Pupuk Langka, Mentan Akui Adanya Kemungkinan Permainan Distributor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Limpo mengakui adanya indikasi permainan dari distributor pupuk yang menyebabkan terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi . Hal itu menanggapi informasi Komisi IV DPR yang menyebutkan adanya informasi soal permainan distributor yang membuat pupuk subsidi langka.
"Agen yang dominan di bawah memang suka jadi permainan tertentu. Pertanian itu terlalu banyak permainan yang dihadapi dari luar, kami akan cek kalau ada laporan seperti itu," ujar Syahrul dalam video virtual, Senin (8/2/2021).
Dia memastikan Kementerian Pertanian (Kementan) akan menjaga ketersediaan pupuk. Dia menambahkan, memasuki tahun 2021 pembangunan pertanian nasional masih akan menghadapi berbagai tantangan, khususnya dalam penanganan dampak pandemi Covid-19.
"Pada tahun ini Pemerintah memprioritaskan pada pembangunan kesehatan agar segera keluar dari pandemi, dan secara bersamaan mendorong peningkatan daya beli masyarakat di perdesaan," jelasnya.
Lebih lanjut, Mentan membandingkan produktivitas produksi pertanian nasional dengan negara lain. Menurut data Organisasi Pangan Dunia (FAO) di India produktivitasnya hanya 3,8 ton per hektare, di Bangladesh 4,7 ton per hektare, di Thailand 3,09 ton per hektare, di Myanmar 3,9 ton per hektare, dan di Kamboja 3,5 ton per hektare.
"Apakah ini berhasil dan tidak berhasil, data ini harus dipertimbangkan. Kalau tidak ada pupuk, pasti turun di bawah 5 juta ton," bebernya.
"Agen yang dominan di bawah memang suka jadi permainan tertentu. Pertanian itu terlalu banyak permainan yang dihadapi dari luar, kami akan cek kalau ada laporan seperti itu," ujar Syahrul dalam video virtual, Senin (8/2/2021).
Dia memastikan Kementerian Pertanian (Kementan) akan menjaga ketersediaan pupuk. Dia menambahkan, memasuki tahun 2021 pembangunan pertanian nasional masih akan menghadapi berbagai tantangan, khususnya dalam penanganan dampak pandemi Covid-19.
"Pada tahun ini Pemerintah memprioritaskan pada pembangunan kesehatan agar segera keluar dari pandemi, dan secara bersamaan mendorong peningkatan daya beli masyarakat di perdesaan," jelasnya.
Lebih lanjut, Mentan membandingkan produktivitas produksi pertanian nasional dengan negara lain. Menurut data Organisasi Pangan Dunia (FAO) di India produktivitasnya hanya 3,8 ton per hektare, di Bangladesh 4,7 ton per hektare, di Thailand 3,09 ton per hektare, di Myanmar 3,9 ton per hektare, dan di Kamboja 3,5 ton per hektare.
"Apakah ini berhasil dan tidak berhasil, data ini harus dipertimbangkan. Kalau tidak ada pupuk, pasti turun di bawah 5 juta ton," bebernya.
(fai)