Ekonomi China Melesat, Mata Uang Garuda Terkena Hawa Sejuknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan hari ini (16/4/2021). Mata uang Garuda ditutup menguat 50 poin ke level Rp14.565.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa menguatnya rupiah didorong oleh membaiknya pertumbuhan perekonomian di China .
( Baca juga:Nggak Ada Lawan, Ekonomi China Tumbuh 18,3% di Kuartal I/2021 )
"Para ekonom beranggapan bahwa kebangkitan ekonomi China di kuartal pertama yang tumbuh hingga 18,3% di saat hantaman pandemi Covid-19 belum usai, akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini merupakan sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi di dalam negeri bisa dilakukan dengan cepat bahkan perkiraan PDB di kuartal kedua 7% kemungkinan bisa terealisasi," jelasnya dalam riset harian, Jumat (16/4/2021).
Ia memaparkan, sebagai kalkulasi saja, setiap pertumbuhan ekonomi China 1% akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,05%. Dengan demikian dampak dari pertumbuhan ekonomi China akan terasa pada kuartal II dan kuartal III 2021.
Di sisi lain dampak pertumbuhan ekonomi China akan langsung terasa pada sisi ekspor, terutama permintaan dari Negeri Tirai Bambu otomatis akan meningkat sehingga akan berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia ke China. Kemudian neraca perdagangan Indonesia berpotensi surplus hingga beberapa bulan ke depan.
Selain itu korelasi pertama bisa dilihat dari sisi perdagangan dan itu bisa dilihat dari kontribusi ekspor Indonesia ke China sebesar 21% per Maret 2021, itu lebih tinggi kontribusinya dari pada sebelum Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas Indonesia ke China tercatat sebesar USD3,73 miliar per Maret 2021.
( Baca juga:Begini Hukuman Bagi Suami Istri yang Jimak di Siang Ramadhan )
"Angka itu naik dari posisi Februari 2021 yang sebesar USD2,95 miliar," tandasnya.
Sedangkan untuk perdagangan minggu depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.545-Rp14.600.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa menguatnya rupiah didorong oleh membaiknya pertumbuhan perekonomian di China .
( Baca juga:Nggak Ada Lawan, Ekonomi China Tumbuh 18,3% di Kuartal I/2021 )
"Para ekonom beranggapan bahwa kebangkitan ekonomi China di kuartal pertama yang tumbuh hingga 18,3% di saat hantaman pandemi Covid-19 belum usai, akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini merupakan sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi di dalam negeri bisa dilakukan dengan cepat bahkan perkiraan PDB di kuartal kedua 7% kemungkinan bisa terealisasi," jelasnya dalam riset harian, Jumat (16/4/2021).
Ia memaparkan, sebagai kalkulasi saja, setiap pertumbuhan ekonomi China 1% akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,05%. Dengan demikian dampak dari pertumbuhan ekonomi China akan terasa pada kuartal II dan kuartal III 2021.
Di sisi lain dampak pertumbuhan ekonomi China akan langsung terasa pada sisi ekspor, terutama permintaan dari Negeri Tirai Bambu otomatis akan meningkat sehingga akan berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia ke China. Kemudian neraca perdagangan Indonesia berpotensi surplus hingga beberapa bulan ke depan.
Selain itu korelasi pertama bisa dilihat dari sisi perdagangan dan itu bisa dilihat dari kontribusi ekspor Indonesia ke China sebesar 21% per Maret 2021, itu lebih tinggi kontribusinya dari pada sebelum Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas Indonesia ke China tercatat sebesar USD3,73 miliar per Maret 2021.
( Baca juga:Begini Hukuman Bagi Suami Istri yang Jimak di Siang Ramadhan )
"Angka itu naik dari posisi Februari 2021 yang sebesar USD2,95 miliar," tandasnya.
Sedangkan untuk perdagangan minggu depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.545-Rp14.600.
(uka)