Jual Jasa Antar Barang jadi Asa Para Pekerja yang Dirumahkan
loading...
A
A
A
Jika ada konsumen yang berminat, Nia senantiasa mengirimkan langsung kepada pemesan. Menurut Nia, menjemput rezeki yang dibarengi niat membantu sesama akan berkah. Apalagi ini juga memudahkan masyarakat sekitar rumahnya untuk berbelanja.
Harapan Nia tentu agar semua kembali normal, seusai lebaran biasanya tempat wisata ini ramai dikunjungi, terlebih akhir tahun. Bantuan dari pemerintah pun diharapkan segera cair. "Saya sudah mengumpulkan fotokopi KK dan KTP. Semoga saya dan teman-teman penjual dapat bantuan sebagai warga terdampak Covid-19, bantuan harus merata kepada yang berhak," ucapnya penuh harap.
Suami Nia pun tidak tinggal diam dalam mencari berbagai kesempatan agar menghasilkan tambahan kebutuhan sehari-hari. Kebetulan, di rumah orang tua mereka di pelosok Kabupaten Bogor terdapat peternakan ayam yang biasa menyalurkan ayam untuk restoran. Karena restoran tutup, peternak pun mencari cara agar ayam mereka tetap terjual. Nia dan suami mengambil kesempatan itu untuk membawa ayam ke rumah mereka untuk dijual.
"Ayam berat 1 kg saya jual Rp28.000, untuk di sini harganya termasuk murah. Harga segitu saya sudah dapat untung yang lumayan," jelasnya.
Setiap hari suami Nia mengambil ayam menempuh perjalanan dua jam menggunakan sepeda motor. Lagi-lagi menerobos PSBB yang sudah mulai dilakukan di beberapa tempat. "Yang penting tidak berboncengan dan suami juga menggunakan masker," sambung Nia.
Pasangan ini berjuang dengan cara mereka demi mendapatkan penghasilan saat pandemi yang entah kapan akan berlalu.
Jauh dari kediaman Nia dan suaminya di Bogor, ada Rizal Frasianto (37) warga Balaraja, Tangerang yang mencari rezeki di Jakarta. Dia bekerja di restoran ayam bakar ternama yang memiliki tujuh gerai cabang di Jakarta. Namun mulai 26 April nanti, Rizal akan resmi dirumahkan.
Di tempat kerjanya, Riza bertugas sebagai sopir operasional sekaligus bagian dapur. Dia terpaksa dirumahkan lantaran restoran sepi, apalagi rumahnya dari tempat dia bekerja cukup jauh. "Ada beberapa orang dari kami akan dirumahkan, terutama karyawan yang kediamannya jauh. Rumah saya di Balaraja, yang dirumahkan juga mereka yang asal Cilacap, Garut, dan Karang Pucung. Kami tidak digaji selama dirumahkan, tapi THR nanti akan dapat. Alhamdulillah," ucapnya penuh syukur.
Pemilik restoran juga menanggung ongkos pulang kampung dan memastikan tidak akan ada PHK. Ketika pandemi berakhir dan restoran kembali beroperasional seperti biasa, karyawan yang dirumahkan akan kembali dipanggil untuk bekerja.
Bagi Rizal, ini memang kabar yang kurang baik, namun dia masih bernapas lega karena tidak kehilangan pekerjaan. "Semoga virus cepat pergi dan saya bisa kembali bekerja," tandasnya.
Harapan Nia tentu agar semua kembali normal, seusai lebaran biasanya tempat wisata ini ramai dikunjungi, terlebih akhir tahun. Bantuan dari pemerintah pun diharapkan segera cair. "Saya sudah mengumpulkan fotokopi KK dan KTP. Semoga saya dan teman-teman penjual dapat bantuan sebagai warga terdampak Covid-19, bantuan harus merata kepada yang berhak," ucapnya penuh harap.
Suami Nia pun tidak tinggal diam dalam mencari berbagai kesempatan agar menghasilkan tambahan kebutuhan sehari-hari. Kebetulan, di rumah orang tua mereka di pelosok Kabupaten Bogor terdapat peternakan ayam yang biasa menyalurkan ayam untuk restoran. Karena restoran tutup, peternak pun mencari cara agar ayam mereka tetap terjual. Nia dan suami mengambil kesempatan itu untuk membawa ayam ke rumah mereka untuk dijual.
"Ayam berat 1 kg saya jual Rp28.000, untuk di sini harganya termasuk murah. Harga segitu saya sudah dapat untung yang lumayan," jelasnya.
Setiap hari suami Nia mengambil ayam menempuh perjalanan dua jam menggunakan sepeda motor. Lagi-lagi menerobos PSBB yang sudah mulai dilakukan di beberapa tempat. "Yang penting tidak berboncengan dan suami juga menggunakan masker," sambung Nia.
Pasangan ini berjuang dengan cara mereka demi mendapatkan penghasilan saat pandemi yang entah kapan akan berlalu.
Jauh dari kediaman Nia dan suaminya di Bogor, ada Rizal Frasianto (37) warga Balaraja, Tangerang yang mencari rezeki di Jakarta. Dia bekerja di restoran ayam bakar ternama yang memiliki tujuh gerai cabang di Jakarta. Namun mulai 26 April nanti, Rizal akan resmi dirumahkan.
Di tempat kerjanya, Riza bertugas sebagai sopir operasional sekaligus bagian dapur. Dia terpaksa dirumahkan lantaran restoran sepi, apalagi rumahnya dari tempat dia bekerja cukup jauh. "Ada beberapa orang dari kami akan dirumahkan, terutama karyawan yang kediamannya jauh. Rumah saya di Balaraja, yang dirumahkan juga mereka yang asal Cilacap, Garut, dan Karang Pucung. Kami tidak digaji selama dirumahkan, tapi THR nanti akan dapat. Alhamdulillah," ucapnya penuh syukur.
Pemilik restoran juga menanggung ongkos pulang kampung dan memastikan tidak akan ada PHK. Ketika pandemi berakhir dan restoran kembali beroperasional seperti biasa, karyawan yang dirumahkan akan kembali dipanggil untuk bekerja.
Bagi Rizal, ini memang kabar yang kurang baik, namun dia masih bernapas lega karena tidak kehilangan pekerjaan. "Semoga virus cepat pergi dan saya bisa kembali bekerja," tandasnya.