Klaster Perdana Ludes Terjual, The Sanctuary Collection Hadirkan Proyek Newton Spring

JAKARTA - Industri properti Indonesia dikejutkan dengan hadirnya The Sanctuary Collection. Teori pasar tahun 2020 yang memprediksi lesunya penjualan properti sedikit terbantahkan oleh The Sanctuary Collection yang sukses menjual habis unit cluster perdana, Tanglin Parc, hanya dalam kurun waktu enam bulan sejak diluncurkan Juli 2020.

The Sanctuary Collection seluas 25 hektare merupakan perumahan berkonsep resort living yang terletak di jantung Sentul Selatan. Kluster perdana Tanglin Parc, yang merupakan rumah berkelas mewah dan premium telah terjual dengan sukses. Pasalnya, perumahan ini memiliki pesona alam berupa pegunungan, hutan hijau, air terjun, sungai dan danau yang ada di sekitarnya, serta fasilitas modern seperti IKEA dan AEON. ( Baca juga:Memanfaatkan Lahan Belakang yang Kosong Agar Lebih Menarik )

“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan konsumen properti Indonesia, sehingga 160 unit hunian premium Tanglin Parc di The Sanctuary Collection sudah habis terjual di bulan Januari 2021, sebuah pencapaian yang membanggakan,” ujar Andreas Audyanto, COO The Sanctuary Collection, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sabtu (16/1/2021).

Berlokasi di Sentul Selatan, udara segar pegunungan, established landscape Sentul Selatan dengan fasiltas sarana publik yang sudah tersedia, serta spesifikasi rumah premium memang menjadi daya tarik The Sanctuary Collection. Melihat antusiasme masyarakat yang masih tinggi di saat semua unit cluster perdana sudah terjual habis, The Sanctuary Collection akan segera meluncurkan cluster kedua, Newton Spring, di Februari 2021.

“Newton Springs hadir untuk menjawab demand masyarakat akan hunian berkonsep premium resort living, setelah Tanglin Parc habis terjual, dengan keunikan dan keunggulannya yang berbeda,” tambah Andreas.

Newton Springs hadir mengedepankan nature thematic concept, dengan area hijau yang lebih luas, berlokasi di jantung The Sanctuary Collection dan dikelilingi sungai, olympic size swimming pool, dan konsep smart home dengan teknologi yang lebih canggih. Didesain ekslusif oleh internasional artichect, memenuhi komitment The Sanctuary Collection sebagai the premium resort living by the mountain.

“Animo masyarakat kelas menengah atas begitu besar untuk memiliki rumah di The Sanctuary Collection yang menjawab kebutuhan hunian di era new normal ini. Maka, menangkap tingginya permintaan dari para masyarakat yang ingin menikmati kehidupan sehat dekat dengan alam serta view pegunungan yang memesona, kami segera meluncurkan Newton Springs,” jelas Andreas Audyanto.

Harga rumah yang dipasarkan mulai dari harga Rp2 miliar hingga Rp4 miliar-an. Dirancang oleh sejumlah konsultan internasional yang telah memenangkan penghargaan dunia. Desain unik dan mewah unit-unit rumah di The Sanctuary Collection, dikerjakan oleh Meinhardt, PDW, Townland, KKS Group, Forefront, Aecom dan DP Architect. Sementara pengembangan kawasannya, The Sanctuary Collection merupakan perumahan garapan kolaborasi developer internasional, Perennial Real Estate Holdings, Cipta Harmoni Lestari, dan CNQC (Qingjian Realty).

Perennial Real Estate Holdings Limited adalah salah satu perusahaan real estate dan kesehatan terintegrasi di Singapura dengan proyek pengembangan kawasan di China, Singapura, Malaysia, Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, dan Ghana. CNQC adalah pengembang yang berfokus pada pengembangan properti di sektor perumahan, komersial dan industri, dan telah dikenal sebagai pengembang inovasi smart living di proyek propertinya sebagai jawaban untuk menunjang gaya hidup praktis dan modern. Sedangkan PT Cipta Harmoni Lestari, merupakan anak perusahaan dari Harita Group, salah satu perusahaan konglomerat di Indonesia. ( Baca juga:Gemuruh Takbir Sambut Jenazah Habib Ali Abdurrahman Assegaf )

Untuk pembiayaan, konsumen The Sanctuary Collection dapat memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR) dari Bank Mandiri, Bank BCA, OCBC NISP, Bank BTN dan sejumlah bank lainnya. “Jangan sampai kehabisan unit cluster terbaru The Sanctuary Collection,” pungkas Andreas Audyanto.