Pemulihan Ekosistem Mangrove Butuh Komitmen Semua Pihak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pentingnya melestarikan kawasan mangrove sudah sangat disadari oleh masyarakat. Mengingat besarnya area yang hilang akibat abrasi air laut yang merugikan dan mengancam keberlangsungan pulau-pulau terluar di Indonesia.
“Target saya tiap penyelamat mangrove bisa mandiri dan sejahtera,” ungkap Ketua Pengelola Wisata Hutan Bandar Bakau Kota Dumai Datuk Darwis di Jakarta, Minggu (25/4/2021).
Darwis merupakan seorang pejuang konservasi hutan mangrove yang telah 22 tahun mengabdikan diri untuk melestarikan mangrove di Provinsi Riau. Dia pun berhasil membuat kawasan mangrove menjadi salah satu alternatif wisata di Kota Dumai.
Tak hanya menanam dan merawat hutan mangrove, Darwis secara langsung turun tangan membangun dan mengajar para kelompok tani hutan untuk dapat menanam mangrove dengan baik dan benar.
Menurutnya menanam mangrove tak seharusnya hanya menjadi sarana pelestarian lingkungan, melainkan juga menjadi pelestarian budaya yang penting untuk dijaga keberlangsungannya.
“Pelestarian mangrove dan lingkungan seharusnya dikerjakan semua orang,” tambahnya pada saat berdiskusi dengan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Provinsi Riau.
Kepala BRGM menyampaikan bahwa sinergi dan kolaborasi program rehabilitasi mangrove dengan pemda, LSM dan masyarakat penting dilakukan. “Ini tugas kita bersama,” ujarnya pada diskusi yang dihadiri oleh Kepala Dinas LHK Prov. Riau, Sekretaris Daerah Kota Dumai, Camat Sungai Sembilan, dan Kelompok Tani.
Hal serupa juga diserukan oleh Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat KLHK, Sri Handayaningsih yang turut hadir dalam kegiatan roadshow Mangrove BRGM. “Pemulihan ekosistem mangrove, membutuhkan komitmen dari berbagai pihak, tidak hanya mengandalkan sektor pemerintah, tapi kami juga mendorong sektor non pemerintah untuk dapat terlibat,” tambahnya.
Provinsi Riau sendiri menjadi salah satu area target rehabilitasi mangrove BRGM dengan luas area 155.540 hektar dari total 600 ribu hektar target rehabilitasi mangrove hingga tahun 2024. Maka dari itu, BRGM berusaha mendorong dan memotivasi masyarakat yang sudah memiliki kepedulian untuk turut bekerjasama dalam upaya melestarikan mangrove dan menyelamatkan pulau-pulau yang terkena dampak abrasi air laut.
Mangrove juga memainkan peranan penting dalam pengendalian iklim dunia, sebagai ekosistem pesisir yang menyimpan karbon lebih besar dari hutan daratan.
Selain itu, tentunya bila mangrove itu lestari maka kesejahteraan masyarakat pun akan dapat meningkat. Jelaslah bahwa pekerjaan merehabilitasi mangrove menjadi hal yang sangat penting untuk dikerjakan semua pihak.
“Target saya tiap penyelamat mangrove bisa mandiri dan sejahtera,” ungkap Ketua Pengelola Wisata Hutan Bandar Bakau Kota Dumai Datuk Darwis di Jakarta, Minggu (25/4/2021).
Baca Juga
Darwis merupakan seorang pejuang konservasi hutan mangrove yang telah 22 tahun mengabdikan diri untuk melestarikan mangrove di Provinsi Riau. Dia pun berhasil membuat kawasan mangrove menjadi salah satu alternatif wisata di Kota Dumai.
Tak hanya menanam dan merawat hutan mangrove, Darwis secara langsung turun tangan membangun dan mengajar para kelompok tani hutan untuk dapat menanam mangrove dengan baik dan benar.
Menurutnya menanam mangrove tak seharusnya hanya menjadi sarana pelestarian lingkungan, melainkan juga menjadi pelestarian budaya yang penting untuk dijaga keberlangsungannya.
“Pelestarian mangrove dan lingkungan seharusnya dikerjakan semua orang,” tambahnya pada saat berdiskusi dengan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Provinsi Riau.
Kepala BRGM menyampaikan bahwa sinergi dan kolaborasi program rehabilitasi mangrove dengan pemda, LSM dan masyarakat penting dilakukan. “Ini tugas kita bersama,” ujarnya pada diskusi yang dihadiri oleh Kepala Dinas LHK Prov. Riau, Sekretaris Daerah Kota Dumai, Camat Sungai Sembilan, dan Kelompok Tani.
Hal serupa juga diserukan oleh Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat KLHK, Sri Handayaningsih yang turut hadir dalam kegiatan roadshow Mangrove BRGM. “Pemulihan ekosistem mangrove, membutuhkan komitmen dari berbagai pihak, tidak hanya mengandalkan sektor pemerintah, tapi kami juga mendorong sektor non pemerintah untuk dapat terlibat,” tambahnya.
Baca Juga
Provinsi Riau sendiri menjadi salah satu area target rehabilitasi mangrove BRGM dengan luas area 155.540 hektar dari total 600 ribu hektar target rehabilitasi mangrove hingga tahun 2024. Maka dari itu, BRGM berusaha mendorong dan memotivasi masyarakat yang sudah memiliki kepedulian untuk turut bekerjasama dalam upaya melestarikan mangrove dan menyelamatkan pulau-pulau yang terkena dampak abrasi air laut.
Mangrove juga memainkan peranan penting dalam pengendalian iklim dunia, sebagai ekosistem pesisir yang menyimpan karbon lebih besar dari hutan daratan.
Selain itu, tentunya bila mangrove itu lestari maka kesejahteraan masyarakat pun akan dapat meningkat. Jelaslah bahwa pekerjaan merehabilitasi mangrove menjadi hal yang sangat penting untuk dikerjakan semua pihak.
(dar)