MNC Group Bangun Movieland sebagai Creative Hub, Wamen Angela Optimistis Parekraf RI Bangkit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo optimistis sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) bangkit pasca pandemi Covid-19. Pasalnya, meski badai pandemi masih menghantam dunia, sektor pariwisata sejatinya memiliki peluang besar untuk dikembangkan.
Berkaca dari data pegerakan wisatawan mancanegara (wisman) di tahun 2019, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia menunjukkan tren yang sangat positif hingga menyentuh angka 16,11 juta wisatawan dengan perolehan devisa hingga Rp280 triliun.
"Dan ini sebenarnya bisa dikembangkan lagi mengingat di ASEAN sendiri pada tahun yang sama mencatat 133,1 juta kunjungan wisman," ujarnya saat menghadiri acara ground breaking Movieland di Lido City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/2/2021).
( )
Tak kalah pentingnya, lanjut Angela, pergerakan wisatawan nusantara ke luar negeri (outbond) juga bisa menjadi alternatif sementara dalam memulihkan sektor pariwisata yang sedang terpuruk.
Data BPS 2019 mencatat, terdapat sekitar 280 juta wisatawan Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri dengan total spending mencapai Rp307 triliun. Potensi inilah yang tengah digarap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk membuat wisatawan Indonesia tertarik melakukan perjalanan domestik.
"Bisa dimaksimalkan lagi, terutama dari framing per personnya. Kalau kita bisa kita tingkatkan lagi sangat-sangat luar biasa. Dan ini adalah strategi kita dalam jangka pendek untuk memulihkan industri pariwisata nasional," terang Angela Tanoesoedibjo.
( )
Dari segi ekonomi kreatif, dia menjelaskan bahwa Indonesia juga memiliki potensi yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dari tahun ke tahun, sektor ekraf Indonesia mengalami peningkatan pesat hingga menyumbang PDB sebesar Rp1.100 triliun dengan kontribusi ekspor senilai USD20 miliar.
"Sektor ekraf juga menyerap tenaga kerja yang besar mencapai 34 juta tenaga kerja. Ini potensi yang harus kita kembangkan. Karena PDB ekraf pada 2020 turun menjadi Rp1050 triliun tentunya berdampak pada penyerapan tenaga kerja," ungkapnya.
Maka dari itu, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada MNC Group yang berinisiatif membangun creative hub bertajuk Movieland di Kawasan Ekonomi Kreatif Lido City , Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
( )
Movieland mengusung konsep pusat industri film dan drama seri (TV & OTT) yang terintegrasi, dan akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas produksi seperti backlot (lokasi shooting), sound stage (studio tertutup), peralatan produksi dengan teknologi mutakhir, hingga fasilitas pasca produksi dengan teknologi berkelas dunia.
Untuk backlot, Movieland akan menghadirkan berbagai kebutuhan area shooting terbuka, seperti area perumahan, pemukiman perkotaan, nuansa kota tua hingga lokasi shooting dengan suasana pedesaan.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan shooting adegan kolosal, Movieland menyiapkan area alam terbuka (area flexible backlot), termasuk area berlatar kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Movieland juga dilengkapi dengan backlot berbagai fasilitas umum seperti rumah sakit, halte bis, sekolah, supermarket bahkan gedung dengan tampak muka seperti bandar udara.
( )
Fasilitas pendukung lainnya termasuk sound stage seluas 1500 meter per segi yang dilengkapi giant green screen dan water tank maupun set khusus penunjang produksi.
"Kehadiran Movieland dan KEK Lido City merupakan salah satu harapan baru untuk kebangkitkan parekraf di Indonesia. Apalagi kawasan ini mengkolaborasikan unsur entertainment dan hospitality. Sehingga nantinya bisa dinikmati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara," paparnya.
"Namun, besar harapan kami pembangunan selaras dengan arah pembangunan nasional yakni, quality tourism yang mengedepankan prinsip-prinsip berkelanjutan atau tourism sustainability practices. Serta mendukung ekosistem parekraf di sekitar kawasan maupun secara nasional," pungkas Angela.
Berkaca dari data pegerakan wisatawan mancanegara (wisman) di tahun 2019, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia menunjukkan tren yang sangat positif hingga menyentuh angka 16,11 juta wisatawan dengan perolehan devisa hingga Rp280 triliun.
"Dan ini sebenarnya bisa dikembangkan lagi mengingat di ASEAN sendiri pada tahun yang sama mencatat 133,1 juta kunjungan wisman," ujarnya saat menghadiri acara ground breaking Movieland di Lido City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/2/2021).
( )
Tak kalah pentingnya, lanjut Angela, pergerakan wisatawan nusantara ke luar negeri (outbond) juga bisa menjadi alternatif sementara dalam memulihkan sektor pariwisata yang sedang terpuruk.
Data BPS 2019 mencatat, terdapat sekitar 280 juta wisatawan Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri dengan total spending mencapai Rp307 triliun. Potensi inilah yang tengah digarap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk membuat wisatawan Indonesia tertarik melakukan perjalanan domestik.
"Bisa dimaksimalkan lagi, terutama dari framing per personnya. Kalau kita bisa kita tingkatkan lagi sangat-sangat luar biasa. Dan ini adalah strategi kita dalam jangka pendek untuk memulihkan industri pariwisata nasional," terang Angela Tanoesoedibjo.
( )
Dari segi ekonomi kreatif, dia menjelaskan bahwa Indonesia juga memiliki potensi yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dari tahun ke tahun, sektor ekraf Indonesia mengalami peningkatan pesat hingga menyumbang PDB sebesar Rp1.100 triliun dengan kontribusi ekspor senilai USD20 miliar.
"Sektor ekraf juga menyerap tenaga kerja yang besar mencapai 34 juta tenaga kerja. Ini potensi yang harus kita kembangkan. Karena PDB ekraf pada 2020 turun menjadi Rp1050 triliun tentunya berdampak pada penyerapan tenaga kerja," ungkapnya.
Maka dari itu, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada MNC Group yang berinisiatif membangun creative hub bertajuk Movieland di Kawasan Ekonomi Kreatif Lido City , Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
( )
Movieland mengusung konsep pusat industri film dan drama seri (TV & OTT) yang terintegrasi, dan akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas produksi seperti backlot (lokasi shooting), sound stage (studio tertutup), peralatan produksi dengan teknologi mutakhir, hingga fasilitas pasca produksi dengan teknologi berkelas dunia.
Untuk backlot, Movieland akan menghadirkan berbagai kebutuhan area shooting terbuka, seperti area perumahan, pemukiman perkotaan, nuansa kota tua hingga lokasi shooting dengan suasana pedesaan.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan shooting adegan kolosal, Movieland menyiapkan area alam terbuka (area flexible backlot), termasuk area berlatar kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Movieland juga dilengkapi dengan backlot berbagai fasilitas umum seperti rumah sakit, halte bis, sekolah, supermarket bahkan gedung dengan tampak muka seperti bandar udara.
( )
Fasilitas pendukung lainnya termasuk sound stage seluas 1500 meter per segi yang dilengkapi giant green screen dan water tank maupun set khusus penunjang produksi.
"Kehadiran Movieland dan KEK Lido City merupakan salah satu harapan baru untuk kebangkitkan parekraf di Indonesia. Apalagi kawasan ini mengkolaborasikan unsur entertainment dan hospitality. Sehingga nantinya bisa dinikmati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara," paparnya.
"Namun, besar harapan kami pembangunan selaras dengan arah pembangunan nasional yakni, quality tourism yang mengedepankan prinsip-prinsip berkelanjutan atau tourism sustainability practices. Serta mendukung ekosistem parekraf di sekitar kawasan maupun secara nasional," pungkas Angela.
(ind)