Jaga Ketahanan Energi, Pertamina Berhasil Genjot Produksi Kilang
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) sepanjang tahun 2020 melakukan berbagai upaya untuk mencapai target operasional yang telah ditetapkan, salah satunya terkait kinerja kilang . PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) berhasil merealisasikan target penyerapan crude & produk intermediate untuk diolah di kilang Pertamina lebih tinggi 7,3% dari target tahun 2020. Termasuk untuk produk kilang yang dihasilkan untuk dikonsumsi mengalami peningkatan dengan kisaran sebesar 11,5%.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, keberhasilan Pertamina melalui anak usaha PT KPI merupakan hasil kerja keras managemen. "Dengan capaian yang dihasilkan oleh PT KPI saya melihatnya sebagai upaya keberhasilan manajemen KPI, beserta dengan jajaran di bawahnya," kata Mamit, Senin (1/3/2021).
Terlebih lagi, kata Mamit jajaran di bawah managamen PT KPI mengerti betul untuk meningkatkan produksi kilang. Sehingga, capaian-capaian yang diperoleh PT KPI saat ini bisa terealisasi.
"Sebagai pelaksanaan pekerjaan paling paham apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi kilang. Selain itu, dengan mulai berjalannya program-progran kilang yang sudah direncanakan seperti kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV Cilacap semakin meningkatkan produksi kilang Pertamina," jelas Mamit.
Selain itu, dengan kondisi pandemi Covid-19 di 2020, manajemen dan jajaran tetap bisa mengoptimalkan produksi dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang diterapkan oleh PT KPI. Padahal, tantangan mengelola kilang di tengah pandemi cukup sulit. Karena itu perlu diapresiasi.
"Ini patut kita apresiasi. Biar bagaimanapun, kilang Pertamina sebagai aset besar Pertamina sekaligus penunjang keuangan Pertamina harus bisa lebih efisien dalam operasional mereka," ungkapnya.
Pencapaian ini, lanjut Mamit, sangat positif dalam mendukung ketahanan energy Indonesia, karena adanya kepastian penyediaan BBM dalam negeri.
"Ke depan, saya kira program Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina, merupakan upaya menjaga ketahanan energi nasional kita kedepannya. Melalui program ini, kemampuan kilang akan semakin besar dalam memproduksi bahan bakar minyak dengan berbagai macam crude oil," ujar Mamit.
PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) sepanjang tahun 2020 berhasil merealisasikan target penyerapan crude & produk intermediate untuk diolah di kilang Pertamina lebih tinggi 7,3% dari target tahun 2020, sedangkan untuk produk kilang yang dihasilkan untuk dikonsumsi mengalami peningkatan dengan kisaran sebesar 11,5%.
Dari total pengolahan crude dan intermediate di Kilang, PT KPI dapat menghasilkan persentase hasil produk utama kilang yg dapat dikonsumsi masyarakat lebih tinggi hingga hampir 4% di atas target. Produk Kilang Pertamina di antaranya adalah Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Kerosene, Avtur, Solar & Biosolar, Dexlite, Pertadex, Polypropylene, Paraxylene dan Benzene.
Pencapaian positif kinerja operasi arus minyak didukung dengan pencapaian efisiensi proses dalam rangka mengurangi pemakaian energi yang diperlukan untuk mengoperasikan kilang yang dinamakan Energy Intensity Index (EII) gabungan untuk seluruh kilang yang dimiliki PT KPI sebesar 109,56 % di bawah target maksimal yang diijinkan sebesar 111 % (semakin rendah semakin baik). Aspek kehandalan Kilang pun meningkat dari indikasi nilai Plant Availability Factor, yang merupakan indikator jaminan ketersediaan hari operasi kilang untuk pencapaian target produksi dari target di 2020 sebesar 99,12 % meningkat menjadi 99.57%.
Kinerja operasi positif ini merupakan konsolidasi kinerja dari 6 Refinery Unit yang ada di Dumai, Plaju, Balongan, Cilacap Balikpapan, dan Kasim serta 1 Petrokimia Plant TPPI yang ada di Tuban dengan didukung oleh lebih dari 5.300 pekerja Kilang yang senantiasa beroperasi 24 jam setiap hari.
Selain mengoperasikan kilang-kilang yang ada secara efisien, PT KPI juga berupaya optimal untuk mewujudkan ketahanan energi nasional di masa mendatang, dengan berkomitmen dalam melaksanakan upgrading kilang-kilang di Indonesia yang dinamakan dengan Refinery Master Development Program (RDMP). Proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk, dan menurunkan harga pokok produksi bahan bakar minyak (BBM) yang akan mendorong peningkatan devisa serta penerimaan pajak.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, keberhasilan Pertamina melalui anak usaha PT KPI merupakan hasil kerja keras managemen. "Dengan capaian yang dihasilkan oleh PT KPI saya melihatnya sebagai upaya keberhasilan manajemen KPI, beserta dengan jajaran di bawahnya," kata Mamit, Senin (1/3/2021).
Terlebih lagi, kata Mamit jajaran di bawah managamen PT KPI mengerti betul untuk meningkatkan produksi kilang. Sehingga, capaian-capaian yang diperoleh PT KPI saat ini bisa terealisasi.
"Sebagai pelaksanaan pekerjaan paling paham apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi kilang. Selain itu, dengan mulai berjalannya program-progran kilang yang sudah direncanakan seperti kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit (RU) IV Cilacap semakin meningkatkan produksi kilang Pertamina," jelas Mamit.
Selain itu, dengan kondisi pandemi Covid-19 di 2020, manajemen dan jajaran tetap bisa mengoptimalkan produksi dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang diterapkan oleh PT KPI. Padahal, tantangan mengelola kilang di tengah pandemi cukup sulit. Karena itu perlu diapresiasi.
"Ini patut kita apresiasi. Biar bagaimanapun, kilang Pertamina sebagai aset besar Pertamina sekaligus penunjang keuangan Pertamina harus bisa lebih efisien dalam operasional mereka," ungkapnya.
Pencapaian ini, lanjut Mamit, sangat positif dalam mendukung ketahanan energy Indonesia, karena adanya kepastian penyediaan BBM dalam negeri.
"Ke depan, saya kira program Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina, merupakan upaya menjaga ketahanan energi nasional kita kedepannya. Melalui program ini, kemampuan kilang akan semakin besar dalam memproduksi bahan bakar minyak dengan berbagai macam crude oil," ujar Mamit.
PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) sepanjang tahun 2020 berhasil merealisasikan target penyerapan crude & produk intermediate untuk diolah di kilang Pertamina lebih tinggi 7,3% dari target tahun 2020, sedangkan untuk produk kilang yang dihasilkan untuk dikonsumsi mengalami peningkatan dengan kisaran sebesar 11,5%.
Dari total pengolahan crude dan intermediate di Kilang, PT KPI dapat menghasilkan persentase hasil produk utama kilang yg dapat dikonsumsi masyarakat lebih tinggi hingga hampir 4% di atas target. Produk Kilang Pertamina di antaranya adalah Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Kerosene, Avtur, Solar & Biosolar, Dexlite, Pertadex, Polypropylene, Paraxylene dan Benzene.
Pencapaian positif kinerja operasi arus minyak didukung dengan pencapaian efisiensi proses dalam rangka mengurangi pemakaian energi yang diperlukan untuk mengoperasikan kilang yang dinamakan Energy Intensity Index (EII) gabungan untuk seluruh kilang yang dimiliki PT KPI sebesar 109,56 % di bawah target maksimal yang diijinkan sebesar 111 % (semakin rendah semakin baik). Aspek kehandalan Kilang pun meningkat dari indikasi nilai Plant Availability Factor, yang merupakan indikator jaminan ketersediaan hari operasi kilang untuk pencapaian target produksi dari target di 2020 sebesar 99,12 % meningkat menjadi 99.57%.
Kinerja operasi positif ini merupakan konsolidasi kinerja dari 6 Refinery Unit yang ada di Dumai, Plaju, Balongan, Cilacap Balikpapan, dan Kasim serta 1 Petrokimia Plant TPPI yang ada di Tuban dengan didukung oleh lebih dari 5.300 pekerja Kilang yang senantiasa beroperasi 24 jam setiap hari.
Selain mengoperasikan kilang-kilang yang ada secara efisien, PT KPI juga berupaya optimal untuk mewujudkan ketahanan energi nasional di masa mendatang, dengan berkomitmen dalam melaksanakan upgrading kilang-kilang di Indonesia yang dinamakan dengan Refinery Master Development Program (RDMP). Proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk, dan menurunkan harga pokok produksi bahan bakar minyak (BBM) yang akan mendorong peningkatan devisa serta penerimaan pajak.
(nng)