Tanaman Porang Banyak Dicari, Kementan Kembangkan Jadi Komoditas Ekspor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menggenjot pengembangan porang sebagai komoditas ekspor. Di pasar ekspor , porang banyak dicari sebagai bahan makanan dan industri obat juga kecantikan sehingga harga porang pun menjadi sangat menjanjikan bagi petani.
Seperti dilansir dari laman resmi Pertanian.go.id, Jumat (16/4/2021). Porang atau bahasa latinnya Amorphophallus Muelleri Blume merupakan tanaman jenis umbi-umbian. Tanaman ini toleran naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl.
Tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Sementara, pembibitan porang dapat dilakukan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) dan biji (dari bunga) yang ditanam secara langsung.
Sebagai tanaman budidaya yang baru diminati petani dan belum memiliki daftar Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) utama pada tanaman tersebut, tentunya pestlist OPT menjadi sangat penting untuk dilakukan. Hal ini terkait dengan antisipasi serangan dan pengendalian OPT yang tepat pada tanaman tersebut.
Mengingat pentingnya hal ini, Kementan terus bergerak ke kawasan budidaya porang untuk meneliti lebih lanjut OPT yang menyerang tanaman tersebut.
"Kami akan terus meningkatkan budidaya porang ini dalam berbagai aspek salah satunya dalam pengamanan produksi porang," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi saat diwawancara beberapa waktu yang lalu.
Dia menuturkan saat ini ada 20.000 hektare lahan di Indonesia yang ditanami porang. Porang ini sudah diekspor ke 16 negara. Ekspor porang terbesar kita ada di China, Thailand, dan Vietnam dalam bentuk chips, tepung dan lainnya.
"Pada tahun 2020, sebanyak 19.800 ton porang diekspor dengan nilai Rp880 miliar," ungkap dia.
Suwandi menuturkan, porang merupakan komoditas tanaman baru yang potensilan untuk dikembangkan. Banyak produk yang menggunakan bahan dasar porang seperti produk farmasi, tepung, pangan, dan lainnya.
Dalam berbagai kesempatan, Suwandi meminta semua staf kementan agar terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian seperti hama dan serangan penyakit dengan melakukan upaya-upaya maksimal untuk menjaga dan mengamankan produksi komoditas pertanian.
"Semua harus rajin turun ke lapangan, memantau dan mengamankan pertanaman. Memberikan sosialisasi cara yang benar pengendaliannya, supaya bisa memberikan faedah bagi petani," pungkas dia.
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
Seperti dilansir dari laman resmi Pertanian.go.id, Jumat (16/4/2021). Porang atau bahasa latinnya Amorphophallus Muelleri Blume merupakan tanaman jenis umbi-umbian. Tanaman ini toleran naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl.
Tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Sementara, pembibitan porang dapat dilakukan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) dan biji (dari bunga) yang ditanam secara langsung.
Sebagai tanaman budidaya yang baru diminati petani dan belum memiliki daftar Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) utama pada tanaman tersebut, tentunya pestlist OPT menjadi sangat penting untuk dilakukan. Hal ini terkait dengan antisipasi serangan dan pengendalian OPT yang tepat pada tanaman tersebut.
Mengingat pentingnya hal ini, Kementan terus bergerak ke kawasan budidaya porang untuk meneliti lebih lanjut OPT yang menyerang tanaman tersebut.
"Kami akan terus meningkatkan budidaya porang ini dalam berbagai aspek salah satunya dalam pengamanan produksi porang," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi saat diwawancara beberapa waktu yang lalu.
Dia menuturkan saat ini ada 20.000 hektare lahan di Indonesia yang ditanami porang. Porang ini sudah diekspor ke 16 negara. Ekspor porang terbesar kita ada di China, Thailand, dan Vietnam dalam bentuk chips, tepung dan lainnya.
"Pada tahun 2020, sebanyak 19.800 ton porang diekspor dengan nilai Rp880 miliar," ungkap dia.
Suwandi menuturkan, porang merupakan komoditas tanaman baru yang potensilan untuk dikembangkan. Banyak produk yang menggunakan bahan dasar porang seperti produk farmasi, tepung, pangan, dan lainnya.
Dalam berbagai kesempatan, Suwandi meminta semua staf kementan agar terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian seperti hama dan serangan penyakit dengan melakukan upaya-upaya maksimal untuk menjaga dan mengamankan produksi komoditas pertanian.
"Semua harus rajin turun ke lapangan, memantau dan mengamankan pertanaman. Memberikan sosialisasi cara yang benar pengendaliannya, supaya bisa memberikan faedah bagi petani," pungkas dia.
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
(akr)