Neraca Dagang Surplus Bukti Ekonomi RI Masih Oke
loading...
A
A
A
JAKARTA - Neraca dagang pada Desember yang mengalami surplus sebesar USD2,1 miliar menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak terlalu buruk. Ekonom Indef Nailul Huda mengatakan, surplus yang terjadi pada bulan Desember 2020 memang sudah diprediksi oleh berbagai kalangan.
( Baca juga:Neraca Perdagangan RI Desember 2020 Surplus USD2,1 Miliar )
"Perekonomian kita lebih banyak ditopang oleh perekonomian domestik. Jika ekonomi domestik kita sangat jeblok, maka surplus neraca dagang tidak akan mempunyai pengaruh yang siginifikan kepada perekonomian secara umum," kata Huda saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
Kata dia, pengaruh dari permintaan non-migas global yang naik ikut mengerek harga berbagai komoditas. Indonesia mendapatkan keuntungan dari situ.
"Di satu sisi impor meskipun naik secara mtm, namun mengalami kontraksi secara yoy yang disebabkan oleh menurunnya impor bahan baku dan penolong," katanya.
( Baca juga:Lagi-lagi Ahok, Mantan Gubernur DKI Jakarta yang Kerap Menuai Kontroversi )
Jadi secara umum, peningkatan ekspor lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi global yang membaik di akhir tahun. "Kita hanya berharap kondisi global terus membaik, terutama ekonomi AS dan China," tandasnya.
( Baca juga:Neraca Perdagangan RI Desember 2020 Surplus USD2,1 Miliar )
"Perekonomian kita lebih banyak ditopang oleh perekonomian domestik. Jika ekonomi domestik kita sangat jeblok, maka surplus neraca dagang tidak akan mempunyai pengaruh yang siginifikan kepada perekonomian secara umum," kata Huda saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
Kata dia, pengaruh dari permintaan non-migas global yang naik ikut mengerek harga berbagai komoditas. Indonesia mendapatkan keuntungan dari situ.
"Di satu sisi impor meskipun naik secara mtm, namun mengalami kontraksi secara yoy yang disebabkan oleh menurunnya impor bahan baku dan penolong," katanya.
( Baca juga:Lagi-lagi Ahok, Mantan Gubernur DKI Jakarta yang Kerap Menuai Kontroversi )
Jadi secara umum, peningkatan ekspor lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi global yang membaik di akhir tahun. "Kita hanya berharap kondisi global terus membaik, terutama ekonomi AS dan China," tandasnya.
(uka)