juta ton di tahun 2020," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Kamis (7/1/2021).
Andreas menuturkan, ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor sangat tinggi. Hampir 90% kebutuhan kedelai di dalam negeri harus dipenuhi dari impor. Selain kedelai, impor pangan lainnya yang juga perlu diwaspadai adalah gandum. Saat ini komoditas gandum memenuhi 25,4% kebutuhan pokok tahunan Indonesia. "Ini sudah luar biasa nilainya. Tahun lalu impor gandum sudah 11,1 juta ton. Kedua, memang impor kedelai. Dua hal ini yang akan menjadi masalah," ungkap Andreas.
Dia menambahkan, impor pangan yang perlu perhatian lainnya adalah beras. Namun dia memastikan untuk tahun 2021 produksi beras di dalam negeri aman. "Beras memang krusial. Kalau ada gangguan produksi dan kita tidak bisa mengimpor, itu dampaknya akan luar biasa. Tapi untuk beras saya pastikan untuk tahun 2021 ini aman, tidak ada masalah," tandasnya.
(nng)