Pengamat: Perlu Audit Infrastruktur Agar Bisa Dipertanggungjawabkan

Senin, 15 Maret 2021 - 19:55 WIB
loading...
Pengamat: Perlu Audit...
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai perlu adanya audit pada pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh para Menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo . Sehingga, pembangunan infrastruktur ini dilakukan berdasarkan kebutuhan.

Menurut Agus, pembangunan infrastruktur memiliki peran strategis bagi perekonomian negara. Bahkan, pembangunan infrastruktur yang sesuai kebutuhan akan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.

"Kayaknya perlu ada audit infrastruktur sebelum kabinet ini selesai supaya bisa dilihat, dipertimbangkan, dikritisi dan dilanjutkan kabinet berikutnya. Jika dikerjakan dengan baik, infra memiliki peran strategis ekonomi dan kesejahteraan rakyat," ujarnya dalam acara Konsultasi Regional Kementerian PUPR 2021 secara virtual, Senin (15/3/2021).



Jangan sampai, pembangunan infrastruktur ini justru tidak terasa langsung manfaatnya oleh masyarakat. Sebab, pembangunan infrastruktur ini harus dapat dipertanggung jawabkan kepada publik.

Menurutnya, ada beberapa infrastruktur yang dibangun namun tidak memperhatikan kebutuhan masyarakat. Sebagai salah satu contohnya adalah pembangunan Bandara yang kini semakin banyak namun tidak diperhatikan efek dan manfaatnya.

"Mengapa setiap kota di selatan penuh bandara baru atau perluasan. Yang mau naik siapa? Bandara itu diminta bersaing dengan jalan tol pelabuhan, lintas selatan itu kan di wilayah TNI sehingga ada delay dan lain-lain sehingga ini perlu dihitung. Misalnya Presiden minta bangun ini itu ya harus diperhitungkan," jelasnya.

Baca Juga: Audit TKDN Pertamina, BPKP Ungkap 2 Temuan Terbaru

Agus juga berharap agar pembangunan infrastruktur yang belum rampung jangan langsung diresmikan oleh Presiden Joko Widodo langsung. Apalagi setelah diresmikan, infrastruktur tersebut tidak bisa dipakai atau digunakan.

"Mohon ketika program infrastruktur belum jadi jangan diresmikan lah apalagi melibatkan Presiden yang mencet tombol setelah itu tidak bisa dipakai," ucap Agus.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2335 seconds (0.1#10.140)