Dibuka di Zona Merah, IHSG Masih Berpeluang Terkerek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan pagi hari ini. Indeks tertekan 0,03 persen berada di level 6.084.
Walau demikian, Equity Analyst PT Philip Sekuritas Indonesia Dustin Dana Pramitha menuturkan, berbagai sentimen global dan domestik akan menjadi pendorong pergerakan IHSG hari ini. Salah satunya adalah rilis data laporan keuangan di Amerika Serikat (AS) dari beberapa emiten khususnya perbankan yang melebihi ekspetasi.
“Selain itu ada juga data ekonomi yang membaik, di antaranya inflasi yang masih dalam range yang diekspetasikan oleh para analis. Jadi hal itu mengurangi kekhawatiran investor yang sebelumnya mengkhawatirkan tingkat inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Kemudian, ada ekonomi China yang tumbuh 18,3%,” tuturnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (19/4/2021).
Lanjutnya, dari dalam negeri sentimen datang dari pertumbuhan kinerja manufaktur yang semakin membaik dan data otomotif secara year on year (yoy) naik sebesar 10,5 persen.
Di samping itu, juga ada kinerja ekspor yang meningkat sebesar 30 persen menyebabkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD1,56 miliar di bulan Maret.
Sementara itu, kata dia, upaya pemerintah menggencarkan vaksinasi dan sedikit dilonggarkannya kegiatan masyarakat diharapkan Indonesia akan merasakan adanya pemulihan ekonomi pada tahun ini walaupun tidak secepat negara-negara lain.
Walau demikian, Equity Analyst PT Philip Sekuritas Indonesia Dustin Dana Pramitha menuturkan, berbagai sentimen global dan domestik akan menjadi pendorong pergerakan IHSG hari ini. Salah satunya adalah rilis data laporan keuangan di Amerika Serikat (AS) dari beberapa emiten khususnya perbankan yang melebihi ekspetasi.
“Selain itu ada juga data ekonomi yang membaik, di antaranya inflasi yang masih dalam range yang diekspetasikan oleh para analis. Jadi hal itu mengurangi kekhawatiran investor yang sebelumnya mengkhawatirkan tingkat inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Kemudian, ada ekonomi China yang tumbuh 18,3%,” tuturnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (19/4/2021).
Lanjutnya, dari dalam negeri sentimen datang dari pertumbuhan kinerja manufaktur yang semakin membaik dan data otomotif secara year on year (yoy) naik sebesar 10,5 persen.
Di samping itu, juga ada kinerja ekspor yang meningkat sebesar 30 persen menyebabkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD1,56 miliar di bulan Maret.
Sementara itu, kata dia, upaya pemerintah menggencarkan vaksinasi dan sedikit dilonggarkannya kegiatan masyarakat diharapkan Indonesia akan merasakan adanya pemulihan ekonomi pada tahun ini walaupun tidak secepat negara-negara lain.
(ind)