Sayuran Melimpah Saat PSBB, Ekonom: Distribusi Jadi Kendala
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada bulan lalu, impor komoditas sayuran asal China melonjak 3 kali lipat sebesar 219,31%, atau senilai USD75,37 juta dibandingkan Maret 2019. Namun, impor sayur ini didominasi oleh komoditas bawang putih.
"Impor sayuran ini lebih didominasi bawang putih, karena Indonesia belum bisa memproduksi bawang putih sendiri, 90% masih impor," ujar peneliti Institute for Development of Economics (Indef) Rusli Abdullah kepada SINDOnews di Jakarta, Senin (18/5/2020).
Dia menambahkan, meskipun permintaan bawang putih tidak naik selama pandemi, impor bawang putih dari China tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan domestik yang belum bisa dipenuhi dari dalam negeri.
Sementara itu untuk sayuran lokal , selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung, memang cukup melimpah. "Selama PSBB, sayuran domestik (selain bawang putih) justru melimpah. Yang menjadi kendala adalah distribusi dari pusat produksi ke konsumen atau pasar," imbuh Rusli.
"Impor sayuran ini lebih didominasi bawang putih, karena Indonesia belum bisa memproduksi bawang putih sendiri, 90% masih impor," ujar peneliti Institute for Development of Economics (Indef) Rusli Abdullah kepada SINDOnews di Jakarta, Senin (18/5/2020).
Dia menambahkan, meskipun permintaan bawang putih tidak naik selama pandemi, impor bawang putih dari China tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan domestik yang belum bisa dipenuhi dari dalam negeri.
Sementara itu untuk sayuran lokal , selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung, memang cukup melimpah. "Selama PSBB, sayuran domestik (selain bawang putih) justru melimpah. Yang menjadi kendala adalah distribusi dari pusat produksi ke konsumen atau pasar," imbuh Rusli.
(ind)