Yield Tekuk Benchmark, Dana Kelolaan Syailendra Capital Masuk 10 Besar dan Sabet Award

Rabu, 14 April 2021 - 09:56 WIB
loading...
Yield Tekuk Benchmark,...
Nah, jika investasi saham dianggap terlalu berisiko, investor bisa mencoba masuk ke reksadana. Dari total dana kelolaan alias asset under management, Syailendra masuk 10 besar di industri reksadana. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Syailendra Capital melihat, potensiupside Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)masih cukup besar. Nah, jika investasi saham dianggap terlalu berisiko, investor bisa mencoba masuk ke reksadana .Syailendra ada empat produk reksadana yang disiapkan, yakni reksadana pendapatan tetap, campuran dan reksadana indeks.

Syailendra Capital sendiri merupakan salah satu pemain besar di industri reksadana. Dari total dana kelolaan alias asset under management, Syailendra masuk 10 besar di industri reksadana.



Presiden Direktur Syailendra Capital, Fajar R Hidayat menyebut IHSG pada level tertingginya bisa saja bergerak ke level 7.000 - 7.200. “Syailendra memperkirakan pada akhir tahun IHSG akan berada di level 6.900,” kata Fajar.

Bahkan, Fajar Ia memproyeksikan level ini justru akan terjadi pada kuartal III-2021. Sebelum akhirnya perlahan terkoreksi dan bergerak ke arah 6.900 pada akhir tahun.

Menurutnya, pada kuartal III-2021, pergerakan pasar saham juga akan mengalami perubahan. Sejauh ini pasar saham masih digerakan oleh sentimen maupun berita saja. Sehingga, ketika ada sentimen positif, maka pasar akan menguat, begitu pun sebaliknya.Namun, memasuki semester II-2021, pasar lebih akan didorong oleh fundamental saham-saham.

“Kinerja emiten sebenarnya sejauh ini belum bisa dinilai, karena laporan keuanganfull year2020 ataupun kuartal I-2021 masih sangat dipengaruhi pandemi dan masa transisi. Tapi, untuk laporan keuangan kuartal II-2021, baru terlihat hasil dari konsistensi strategi masing-masing perusahaan dalam menyiasati dampak pandemi,” jelas Fajar di Jakarta, Rabu (14/4/2021).

Ia juga memprediksi, tahun ini pertumbuhan industri reksadana akan kembali mulai normal. Diperkirakan olehnya, pertumbuhan industri reksadana pada tahun ini akan berada di kisaran 5%-10%.

Menurutnya, jenis reksadana yang berpotensi tumbuh paling optimal adalah, reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap, lalu reksadana pasar uang.

PT Syailendra Capital menyiapkan beberapa produk baru reksadana berbasis ritel di tahun ini. Produk ini dibentuk untuk menangkap peluang pertumbuhan investor ritel yang cukup pesat belakangan ini.

Untuk reksadana indeks, perusahaan ini juga menyiapkan beberapa produk RD index. Fajar menambahkan, saat ini pasar reksadana indeks masih punya ruang yang sangat besar untuk terus tumbuh. Fajar mengatakan, reksadana indeks menawarkan transparansi yang akan memudahkan investor.

Dengan berbagai produk reksadana baru yang sudah disiapkan ini, Fajar optimistis Syailendra bisa mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 5-10% dibandingkan tahun lalu.

Syailendra cukup piawai meracik dana. Tengok saja salah satu produknya yakni Syailendra Balance [ms1]Opportunity Fund mencetak yield 15,88% di periode sama. Mengalahkan benchmark Indeks Reksadana Campuran (IRDCP) dengan yield 8,24%.

Dengan kepiawaian meracik dana nasabah, wajar jika dari tahun ke tahun Syailendra Capital bertubi-tubi menggaet berbagai penghargaan. Tahun lalu Syailendra meraih The Fastest Growing Fund Manager” & The Outstanding Fund Manager in Millennial Segment” dari ajang CNBC Indonesia Award 2020.

Tak tanggung-tanggung dari Bareksa KONTAN [ms2]meraih tiga penghargaan. Yakni Dua Gold Champion: Best Money Market Fund Product “Syailendra Dana Kas” Category 3 Years AUM > Rp 500 miliar dan Best Fixed Income Product “Syailendra Pendapatan Tetap Premium” Category 3 Years AUM < IDR 100 Billion. Lalu Silver Champion: Best Equity Product “Syailendra Equity BUMN Plus” Category 3 years AUM IDR 300 B – 1 T.

Dari Asia Asset Management meraih Best of Best Awards 2020. Terdiri dari Best Bond Manager , Fintech Innovation in Asset Management dan CEO of The Year: Fajar R. Hidayat.

Lalu dari Investor Infovesta [ms3]Best Mutual Fund Award 2021 meraih banyak penghargaan. Yakni Syailendra Pendapatan Tetap Premium sebagai Reksa Dana Pendapatan Tetap Terbaik Periode 1 Tahun Kategori Aset Di Atas Rp10 Miliar – Rp 100 Miliar. Syailendra Pendapatan Tetap Premium sebagai Reksa Dana Pendapatan Teta [ms4][ms5] Terbaik Periode 3 Tahun Kategori Aset Di Atas Rp10 Miliar – Rp 100 Miliar.

Ada Syailendra Providentia Money Market Fund sebagai Reksa Dana Pasar Uang Terbaik Periode 1 Tahun Kategori Aset Di Atas Rp10 Miliar – Rp 100 Miliar. Providentia [ms6] Money Market Fund sebagai Reksa Dana Pasar Uang Terbaik Periode 3 Tahun Kategori Aset Di Atas Rp10 Miliar – Rp 100 Miliar. Terakhir Syailendra Dana Kas sebagai Reksa Dana Pasar Uang Terbaik Periode 5 Tahun Kategori Aset Di Atas Rp 1 Triliun.

Syailendra juga terus memperluas channel distribusi. Terdiri dari direct channel yakni Syailendra Retail & Institutional Sales Representative. dan di semester 2 pembelian secara online melalui aplikasi syailendra juga bisa dilakukan. Ada juga indirect channel melalui bank, sekuritas, financial technologi dan market place seperti Tokopedia.



Pada akhir tahun lalu, dana kelolaan Syailendra mencapai Rp 23,43 triliun. Sementara per akhir Februari 2021, dana kelolaan Syailendra tumbuh 4,35% menjadi Rp 24,45 triliun.

Jumlah tersebut tidak termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), yang merupakan urutan ke 9 (ms7)di industri aset manajemen Indonesia. Jika termasuk semua jenis reksa dana, total dana kelolaan SYAILENDRA adalah sebesar Rp26,14. Saat ini SYAILENDRA menguasai 4.15% market share dari seluruh dana kelolaan industri manajer investasi.

Di kala pandemi, terjadi kenaikan jumlah investor. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2020 jumlah investor pasar modal sebanyak 3,88 juta. Angka tersebut melonjak 56,45% dibandingkan tahun 2019 yang sebanyak 2,48 juta.

Yang menarik, sebanyak 54,8% adalah investor di bawah 30 tahun alias milenial. Padahal akibat pandemi, kinerja portofolio investasi banyak yang jeblok. OJK mewaspadai, peningkatan jumlah investor tersebut, apakah sudah melek informasi di pasar modal atau sekadar ikut-ikutan.

Fenomena tersenbut juga harus menjadi perhatian pelaku pasar modal lain. Menjaga kondisi pasar modal tetap sehat. Tahun ini diprediksi keadaan akan membaik. Program vaksinasi terus berjalan, sehingga diharapkan dapat menjinakkan pandemi. Sehingga ekonomi bisa meningkat. Salah satu indikator meningkatnya ekonomi adalah bursa saham.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2028 seconds (0.1#10.140)