Kejar EBT 25% di 2025, Luhut Rancang Strategi Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah merancang strategi untuk mencapai bauran energi nasional 23% dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.
"Strategi energi terbarukan kami meliputi panas bumi, tenaga air, solar PV, bioenergi, dan angin. Kami berkomitmen untuk mempercepat pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia dan membuka calon investor untuk berpartisipasi dalam proyek energi terbarukan di masa depan," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/4/2021).
Disisi lain pemerintah juga akan melakukan segala upaya untuk mempercepat kemajuan, termasuk menjajaki kemungkinan mencapai Emisi Nol Bersih lebih awal dari yang direncanakan. "Serta, Bali, Danau Toba dan kawasan ekonomi khusus dapat menjadi percontohan upaya percepatan tersebut," ungkap dia.
Sebelumnya, pemerintah mempunyai komitmen besar untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dengan mendorong pemanfaatan energi terbarukan di berbagai sektor seperti transportasi, bangunan gedung, rumah tangga dan sebagainya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, di sektor transportasi, pemerintah mendorong pengembangan kendaraan listrik. Dalam hal ini, pihaknya mendukung dari sisi hulu supaya terbangun ekosistem baterai di dalam negeri.
"Kami juga menyiapkan dari sisi pengisian daya dengan membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Ini harus diatur dari sisi standar dan keselamatan serta jenis kendaraan yang bisa diisi dayanya," ujarnya dalam webinar "Peran Energi Baru Terbarukan untuk Mewujudkan Sustainable City di Indonesia," ujar dia.
"Strategi energi terbarukan kami meliputi panas bumi, tenaga air, solar PV, bioenergi, dan angin. Kami berkomitmen untuk mempercepat pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia dan membuka calon investor untuk berpartisipasi dalam proyek energi terbarukan di masa depan," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/4/2021).
Disisi lain pemerintah juga akan melakukan segala upaya untuk mempercepat kemajuan, termasuk menjajaki kemungkinan mencapai Emisi Nol Bersih lebih awal dari yang direncanakan. "Serta, Bali, Danau Toba dan kawasan ekonomi khusus dapat menjadi percontohan upaya percepatan tersebut," ungkap dia.
Sebelumnya, pemerintah mempunyai komitmen besar untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dengan mendorong pemanfaatan energi terbarukan di berbagai sektor seperti transportasi, bangunan gedung, rumah tangga dan sebagainya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, di sektor transportasi, pemerintah mendorong pengembangan kendaraan listrik. Dalam hal ini, pihaknya mendukung dari sisi hulu supaya terbangun ekosistem baterai di dalam negeri.
"Kami juga menyiapkan dari sisi pengisian daya dengan membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Ini harus diatur dari sisi standar dan keselamatan serta jenis kendaraan yang bisa diisi dayanya," ujarnya dalam webinar "Peran Energi Baru Terbarukan untuk Mewujudkan Sustainable City di Indonesia," ujar dia.
(nng)