Baca Peluang Ekspor, Para Pelaku UMKM Bisa Mengikuti Cara Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Semua pihak yang berkepentingan, seperti pemerintah, swasta dan asosiasi dituntut untuk bekerja sama dalam memulihkan perekonomian nasional. Untuk kebangkitan ekonomi, UMKM menjadi salah satu kekuatan besarnya.
"Sektor ini menjadi salah satu yang paling terdampak oleh pandemik. Karena itu perlu upaya bersama agar sektor UMKM bisa menggeliat kembali menjadi penopang ekonomi nasional," kata Deputi Bidang UKM, Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman, dalam diskusi Kiat Tips Logistik dalam Melakukan Ekspor Bagi UMKM yang Efektif dan Efisien yang digelar Beritakota.id dan Kadin Indonesia.
Dia menjelaskan, pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan ekspor . Bahkan pemerintah telah mencanangkan program mencetak 1 juta eksportir baru agar bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional .
Kemenkop dan UKM juga telah membangun trading house di Smesco Indonesia bagi UMKM. Melalui Smesco Indonesia, produk UMKM akan dikurasi dan dilakukan penguatan agar bisa bersaing di pasar global. Di sini juga nantinya akan dijadikan sebagai pusat pengadaan bahan baku bagi UMKM, sehingga tidak lagi kesulitan dalam proses produksi.
"Untuk membantu kemudahan ekspor kita aktif melakukan pendampingan ke UMKM. Bahkan kita sudah menjalin kerja sama dengan Garuda Indonesia untuk memberikan slot khusus bagi produk UMKM agar bisa dikirim (ekspor)," kata Hanung.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Eddy Ganefo mengutarakan, hasil survei yang dilakukan oleh Kadin Indonesia dalam setahun terakhir mencatat dari 64,19 juta pelaku usaha, termasuk UMKM, ada 34,5% yang mengalami penurunan omzet hingga 75%. Kemudian pelaku usaha yang omzetnya turun hingga 50% jumlahnya mencapai 25,8%.
"Lalu untuk pelaku usaha yang omzetnya turun sampai 25% jumlahnya 16%. Untuk UMKM yang justru naik omzetnya itu ada sekitar 4,4%," sebut Eddy.
Eddy mengatakan, meski ada tantangan yang luar biasa akibat pandemi, Kadin masih melihat potensi besar bagi UMKM untuk bangkit. Yakni dengan menciptakan produk-produk berskala ekspor.
Cara agar bisa merambah pasar ekspor, UMKM perlu bersinergi dengan marketplace atau dengan memasarkan via digital. Karena di tengah pembatasan aktivitas sosial, saat ini pemasaran secara online menjadi primadona. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi pelaku usaha meningkatkan market sales-nya.
"Dari apa yang sudah kami lakukan ternyata UMKM bisa ekspor dengan jumlah tidak harus jumlah besar. Caranya dengan menggandeng marketplace yang kita letakkan di luar negeri. Mereka B to C atau C to C, kita harap dari sana ada sumber pembeli dari luar negeri sehingga volume (penjualan) diharapkan naik," pungkasnya.
Sementara Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), M Ikhsan Ingratubun mengungkapkan, potensi meningkatkan ekspor nasional masih sangat besar. Hanya kendala utama dari dunia usaha termasuk UMKM adalah keterbatasan infrastruktur seperti pergudangan di berbagai negara tujuan ekspor.
Menurut dia, gudang yang dibangun oleh pemerintah atau swasta di beberapa negara tujuan ekspor masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan keterbatasan kemampuan ekspor produk Indonesia keluar negeri.
"Kenapa malah gudang di Indonesia yang diperbesar diperbanyak, ini justru bisa menciptakan peluang impor besar-besaran. Kita tidak punya infrastruktur memadai berupa gudang dingin atau kering di luar sana. Ini 'PR' pemerintah dan swasta untuk selesaikan masalah ekspor,” bebernya.
Sementara itu CCO Sicepat Ekspres Indonesia, Imam Sedayu menjelaskan, sebagai perusahaan jasa di bidang logistik, pihaknya berkomitmen mendukung dunia usaha, khususnya UMKM, meningkatkan penjualannya terutama untuk tujuan ekspor.
Dengan layanan SiCepat Go, produk UMKM yang dipesan oleh buyer dari luar negeri akan cepat sampai dengan jaminan aman dan tarif yang bersaing. Layanan SiCepat Go tersedia ke seluruh negara kecuali untuk wilayah high risk country.
"Kita harap dengan layanan SiCepat Go ini kami harap bisa mendorong UMKM bisa go internasional. kita kerjasama dengan company di Indonesia atau di luar sehingga bisa men-deliver produk UMKM hingga ke luar negeri," tutur Imam.
Imam kembali menegaskan, peluang UMKM untuk bisa menjual produknya ke luar negeri saat ini sangat terbuka lebar. Syaratnya produk yang dijual harus mampu menampilkan kualitas baik, packaging bagus dan harga yang kompetitif.
Dengan biaya jasa antar dari SiCepat Go yang relatif lebih murah dibandingkan lainnya diharapkan bisa menjadi salah satu kunci daya saing dari produk UMKM.
"Kita komitmen bantu UMKM dengan bagaimana memberikan integrated system agar produk mereka bisa cepat ekspor. Kalau untuk layanan domestik kita sudah meng-cover hampir semua wilayah. Sekitar 99,9% kita sudah ada," klaimnya.
Lihat Juga: Diberdayakan oleh BRI, Petani Mangga Bondowoso Sukses Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
"Sektor ini menjadi salah satu yang paling terdampak oleh pandemik. Karena itu perlu upaya bersama agar sektor UMKM bisa menggeliat kembali menjadi penopang ekonomi nasional," kata Deputi Bidang UKM, Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman, dalam diskusi Kiat Tips Logistik dalam Melakukan Ekspor Bagi UMKM yang Efektif dan Efisien yang digelar Beritakota.id dan Kadin Indonesia.
Dia menjelaskan, pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan ekspor . Bahkan pemerintah telah mencanangkan program mencetak 1 juta eksportir baru agar bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional .
Kemenkop dan UKM juga telah membangun trading house di Smesco Indonesia bagi UMKM. Melalui Smesco Indonesia, produk UMKM akan dikurasi dan dilakukan penguatan agar bisa bersaing di pasar global. Di sini juga nantinya akan dijadikan sebagai pusat pengadaan bahan baku bagi UMKM, sehingga tidak lagi kesulitan dalam proses produksi.
"Untuk membantu kemudahan ekspor kita aktif melakukan pendampingan ke UMKM. Bahkan kita sudah menjalin kerja sama dengan Garuda Indonesia untuk memberikan slot khusus bagi produk UMKM agar bisa dikirim (ekspor)," kata Hanung.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Eddy Ganefo mengutarakan, hasil survei yang dilakukan oleh Kadin Indonesia dalam setahun terakhir mencatat dari 64,19 juta pelaku usaha, termasuk UMKM, ada 34,5% yang mengalami penurunan omzet hingga 75%. Kemudian pelaku usaha yang omzetnya turun hingga 50% jumlahnya mencapai 25,8%.
"Lalu untuk pelaku usaha yang omzetnya turun sampai 25% jumlahnya 16%. Untuk UMKM yang justru naik omzetnya itu ada sekitar 4,4%," sebut Eddy.
Eddy mengatakan, meski ada tantangan yang luar biasa akibat pandemi, Kadin masih melihat potensi besar bagi UMKM untuk bangkit. Yakni dengan menciptakan produk-produk berskala ekspor.
Cara agar bisa merambah pasar ekspor, UMKM perlu bersinergi dengan marketplace atau dengan memasarkan via digital. Karena di tengah pembatasan aktivitas sosial, saat ini pemasaran secara online menjadi primadona. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi pelaku usaha meningkatkan market sales-nya.
"Dari apa yang sudah kami lakukan ternyata UMKM bisa ekspor dengan jumlah tidak harus jumlah besar. Caranya dengan menggandeng marketplace yang kita letakkan di luar negeri. Mereka B to C atau C to C, kita harap dari sana ada sumber pembeli dari luar negeri sehingga volume (penjualan) diharapkan naik," pungkasnya.
Sementara Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), M Ikhsan Ingratubun mengungkapkan, potensi meningkatkan ekspor nasional masih sangat besar. Hanya kendala utama dari dunia usaha termasuk UMKM adalah keterbatasan infrastruktur seperti pergudangan di berbagai negara tujuan ekspor.
Menurut dia, gudang yang dibangun oleh pemerintah atau swasta di beberapa negara tujuan ekspor masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan keterbatasan kemampuan ekspor produk Indonesia keluar negeri.
"Kenapa malah gudang di Indonesia yang diperbesar diperbanyak, ini justru bisa menciptakan peluang impor besar-besaran. Kita tidak punya infrastruktur memadai berupa gudang dingin atau kering di luar sana. Ini 'PR' pemerintah dan swasta untuk selesaikan masalah ekspor,” bebernya.
Sementara itu CCO Sicepat Ekspres Indonesia, Imam Sedayu menjelaskan, sebagai perusahaan jasa di bidang logistik, pihaknya berkomitmen mendukung dunia usaha, khususnya UMKM, meningkatkan penjualannya terutama untuk tujuan ekspor.
Dengan layanan SiCepat Go, produk UMKM yang dipesan oleh buyer dari luar negeri akan cepat sampai dengan jaminan aman dan tarif yang bersaing. Layanan SiCepat Go tersedia ke seluruh negara kecuali untuk wilayah high risk country.
"Kita harap dengan layanan SiCepat Go ini kami harap bisa mendorong UMKM bisa go internasional. kita kerjasama dengan company di Indonesia atau di luar sehingga bisa men-deliver produk UMKM hingga ke luar negeri," tutur Imam.
Imam kembali menegaskan, peluang UMKM untuk bisa menjual produknya ke luar negeri saat ini sangat terbuka lebar. Syaratnya produk yang dijual harus mampu menampilkan kualitas baik, packaging bagus dan harga yang kompetitif.
Dengan biaya jasa antar dari SiCepat Go yang relatif lebih murah dibandingkan lainnya diharapkan bisa menjadi salah satu kunci daya saing dari produk UMKM.
"Kita komitmen bantu UMKM dengan bagaimana memberikan integrated system agar produk mereka bisa cepat ekspor. Kalau untuk layanan domestik kita sudah meng-cover hampir semua wilayah. Sekitar 99,9% kita sudah ada," klaimnya.
Lihat Juga: Diberdayakan oleh BRI, Petani Mangga Bondowoso Sukses Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
(akr)