Pariwisata Halal Didorong Jadi Penggerak Pemulihan Ekonomi

Kamis, 25 Maret 2021 - 19:21 WIB
loading...
Pariwisata Halal Didorong Jadi Penggerak Pemulihan Ekonomi
Warga memanfaatkan libur akhir pekan dengan mengunjungi Masjid Kubah 99 yang pembangunannya akan kembali dilanjutkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Foto:SINDOnews/Maman Sukirman
A A A
JAKARTA - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri pariwisata halal . Wisata yang dikembangkan adalah wisata ramah alam dan kesehatan yang universal, dapat menjadi pilihan wisatawan muslim dan wisatawan lainnya.

“Pariwisata halal itu adalah ekosistem pariwisata ramah muslim (muslim friendly), dengan pelayanan prima (service of exellence) dan mengusung nilai-nilai etika (ethical values),” kata Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI, Guntur Subagja Mahardika, saat menjadi pembicara pada Forum Dialog Wisata Halal bertajuk ‘Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia’ yang diselenggarakan secara hiybrid daring dan luring di Jakarta, Kamis (25/3/2021).



Forum yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Provinsi Banten dan Baduy Outbood menghadirkan narasumber antara lain Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Ketua Komisi III DPRD Banten Gembong Sumedi, Rektor Universitas Sultan Agung Tirtayasa Prof Fatah Sulaeman, Kepala Dinas Pariwisata Banten Agus Setiawan, Ketua MUI Banten HAM Romly, serta praktisi Ketua Harian PHRI Banten Ashok Kumar dan Direktur KEK Tanjung Lesung Poernomo Siawoprasetijo. Dipandu oleh pengusaha pariwisata Muhammad Hasan Gaido.

Di tengah pandemi Covid-19, industri pariwisata adalah sektor yang paling terpukul. Data BPS menunjukkan penurunan kunjungan wisatawan mencapai 73,60%, daei 16,1 juta menjadi 3,8 juta wisatawan.

“Kini diharapkan industri pariwisata dapat menjadi penggerak pemulihan ekonomi nasional karena memiliki multiflier effect yang tinggi,” jelas Guntur Subagja. Salah satunya mengembangkan pariwisata halal dapat menjadi alternatif pilihan karena secara subtansial mengusung aspek kesehatan, kebersihan, dan ramah lingkungan.

Sejak sebelum pandemi, kunjungan wisatawan muslim ke Indonesia baru sekitar 3 juta orang, 20% dari jumlah wisatawan. Jumlah wisatawan muslim tersebut lebih rendah dari yang berkunjung ke Singapura, Malaysia, Thailand yang mencapai 4 juta sampai 6 juta wisatawan muslim.

Pasar pariwisata muslim cukup besar. Dengan populasi penduduk muslim dunia sekitar 1,8 miliar jiwa, belanja muslim mencapai USD2,2 triliun. “Belanja muslim dunia terus tumbuh rata-rata 5,2% per tahun, pasar yang harus ditangkap Indonesia,” tuturnya.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengungkapkan Provinsi Banten memiliki potensi besar menjadi destinasi pariwisata halal. “Kami bertekad Provinsi Banten menjadi 10 besar daerah wisata halal,” kata Andika.



Banten yang berbatasan dengan Ibukota Jakarta memiliki pariwisata ramah muslim seperti wisata alam, wisata budaya, maupun wisata spiritual. Salah satunya, Kesultanan Banten, yang sejak dulu dikenal di Nusantara dan dunia dapat menjadi salah satu unggulan pariwisata Banten.

Guntur Subagja menegaskan pariwisata halal tidak berbenturan dengan pariwisata pada umumnya. Dalam pariwisata ramah muslim, yang utama adalah kemudahan-kemudahan bagi wisatawan muslim mendapatkan makanan halal, sarana ibadah, dan ketersediaan air yang bersih. Hotel-hotel saatnya memiliki dapur halal dan fasilitas ramah muslim.

Dukungan lainnya adalah akses, amenitas, atraksi, industri kreatif, dan layanan ramah muslim.

Guntur juga mengingatkan pentingkan mengembangkan wisata desa untuk membangkitkan ekonomi masyarakat. Sebagaimana arahan Wakil Presiden KH Maruf Amin, pariwisata desa yang dikembangkan adalah Desa Wisata Agro (Dewa), Desa Wisata Industri (Dewi) dan Desa Digital.
(her)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2021 seconds (0.1#10.140)