Tahun Ini Indonesia Dihantui Defisit Transaksi Berjalan Sektor Migas

Selasa, 26 Januari 2021 - 17:01 WIB
loading...
Tahun Ini Indonesia Dihantui Defisit Transaksi Berjalan Sektor Migas
foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Indonesia masih mempunyai pekerjaan rumah di sektor energi terkait impor minyak dan LPG yang masih tinggi. Periset Data dan Informasi Energi Institute for Essential Services Reform (IESR) Deon Arinaldo memperkirakan, defisit transaksi berjalan migas akan cenderung kembali naik di tahun 2021.

"Untuk migas, defisit transaksi berjalan akan membengkak lagi seiring dengan kenaikan harga minyak," ujarnya dalam Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2021, Selasa (26/1/2021). ( Baca juga:Sektor Hulu Migas Siap Tancap Gas Menuju 1 Juta Barel )

Menurut dia, strategi diversifikasi produk BBM dan LPG merupakan pilihan pemerintah dalam mengurangi impor minyak mentah, BBM, dan LPG. Meski begitu, perlu strategi jangka pendek dan menengah untuk mengendalikan laju kenaikan permintaan minyak.

Baca Juga: Investasi Energi Bersih di Tahun 2050 Diperkirakan Capai USD15 Triliun

"Kami melihat perlu strategi jangka pendek, seperti reformasi subsidi dan jangka menengah lainnya untuk membantu menekan defisit ini lebih jauh lagi," ungkapnya.

Sementara dari sisi investasi, target investasi hulu migas akan semakin sulit dicapai karena perusahaan migas dunia akan cenderung menahan diri serta adanya ketidakpastian permintaan minyak domestik.

"Untuk investasi sendiri, perusahaan migas akan cenderung wait and see menahan untuk mengembangkan portofolio investasinya," imbuhnya.

Di sisi lain, beberapa perusahaan migas swasta di Indonesia telah mengumumkan rencana investasi ke sektor energi baru terbarukan (EBT). Untuk itu, perlu dorongan lebih agar laju investasi dapat terakselerasi. ( Baca juga:Gisel dan Nobu Sudah Wajib Lapor, Polisi Tetap Olah TKP Kasus Video Syur ke Medan )

"Tren perusahaan migas internasional mulai bergerak ke energi baru terbarukan. Untuk mendorong mereka lebih berkecimpung di EBT, mungkin perlu menciptakan ekosistem yang mendukung investasi di EBT itu sendiri," tandasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0920 seconds (0.1#10.140)