Merger Tokopedia-Gojek Bukan Monopoli, Ekonom Sebut Wajar

Senin, 11 Januari 2021 - 14:36 WIB
loading...
Merger Tokopedia-Gojek Bukan Monopoli, Ekonom Sebut Wajar
Kacamata KPPU, menurutnya, memang tidak bisa hanya lihat dari satu sisi saja. Perlu melihat perspektif lain dari rencana merger Gojek dengan Tokopedia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan keuntungan konsumen lebih dominan dari rencana merger Gojek dengan Tokopedia . Adapun isu dominasi pasar yang mungkin menjadi perhatian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) diminta agar dinilai secara lebih bijak.

”Menurut saya tidak relevan antara isu asing vs tidak asing. KPPU tak boleh dianggap ini dominasi pasar karena kita punya Undang-Undang (UU) Persaingan Usaha kan. Trennya ke depan ini pasti akan ada banyak perusahaan yang akan merger dan akuisisi,” ungkap Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani.

(Baca Juga: Merger Unicorn, Gojek-Tokopedia Lebih Disambut Dibandingkan Grab )

Kacamata KPPU, menurutnya, memang tidak bisa hanya lihat dari satu sisi saja. Perlu melihat perspektif lain bahwa persaingan ini sehat.

Berkaitan dengan rencana merger Tokopedia dengan Gojek, dinilai Aviliani sebagai praktik bisnis yang wajar karena ekosistem akan terjadi dengan sendirinya. ”Dengan win-win solution,” terusnya.

Tokopedia adalah platform jual beli barang dan menjadi salah satu e-Commerce yang menguasai pasar. ”Sedangkan Gojek punya ekosistem layanan transportasi, makanan, dan lainnya. Gojek belum punya e-Commerce. Dengan merger maka keduanya semakin besar,” Aviliani menjelaskan.

Ekosistem digital yang lebih kuat berpotensi terbangun dari penggabungan dua entitas tersebut. Terlebih Gojek segera menjadi salah satu pemilik bank dengan keunggulan digital yaitu Bank Jago.

”Maka toko-toko yang berada dalam Tokopedia bisa dengan mudah mendapat pinjaman dari bank tersebut. Terbangunlah ekosistem digital,” jelasnya.

Hal tersebut akan terjadi secara lebih efisien. Aviliani mengatakan, tanpa kolaborasi, seandainya masing-masing pihak membuka layanan sendiri-sendiri maka akan membutuhkan investasi dengan dana yang besar.

”Sedangkan dengan bergabung jadi lebih cepat membangunnya. Maka kalau mau jual sebagian saham, buat Gojek tentu untung dapat data banyak dari Tokopedia. Karena mereka dapat tawarkan kredit ke seller di tokopedia,” imbuhnya.

Aviliani lebih melihat dampak langsung berupa keuntungan bagi konsumen dari rencana merger keduanya. ”Kalau saya lihat konsumen yang banyak untung dari gabungnya dua perusahaan ini,” tegasnya.

(Baca Juga: Ekonom Beberkan Sejumlah Motif di Balik Merger Gojek dan Tokopedia )

Adapun dampaknya terhadap perekonomian sangat tergantung beberapa hal antara lain apakah barang yang dijual di Tokopedia misalnya adalah bukan barang impor. ”Sisi ekonomi sangat tergantung apakah penjualan domestik di Tokopedia dioptimalkan. Bila impor maka tidak ada banyak untungnya,” sambung dia memaparkan.

Sebab perlu diperhatikan sejauh mana arus perputaran barang di dalam negeri. Diupayakan meminimalisir barang impor terutama untuk barang konsumtif. ”Bila hanya impor buat apa. Bila tidak produksi di sini maka nilai tambah kecil,” sebutnya.

Maka diharapkan dengan kekuatan bertambah setelah merger Tokopedia dengan Gojek justru kekuatan ekspansi semakin tinggi. Sehingga bisa membawa barang dari Indonesia go Internasional terutama untuk di regional Asia Tenggara.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1718 seconds (0.1#10.140)