Cuaca Ekstrem Ganggu Bisnis Pelayaran, INSA: Keselamatan yang Utama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara resmi mengeluarkan maklumat pelayaran. Langkah ini dilakukan guna melindungi keselamatan pelayaran Tanah Air di tengah cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
Ketua umum Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional (INSA) Carmelita Hartoto menegaskan, terkait cuaca ekstrem ini bukan pertama kali dan sebagai asosiasi pihaknya selalu mengingatkan para anggota untuk selalu waspada.
“Tentu tidak ada toleransi terhadap keselamatan. Keselamatan harus diutamakan dengan cuaca ekstrem beberapa hari ke depan menjadi perhatian di lapangan,” ujarnya dalam Market Review IDX Channel secara virtual, Selasa (2/2/2021).
(
)
Menurut dia, saat kondisi ekstrem, operasional kapal sangat bergantung pada pelabuhan dan kondisi serta ukuran kapal tersebut. Sebagai contoh, kapal tug boat yang membawa batu bara sering kali harus menunda pelayarannya akibat cuaca ekstrem.
Carmelita mengatakan, cuaca ekstrem tentu memengaruhi kinerja perusahaan pelayaran. Namun, perusahaan pelayaran sudah terbiasa menghitung berapa potensi kerugian dari kondisi seperti itu. “Ini tentang cuaca ekstrem, bukan soal pendapatan untung-rugi tetapi soal keselamatan yang harus diutamakan,” tegasnya.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerbitkan Maklumat Pelayaran yang ditujukan untuk seluruh Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di Indonesia yang memiliki tugas dan wewenang terkait keselamatan pelayaran.
( )
Menurut Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad Maklumat Pelayaran menginstruksikan kepada Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama, Kepala Kantor KSOP, Kepala Kantor UPP, Kepala Kantor KSOP Khusus Batam, Kepala Pangkalan PLP, serta Kepala Distrik Navigasi di seluruh Indonesia untuk mewaspadai bahaya cuaca ekstrem selama tujuh hari ke depan.
"Berdasarkan hasil pemantauan BMKG tanggal 25 Januari 2021 KMA diperkirakan pada 26 Januari sampai dengan 1 Februari 2021, cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi," kata Ahmad dalam siaran pers.
Ketua umum Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional (INSA) Carmelita Hartoto menegaskan, terkait cuaca ekstrem ini bukan pertama kali dan sebagai asosiasi pihaknya selalu mengingatkan para anggota untuk selalu waspada.
“Tentu tidak ada toleransi terhadap keselamatan. Keselamatan harus diutamakan dengan cuaca ekstrem beberapa hari ke depan menjadi perhatian di lapangan,” ujarnya dalam Market Review IDX Channel secara virtual, Selasa (2/2/2021).
(
Baca Juga
Menurut dia, saat kondisi ekstrem, operasional kapal sangat bergantung pada pelabuhan dan kondisi serta ukuran kapal tersebut. Sebagai contoh, kapal tug boat yang membawa batu bara sering kali harus menunda pelayarannya akibat cuaca ekstrem.
Carmelita mengatakan, cuaca ekstrem tentu memengaruhi kinerja perusahaan pelayaran. Namun, perusahaan pelayaran sudah terbiasa menghitung berapa potensi kerugian dari kondisi seperti itu. “Ini tentang cuaca ekstrem, bukan soal pendapatan untung-rugi tetapi soal keselamatan yang harus diutamakan,” tegasnya.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerbitkan Maklumat Pelayaran yang ditujukan untuk seluruh Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di Indonesia yang memiliki tugas dan wewenang terkait keselamatan pelayaran.
( )
Menurut Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad Maklumat Pelayaran menginstruksikan kepada Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama, Kepala Kantor KSOP, Kepala Kantor UPP, Kepala Kantor KSOP Khusus Batam, Kepala Pangkalan PLP, serta Kepala Distrik Navigasi di seluruh Indonesia untuk mewaspadai bahaya cuaca ekstrem selama tujuh hari ke depan.
"Berdasarkan hasil pemantauan BMKG tanggal 25 Januari 2021 KMA diperkirakan pada 26 Januari sampai dengan 1 Februari 2021, cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi," kata Ahmad dalam siaran pers.
(ind)