Banker Is Marathoner, Not a Sprinter

Sabtu, 23 Januari 2021 - 07:22 WIB
loading...
Banker Is Marathoner,...
Managing Partner Inventure Yuswohady. Foto/Istimewa
A A A
Selama sebulan terakhir ini saya melakukan "karantina". Karantina bukan karena terjangkit Covid-19, namun harus menyendiri untuk menulis buku yang terkena deadline terbit.

Kali ini saya harus menyelesaikan buku 21 tahun perjalanan transformasi Bank Syariah Mandiri (BSM) . Buku ini rencananya bisa diluncurkan pada awal Februari ini sebelum BSM merjer bersama Bank BRI Syariah dan BNI Syariah.

Bukunya bakal menarik sekali, karena perjalanan bisnis BSM selama lebih dari dua dasawarsa ditandai dengan pasang-surutnya organisasi yang memberikan pelajaran sangat berharga terutama bagi para bankir khususnya bankir syariah.



Pelajaran berharga yang saya dapat salah satunya datang dari narasumber saya Budi G. Sadikin, Menteri Kesehatan yang pada tahun 2013-2016 adalah Direktur Utama Bank Mandiri perusahaan induk BSM.

“Bankir adalah pelari maraton,” kata Budi Sadikin. Ini adalah sebuah perumpamaan. Maksudnya, menurut Budi, adalah bahwa seorang bankir harus seperti pelari maraton yang sabar, pruden, resilien, dan bisa selalu mengatur kecepatan dan ritme larinya agar tenaga tetap terjaga hingga di titik akhir garis finish.

Kesabaran dan mengatur ritme ini penting karena jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari maraton cukup jauh. Hal ini berbeda dengan pelari sprint yang berjarak pendek 100 atau 200 meter. Seorang pelari sprint memang harus menghabiskan tenaganya dalam ukuran detik untuk mencapai garis finish karena jaraknya yang pendek.

Banyak pemimpin bisnis yang terlalu terobsesi pada pertumbuhan dan all out menciptakan lompatan pertumbuhan yang impresif. Di bisnis lain memang seharusnya begitu, namun di industri perbankan kondisinya sedikit berbeda dengan industri lain.



Industri perbankan agak berbeda dengan industri lain. Di industri lain, pertumbuhan bisa didorong sekencang mungkin, tapi di industri perbankan tidak begitu. Ibarat mobil, lajunya tak bisa terus-menerus dipacu. “Nanti bisa overheating,” kata Budi. Jadi laju mobil harus terus dijaga keseimbangannya antara “ngegas” dan “ngerem”.

Apabila laju pertumbuhan terus dipacu tanpa memperhatikan kapasitas dan kemampuan organisasi, hal ini bisa memunculkan risiko berupa menurunnya kualitas aset produktif. Pertumbuhan aset yang terus membesar tapi kemudian diikuti dengan semakin memburuknya kualitas aset tersebut tentu saja ini tidak sehat.

Karena itu yang diperlukan bukanlah sekedar pertumbuhan, tapi pertumbuhan yang benar-benar berkualitas. Yaitu pertumbuhan yang berlangsung secara berkelanjutan (sustainable growth). Pertumbuhan yang tidak diikuti dengan kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik akan menghasilkan bad growth bukannya sustainable growth.

Pertumbuhan berkelanjutan tercipta jika pertumbuhan aset diikuti dengan kemampuan untuk mengelola aset tersebut secara pruden, disiplin menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance, dan senantiasa memperhatian kapasitas dan kemampuan organisasi untuk mengelolanya. Untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan maka setiap bank harus menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan manajemen risikonya.



Seperti dikatakan Budi Sadikin, sebagai bankir sebaiknya kita menggunakan pendekatan “maraton”: alih-alih melakukan lompatan besar, kita mengembangkan pertumbuhan yang bertahap tapi konsisten. “Lebih baik larinya sedikit pelan, tapi konsisten,” kata Budi.

Hal ini bukan berarti bahwa bankir tidak boleh melakukan lompatan-lompatan besar. Boleh, tapi harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan terus melihat fondasi tata kelola dan manajemen risikonya.

Belajar dari pengalaman BSM di kurun transisi 2012-2015, ketika laju pertumbuhan organisasi dipacu terlalu cepat maka pada titik tertentu kapasitas organisasi tak mampu lagi menopang laju pertumbuhan tersebut sehingga berdampak pada menurunnya kualitas aset dan pada gilirannya menggerus laba.
(her)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2337 seconds (0.1#10.140)