Banjir Rendam Ibu Kota Bikin Rupiah Tenggelam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai Tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah pada Senin (22/2/2021), salah satu penyebab rupiah melemah adalah banjir yang merendam Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Mata uang Garuda ditutup melemah 52 poin atau 0,37 persen menjadi Rp14.117 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, banjir membuat pemulihan ekonomi menjadi terganggu. "Selain kerugian ekonomi dan terhambatnya aktivitas masyarakat, banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit lain serta peningkatan risiko penularan Covid-19 di berbagai tenda pengungsian," katanya di Jakarta, Senin (22/2/2021).
Selain itu, kata Ibrahim, tingkat kasus positif Covid-19 di dalam negeri juga masih berada di ambang mengkhawatirkan. Meski Di Indonesia jumlah kasus Covid-19 cenderung menurun. Hanya dalam waktu dua minggu kasus infeksi harian drop lebih dari 30%. Namun hal ini lebih diakibatkan oleh penurunan jumlah tes yang dilakukan.
"Positivity rate Covid-19 secara nasional masih di atas 25%. Jauh dari ambang batas aman versi WHO yang dipatok di 5%," ujarnya.
Tak hanya itu, progress vaksinasi juga berjalan dengan lambat. Sudah satu bulan berlangsung, jumlah dosis vaksin yang telah disuntikkan ke masyarakat baru 1 juta. Padahal angka tersebut adalah target harian pemerintah jika ingin mencapai herd immunity dalam kurun waktu satu tahun.
"Dengan kondisi data eksternal dan internal yang kurang mendukung, mengakibatkan arus modal asing kembali keluar dari pasar finansial dalam negeri, sehingga wajar kalau mata uang garuda kembali melemah."
Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp.14.110-Rp.14.160 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, banjir membuat pemulihan ekonomi menjadi terganggu. "Selain kerugian ekonomi dan terhambatnya aktivitas masyarakat, banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit lain serta peningkatan risiko penularan Covid-19 di berbagai tenda pengungsian," katanya di Jakarta, Senin (22/2/2021).
Selain itu, kata Ibrahim, tingkat kasus positif Covid-19 di dalam negeri juga masih berada di ambang mengkhawatirkan. Meski Di Indonesia jumlah kasus Covid-19 cenderung menurun. Hanya dalam waktu dua minggu kasus infeksi harian drop lebih dari 30%. Namun hal ini lebih diakibatkan oleh penurunan jumlah tes yang dilakukan.
"Positivity rate Covid-19 secara nasional masih di atas 25%. Jauh dari ambang batas aman versi WHO yang dipatok di 5%," ujarnya.
Tak hanya itu, progress vaksinasi juga berjalan dengan lambat. Sudah satu bulan berlangsung, jumlah dosis vaksin yang telah disuntikkan ke masyarakat baru 1 juta. Padahal angka tersebut adalah target harian pemerintah jika ingin mencapai herd immunity dalam kurun waktu satu tahun.
"Dengan kondisi data eksternal dan internal yang kurang mendukung, mengakibatkan arus modal asing kembali keluar dari pasar finansial dalam negeri, sehingga wajar kalau mata uang garuda kembali melemah."
Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp.14.110-Rp.14.160 per USD.
(akr)