Sebelum Terbakar, Kilang Balongan Digadang-gadang Jadi Kilang Terbaik di Asia pada 2025
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kilang minyak milik PT Pertamina (Persero) , Refinery Unit (RU) VI di Balongan Indramayu, Jawa Barat, dilalap api pada Senin dini hari (29/3/2021). Padahal, kilang ini ditargetkan menjadi kilang terkemuka di Asia pada 2025 mendatang.
Dalam laporan keberlanjutan PT Pertamina (Persero) pada 2016 lalu, manajemen mencatat, kilang RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) di DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya. Kilang milik perseroan negara ini merupakan sentra bisnis. ( Baca juga: Titik Api Kebakaran Kilang Balongan Sudah Dilokalisasi )
Dari segi pendapatan, kilang yang juga disebut sebagai kilang Balongan memberikan kontribusi besar bagi pendapatan Pertamina dan negara. Keunggulan RU VI Balongan salah satunya tecermin dengan pecapaian hasil yang dicatat lebih unggul di antara kilang minyak lainnya di Indonesia.
"Untuk intensitas energi dengan menggunakan parameter Energy Intensity Index (EII) dan memiliki Nelson Complexity Index (NCI) tertinggi yang mampu mengolah residu menjadi produk bernilai jual tinggi," tulis laporan Pertamina yang diterima MNC Portal Indonesia, Senin (29/3/2021).
Manajemen perseroan pelat merah juga melaporkan, melalui kerja sama RU VI Balongan dan seluruh pemangku kepentingan, maka optimisme menjadi kilang terkemuka di Asia pada 2025 dapat terwujud.
Keberlanjutan usaha RU VI Balongan tidak lepas dari misi BUMN sektor energi, yakni mengoperasikan kilang dengan teknologi tinggi untuk mengolah crude dan naphtha menjadi produk BBM, BBK, NBBM dan Petkim. Hal itu dimulai dari proses perencanaan, proses produksi hingga penyalurannya.
Sesuai visinya, Pertamina dengan menjadikan kilang Balongan terkemuka di Asia, maka RU VI Balongan berkomitmen untuk senantiasa menjalankan kegiatan usahanya. Dalam dokumen tersebut juga dijelaskan, kilang Balongan telah menetapkan tiga pilar performance, yaitu Reliability, Operation Excellent, dan Growth. Serta 4 pondasi sustainability yaitu leadership, mindset and capability, HSE and management infrastructure.
Kebutuhan energi khususnya dalam negeri saat ini semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur pendukungnya. Oleh karena itu, RU VI Balongan sebagai salah satu unit usaha Pertamina yang bergerak di sektor pengolahan terus meningkatkan perannya guna memastikan ketersediaan energi dalam memenuhi kebutuhan energi saat ini.
Tak hanya itu, perseroan terus meningkatkan kinerja operasional kilang Balongan melalui berbagai strategi yang telah diterapkan dengan berpedoman pada Key Performance Indicators (KPI) yang telah ditetapkan Pertamina. Melalui pengembangan kilang, maka produksi kilang dalam negeri akan semakin meningkat sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor produk dan memberikan kontribusi yang lebih besar pada perekonomian negara.
Pada 2016, RU VI Balongan juga mempunyai Nelson Complexity Index (NCI) tertinggi di antara Kilang Pertamina yaitu 11,7. Apabila dibandingkan dengan NCI rata-rata di Asia (5,8) dan dunia (7,1) maka NCI RU VI Balongan memiliki NCI yang masih lebih tinggi. ( Baca juga: Katanya Kiamat Sudah Dekat, Kok Nggak Kiamat-Kiamat? Ini Jawaban Gus Baha )
"RU VI Balongan telah menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan berstandar internasional berdasarkan International Sustainability Rating System (ISRS) karena bagi RU VI Balongan aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan menjadi penting," demikian bunyi laporan Pertamina.
Dalam laporan keberlanjutan PT Pertamina (Persero) pada 2016 lalu, manajemen mencatat, kilang RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) di DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya. Kilang milik perseroan negara ini merupakan sentra bisnis. ( Baca juga: Titik Api Kebakaran Kilang Balongan Sudah Dilokalisasi )
Dari segi pendapatan, kilang yang juga disebut sebagai kilang Balongan memberikan kontribusi besar bagi pendapatan Pertamina dan negara. Keunggulan RU VI Balongan salah satunya tecermin dengan pecapaian hasil yang dicatat lebih unggul di antara kilang minyak lainnya di Indonesia.
"Untuk intensitas energi dengan menggunakan parameter Energy Intensity Index (EII) dan memiliki Nelson Complexity Index (NCI) tertinggi yang mampu mengolah residu menjadi produk bernilai jual tinggi," tulis laporan Pertamina yang diterima MNC Portal Indonesia, Senin (29/3/2021).
Manajemen perseroan pelat merah juga melaporkan, melalui kerja sama RU VI Balongan dan seluruh pemangku kepentingan, maka optimisme menjadi kilang terkemuka di Asia pada 2025 dapat terwujud.
Keberlanjutan usaha RU VI Balongan tidak lepas dari misi BUMN sektor energi, yakni mengoperasikan kilang dengan teknologi tinggi untuk mengolah crude dan naphtha menjadi produk BBM, BBK, NBBM dan Petkim. Hal itu dimulai dari proses perencanaan, proses produksi hingga penyalurannya.
Sesuai visinya, Pertamina dengan menjadikan kilang Balongan terkemuka di Asia, maka RU VI Balongan berkomitmen untuk senantiasa menjalankan kegiatan usahanya. Dalam dokumen tersebut juga dijelaskan, kilang Balongan telah menetapkan tiga pilar performance, yaitu Reliability, Operation Excellent, dan Growth. Serta 4 pondasi sustainability yaitu leadership, mindset and capability, HSE and management infrastructure.
Kebutuhan energi khususnya dalam negeri saat ini semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur pendukungnya. Oleh karena itu, RU VI Balongan sebagai salah satu unit usaha Pertamina yang bergerak di sektor pengolahan terus meningkatkan perannya guna memastikan ketersediaan energi dalam memenuhi kebutuhan energi saat ini.
Tak hanya itu, perseroan terus meningkatkan kinerja operasional kilang Balongan melalui berbagai strategi yang telah diterapkan dengan berpedoman pada Key Performance Indicators (KPI) yang telah ditetapkan Pertamina. Melalui pengembangan kilang, maka produksi kilang dalam negeri akan semakin meningkat sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor produk dan memberikan kontribusi yang lebih besar pada perekonomian negara.
Pada 2016, RU VI Balongan juga mempunyai Nelson Complexity Index (NCI) tertinggi di antara Kilang Pertamina yaitu 11,7. Apabila dibandingkan dengan NCI rata-rata di Asia (5,8) dan dunia (7,1) maka NCI RU VI Balongan memiliki NCI yang masih lebih tinggi. ( Baca juga: Katanya Kiamat Sudah Dekat, Kok Nggak Kiamat-Kiamat? Ini Jawaban Gus Baha )
"RU VI Balongan telah menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan berstandar internasional berdasarkan International Sustainability Rating System (ISRS) karena bagi RU VI Balongan aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan menjadi penting," demikian bunyi laporan Pertamina.
(uka)