Ekonomi Nasional Bisa Pulih Cepat, Syaratnya? Ini Kata Ekonom Senior UGM

Jum'at, 12 Maret 2021 - 08:43 WIB
loading...
Ekonomi Nasional Bisa Pulih Cepat, Syaratnya? Ini Kata Ekonom Senior UGM
Ekonomi nasional segera pulih dengan asumsi kurva pemulihan ekonomi Indonesia yang akan berbentuk huruf V. Foto/Dok.SINDONEWS
A A A
JAKARTA-Ekonom FEB UGM, Dr. Muhammad Edhie Purnawan menilai pertumbuhan ekonomi dapat pulih dengan cepat. Optimistis itu terlihat dari kurva pemulihan ekonomi Indonesia yang akan berbentuk huruf V.

“Saya optimistis, pemulihan ekonomi Indonesia akan berbentuk V, bisa V ramping, pun bisa pula V agak sedikit melebar, sesuai harapan kita semua, namun ada 3 prasyaratnya," kata Edhie kepada Sindonews, hari ini.

Edhie menilai ada tiga syarat utama untuk mewujudkan pemulihan ekonomi, yaitu pertama, eksekusi stimulus PEN terealisasi secara jauh lebih cepat, kedua, akselerasi program vaksinasi, dan ketiga, program penghapusan PPnBM untuk properti dan KKB dikawal sampai terealisasi ke penjualan yang bisa meningkatkan sales kendaraan bermotor dan properti mulai Kuartal II 2021.

Menurut Dia, dana PEN 2021 sebesar Rp699,43 triliun, perlu diakselerasi secepat mungkin. Dia mengapresiasi Pemerintah dan Bank Indonesia yang telah bekerja sangat keras serta mengambil keputusan yang tepat, dengan meningkatkan dana alokasi PEN yang sebelumnya sebesar Rp695,2 triliun dan meningkat 20,63% dari realisasi PEN 2020 (Rp579,8 triliun). (Baca juga:Para Menteri Ekonomi ASEAN Dukung Program Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi)

Menurut dia, peningkatan ini wajib diiringi dengan percepatan daya serapnya, supaya sektor swasta bergerak jauh lebih dinamis sehingga mesin perekonomian bisa bekerja dengan full-power.“Belanja negara akan menjadi inspirasi bagi belanja korporasi dan rumah tangga. Ini yang kita butuhkan untuk mewujudkan pemulihan ekonomi dengan bentuk kurva V," papar Edhie.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa tren PEN akan berbentuk V dalam dalam Rapat Kerja Nasional BNPB, ketika melihat bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun kuartal II tahun 2020 adalah -5,32 persen, tetapi pada kuartal III terjadi pembalikan pertumbuhan ekonomi sehingga mencatatkan pertumbuhan ekonomi berkurang negatifnya hingga menjadi sebesar -3,49 persen. Lalu di akhir tahun 2020 pertumbuhan ekonomi ditutup dengan -2,19 persen, sehingga secara tahunan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 hanya terkontraksi -2,07 persen, jauh lebih baik dibandingkan banyak negara lain.

Edhie memprediksi bila pemerintah bisa mempercepat belanja ekonomi secara masif di tahun 2021, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa positif di antara angka 4 +/- 1 persen dengan syarat kedua, yaitu program vaksinasi dapat menciptakan 70% herd-immunity pada akhir tahun 2021.

Menurut dia, hal tersebut membutuhkan sinergi dan kolaborasi kreatif unsur-unsur domestik dan internasional terutama dalam ketersedian vaksin. “Kita bersyukur vaksin asal Inggris sudah juga hadir dan akan tersedia dalam jumlah 11,3 juta sampai akhir tahun 2021 nanti," katanya.

Edhie juga optimistis program penghapusan PPnBM dan aturan DP nol persen untuk KKB dan properti dapat menggairahkan penjualan kendaraan bermotor bila perbankan segera ikut menurunkan tingkat bunga khususnya bunga KKB dan KPR sesegera mungkin."Saya berharap penurunan tingkat bunga pinjaman perbankan terjadi dalam waktu yang tidak lama beriringan dengan kebijakan pemerintah penghapusan PPnBM dan DP nol persen dari Bank Indonesia, untuk menciptakan momentum bergairahnya kedua sektor ini," jelasnya.

Dia menambahkan, kolaborasi kreatif antara Pemerintah, Bank Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan serta sektor swasta dan masyarakat melalui vocal points komunitas-komunitas harus lebih intens lagi di tahun ini. “Indonesia ini satu. Sejak dilahirkan sampai sekarang, ya Indonesia ini tetap satu. Karena itu, syarat mutlak sembuhnya kesehatan dan ekonomi nasional adalah team-works yang satu, menyatu, dan solid. Banyak orang pintar di negeri ini, namun untuk keluar dari pandemi ini, team-works yang satu dan solid adalah syarat utama, dan ini harus terus disemaikan dan dipupuk dengan membangun integritas serta kepercayaan bersama-sama. Syarat mutlak ini," paparnya.
(aby)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2244 seconds (0.1#10.140)