Jokowi Akan Disuntik Vaksin 13 Januari, Saham Farmasi 'Ngetril'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2% atau naik 125 poin ke level 6.382,94 pada penutupan perdagangan, Senin 11 Januari 2021. Sepanjang perdagangan IHSG berada di zona hijau dan ditutup pada level tertinggi sejak 2020. Sejumlah emiten farmasi terkena auto reject atas pada perdagangan saham hari ini.
Head of Research Creative Trading System Argha Jonathan Karo Karo mengatakan, saat ini menjadi momentum bagi saham-saham farmasi bergerak liar menjelang vaksinasi Covid-19 yang dijadwalkan dimulai pada 13 Januari 2021. Presiden Jokowi dan jajaran menteri kabinet Indonesia Maju akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
"Kita lihat sendiri sektor farmasi seperti KAEF, INAF, IRRA auto reject atas. Jadi ini memang momentumnya saham farmasi. Cuma saham-saham ini tidak bisa mengikut asing karena memang asing tidak main di saham-saham ini," ujarnya pada closing market IDX Channel, Senin (11/1/2021).
Menurut dia, saham farmasi lebih banyak dikuasai pemain besar lokal sehingga momentum ini bisa dimanfaatkan. Meski begitu, dia mengingatkan agar investor jangan terlalu berharap mendapatkan dividen besar pada saham-saham tersebut. Dia menyarankan trading jangka pendek saham farmasi.
"Tentunya tidak ada hubungannya dengan vaksin karena vaksinnya akan dikasih gratis. Jangan harap dapat dividen besar dari KAEF atau INAF karena secara perusahaan, perusahaan ini tidak menghasilkan banyak uang. Vaksinnya pun akan dikasih gratis. Cuma harga sahamnya menarik dinaik-turunkan," jelasnya.
Head of Research Creative Trading System Argha Jonathan Karo Karo mengatakan, saat ini menjadi momentum bagi saham-saham farmasi bergerak liar menjelang vaksinasi Covid-19 yang dijadwalkan dimulai pada 13 Januari 2021. Presiden Jokowi dan jajaran menteri kabinet Indonesia Maju akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
"Kita lihat sendiri sektor farmasi seperti KAEF, INAF, IRRA auto reject atas. Jadi ini memang momentumnya saham farmasi. Cuma saham-saham ini tidak bisa mengikut asing karena memang asing tidak main di saham-saham ini," ujarnya pada closing market IDX Channel, Senin (11/1/2021).
Menurut dia, saham farmasi lebih banyak dikuasai pemain besar lokal sehingga momentum ini bisa dimanfaatkan. Meski begitu, dia mengingatkan agar investor jangan terlalu berharap mendapatkan dividen besar pada saham-saham tersebut. Dia menyarankan trading jangka pendek saham farmasi.
"Tentunya tidak ada hubungannya dengan vaksin karena vaksinnya akan dikasih gratis. Jangan harap dapat dividen besar dari KAEF atau INAF karena secara perusahaan, perusahaan ini tidak menghasilkan banyak uang. Vaksinnya pun akan dikasih gratis. Cuma harga sahamnya menarik dinaik-turunkan," jelasnya.
(nng)