Bank Syariah Indonesia Emoh Pakai Strategi 'Bakar Uang'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Information & Technology Bank Syariah Indonesia (BSI) Achmad Syafii menyatakan, walaupun saat ini tren kompetisi industri digital dilakukan dengan jorjoran atau bakar uang, tapi pihaknya tidak terpancing melakukan strategi tersebut. Keputusan itu diambil karena setiap sen uang masyarakat harus dipertanggungjawabkan. ( Baca juga:LAZ BSMU Gandeng Bank Syariah Indonesia Ciptakan Sociopreneur )
"Kami tidak terpancing untuk menggunakan strategi bakar uang demi berkompetisi layanan digital karena ada stakeholder yang berharap ada keuntungan. Kami harus jaga sisi bottom line agar tidak babak belur dengan sangat matang," ujar Syafii dalam webinar di Jakarta (24/3/2021).
Bagaimana pun juga kompetisi mendapatkan customer base tetap harus dilakukan dengan memberikan berbagai kemudahan. Di tengah kompetisi saat ini BSI menjadikan syariah sebagai value added namun kuncinya adalah memberikan layanan yang lebih baik dari kompetitor.
"Jangan terus fokus pada syariah tapi juga layanan terbaik harus diberikan karena ini kompetisi. Syariah kami jadikan value added di tengah persaingan bisnis. Prinsipnya universal dan tetap kompetitif," katanya. ( Baca juga:Saingi Triton dan Hilux, Wuling Bikin Mobil Kabin Ganda Murah Rp130 Jutaan )
BSI terus memperkuat layanan digital dengan mendorong penerapan digitalisasi transaksi untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas keuangan. Selain itu, penguatan layanan digital BSI juga merupakan bagian dari dukungan terhadap percepatan transformasi perekonomian digital Indonesia. Alhasil, bisa menjangkau masyarakat daerah secara luas dan mempermudah kegiatan perekonomian, baik itu transaksi maupun pendanaan.
"Kami tidak terpancing untuk menggunakan strategi bakar uang demi berkompetisi layanan digital karena ada stakeholder yang berharap ada keuntungan. Kami harus jaga sisi bottom line agar tidak babak belur dengan sangat matang," ujar Syafii dalam webinar di Jakarta (24/3/2021).
Bagaimana pun juga kompetisi mendapatkan customer base tetap harus dilakukan dengan memberikan berbagai kemudahan. Di tengah kompetisi saat ini BSI menjadikan syariah sebagai value added namun kuncinya adalah memberikan layanan yang lebih baik dari kompetitor.
"Jangan terus fokus pada syariah tapi juga layanan terbaik harus diberikan karena ini kompetisi. Syariah kami jadikan value added di tengah persaingan bisnis. Prinsipnya universal dan tetap kompetitif," katanya. ( Baca juga:Saingi Triton dan Hilux, Wuling Bikin Mobil Kabin Ganda Murah Rp130 Jutaan )
BSI terus memperkuat layanan digital dengan mendorong penerapan digitalisasi transaksi untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas keuangan. Selain itu, penguatan layanan digital BSI juga merupakan bagian dari dukungan terhadap percepatan transformasi perekonomian digital Indonesia. Alhasil, bisa menjangkau masyarakat daerah secara luas dan mempermudah kegiatan perekonomian, baik itu transaksi maupun pendanaan.
(uka)