Masuk Bulan 'Valentine Day', Pergerakan IHSG Tak Akan Begitu Agresif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat pasar modal Riska Afriani mengatakan, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) saat ini sudah mengalami penguatan yang cukup signifikan karena berbagai sentimen positif. Termasuk dengan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat. ( Baca juga:BP Jamsostek Dinilai Telah Berinvestasi dengan Baik )
Menurut dia, meski akan ada pelemahan namun indeks akan terdorong oleh sentimen kinerja emiten. "Di Februari kita menantikan rilis keuangan emiten-emiten di bulan Desember kemarin seperti apa. Jadi mungkin ada beberapa yang di bawah ekspektasi itu membuat indeks mungkin pergerakannya agak terbatas. Tapi nanti April akan jadi sebuah stimulus juga buat indeks jika kita lihat rilisnya laporan keuangan di kuartal I," ujar Riska, dikutip (24/1).
Dia melanjutkan, pergerakan IHSG diperkirakan tidak akan seagresif Desember dan Januari yang cenderung naik karena window dressing dan January effect. Meski begitu, ada optimisme baru di tahun ini, khususnya peluang kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat yang diperkirakan akan menguntungkan dari sisi pengusaha dalam negeri.
Baca juga: IHSG di Akhir Pekan Jeblok, Ini Dia Penyebabnya
"Karena kebijakan dari Joe Biden memang walaupun protektif tetapi dia membuka ruang untuk negosiasi yang lebih terbuka. Kita juga lihat bagaimana Joe Biden menangani tensi perdagangan global antara Amerika dan China dibandingkan dengan Presiden Trump," jelasnya.
Dia menambahkan, fokus investor lebih pada recovery dari sisi ekonomi, baik itu di Amerika sendiri atau Indonesia. ( Baca juga:Arkeolog Temukan Prasasti 'Kristus Lahir dari Maria' Berusia 1.500 Tahun )
"Jadi yang akan jadi guidance dari IHSG itu lebih kepada emiten-emiten ini mampu membuat pergerakan, di sini kita lihat dari sisi kinerja lebih baik. Karena dengan adanya vaksin ini diestimasikan bahwa semua akan berjalan dengan baik," tandasnya.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
Menurut dia, meski akan ada pelemahan namun indeks akan terdorong oleh sentimen kinerja emiten. "Di Februari kita menantikan rilis keuangan emiten-emiten di bulan Desember kemarin seperti apa. Jadi mungkin ada beberapa yang di bawah ekspektasi itu membuat indeks mungkin pergerakannya agak terbatas. Tapi nanti April akan jadi sebuah stimulus juga buat indeks jika kita lihat rilisnya laporan keuangan di kuartal I," ujar Riska, dikutip (24/1).
Dia melanjutkan, pergerakan IHSG diperkirakan tidak akan seagresif Desember dan Januari yang cenderung naik karena window dressing dan January effect. Meski begitu, ada optimisme baru di tahun ini, khususnya peluang kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat yang diperkirakan akan menguntungkan dari sisi pengusaha dalam negeri.
Baca juga: IHSG di Akhir Pekan Jeblok, Ini Dia Penyebabnya
"Karena kebijakan dari Joe Biden memang walaupun protektif tetapi dia membuka ruang untuk negosiasi yang lebih terbuka. Kita juga lihat bagaimana Joe Biden menangani tensi perdagangan global antara Amerika dan China dibandingkan dengan Presiden Trump," jelasnya.
Dia menambahkan, fokus investor lebih pada recovery dari sisi ekonomi, baik itu di Amerika sendiri atau Indonesia. ( Baca juga:Arkeolog Temukan Prasasti 'Kristus Lahir dari Maria' Berusia 1.500 Tahun )
"Jadi yang akan jadi guidance dari IHSG itu lebih kepada emiten-emiten ini mampu membuat pergerakan, di sini kita lihat dari sisi kinerja lebih baik. Karena dengan adanya vaksin ini diestimasikan bahwa semua akan berjalan dengan baik," tandasnya.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
(uka)