OJK Beberkan Berbagai Kelemahan Perbankan Syariah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta asosiasi bank syariah mengoptimalkan SDM demi menghasilkan pimpinan yang mumpuni untuk perbankan syariah. Salah satu caranya adalah berperan aktif meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah di masyarakat.
Berdasarkan data OJK, literasi keuangan syariah baru 8,93%. Angkanya berbeda jauh dibanding literasi keuangan nasional sebesar 38,03%.
Begitupun dengan tingkat inklusi keuangan. Inklusi keuangan syariah baru mencapai 9,1%, berbanding jauh dengan tingkat inklusi bank konvensional sebesar 76,19%. ( Baca juga:Gagal Bayar Asuransi Dimana-mana, OJK Terbitkan Aturan Baru )
"Saya ingin asosiasi bank kasih perhatian SDM perbankan syariah supaya lebih mudah mencari pimpinan ke depan," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana dalam webinar Launching Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025 hari ini (25/2) di Jakarta.
Dia mengaku masih sulit mencari orang-orang yang cocok memimpin bank syariah. Pasalnya, SDM yang mengerti seluk-beluk bank berprinsip syariah masih minim.
"Kami sebagai pengawas sangat kesulitan mencari orang yang memimpin perbankan syariah kita," kata Heru.
Heru juga menyebut, kesulitan makin terlihat ketika calon-calon pemimpin itu mengikuti uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) dari OJK. Karena itu peningkatan SDM berkualitas menjadi salah satu dari dua kunci mengembangkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di RI.
Dalam Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025 yang disusun OJK Bank Syariah harus memiliki keunikan model bisnis atau produknya, mengoptimalkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, mengintegrasikan fungsi keuangan komersial dan sosial, hingga memiliki SDM berkualitas. Berikutnya juga harus didukung dengan teknologi atau TI yang mutakhir.
Kelemahan bank syariah saat ini belum memiliki diferensiasi model bisnis atau produk yang signifikan. Secara indeks literasi dan inklusi masih rendah. Lalu kuantitas dan kualitas SDM kurang optimal, hingga TI belum memadai. Makanya, pemerintah menyiapkan roadmap pengembangan ekonomi syariah tahun 2021-2025 untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. ( Baca juga:3 Parpol Ini Diprediksi Usung Anies Baswedan di Pilpres 2024 )
"Berdasarkan roadmap yang diluncurkan, bank syariah merupakan pilar ketiga yang akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi. SDM yang berkualitas dan teknologi yang mutakhir menjadi syarat mutlak yang tidak bisa ditinggalkan," papar Heru.
Berdasarkan data OJK, literasi keuangan syariah baru 8,93%. Angkanya berbeda jauh dibanding literasi keuangan nasional sebesar 38,03%.
Begitupun dengan tingkat inklusi keuangan. Inklusi keuangan syariah baru mencapai 9,1%, berbanding jauh dengan tingkat inklusi bank konvensional sebesar 76,19%. ( Baca juga:Gagal Bayar Asuransi Dimana-mana, OJK Terbitkan Aturan Baru )
"Saya ingin asosiasi bank kasih perhatian SDM perbankan syariah supaya lebih mudah mencari pimpinan ke depan," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana dalam webinar Launching Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025 hari ini (25/2) di Jakarta.
Dia mengaku masih sulit mencari orang-orang yang cocok memimpin bank syariah. Pasalnya, SDM yang mengerti seluk-beluk bank berprinsip syariah masih minim.
"Kami sebagai pengawas sangat kesulitan mencari orang yang memimpin perbankan syariah kita," kata Heru.
Heru juga menyebut, kesulitan makin terlihat ketika calon-calon pemimpin itu mengikuti uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) dari OJK. Karena itu peningkatan SDM berkualitas menjadi salah satu dari dua kunci mengembangkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di RI.
Dalam Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025 yang disusun OJK Bank Syariah harus memiliki keunikan model bisnis atau produknya, mengoptimalkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, mengintegrasikan fungsi keuangan komersial dan sosial, hingga memiliki SDM berkualitas. Berikutnya juga harus didukung dengan teknologi atau TI yang mutakhir.
Kelemahan bank syariah saat ini belum memiliki diferensiasi model bisnis atau produk yang signifikan. Secara indeks literasi dan inklusi masih rendah. Lalu kuantitas dan kualitas SDM kurang optimal, hingga TI belum memadai. Makanya, pemerintah menyiapkan roadmap pengembangan ekonomi syariah tahun 2021-2025 untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. ( Baca juga:3 Parpol Ini Diprediksi Usung Anies Baswedan di Pilpres 2024 )
"Berdasarkan roadmap yang diluncurkan, bank syariah merupakan pilar ketiga yang akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi. SDM yang berkualitas dan teknologi yang mutakhir menjadi syarat mutlak yang tidak bisa ditinggalkan," papar Heru.
(uka)