Gara-Gara Tumpahan Minyak di Perairan Karawang, KKP Panggil Pertamina

Senin, 26 April 2021 - 15:15 WIB
loading...
Gara-Gara Tumpahan Minyak...
Foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pasca-kebocoran pipa minyak yang berimbas pada kotornya perairan Karawang, Jawa Barat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP ) melakukan pertemuan dengan pihak Pertamina dan perwakilan pemerintah daerah untuk membahas tindak-lanjut penangangan.

Pertemuan dipimpin oleh Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Tb. Haeru Rahayu di Gedung Mina Bahari III, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta Pusat pada Senin (26/4/2021).

"Kami duduk bersama untuk mengentaskan persoalan di lapangan, dan bagaimana supaya kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari," ujar dia.

Baca juga: Maskapai Minta Insentif Parkir Pesawat, Ini Respons Kemenhub

Menurutnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menaruh perhatian serius pada kejadian tersebut sebab tumpahan minyak bila terus meluas bisa mengancam keberlanjutan ekosistem dan mengganggu aktivitas nelayan maupun pembudi daya di area terdampak.

Di samping itu, banyak surat masuk dari kelompok masyarakat maupun asosiasi yang meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan segera melakukan tindakan. Sebab tumpahan minyak di laut, khususnya di wilayah perairan Banten juga pernah terjadi dua tahun silam.

Meski kebocoran pipa saat ini sudah teratasi, dia meminta Pertamina untuk meningkatkan pemeliharan peralatan sehingga peristiwa serupa tidak terulang di lain hari. Kemudian pemulihan lingkungan pasca-kejadian serta kompensasi bagi masyarakat terdampak juga dimintanya untuk segera diproses.

Untuk pemulihan lingkungan dan kompensasi bagi masyarakat terdampak, Haeru meminta Pertamina melibatkan pemerintah daerah serta kelompok masyarakat. Agar upaya yang dilakukan tepat sasaran dan tidak memunculkan polemik di kemudian hari.

"Libatkan semua pihak yang terkait, khusus untuk yang 2019 maupun yang saat ini. Kemudian untuk yang baru saja terjadi, kami minta matangkan kembali matriks schedule penyelesaiannya. Libatkan semuanya, tuntas dari hulu ke hilir," ungkap dia.

Baca juga: Lebih Dermawan di Bulan Ramadhan

Sementara itu, pihak Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memastikan telah memperbaiki titik kebocoran yang terjadi pada pipa 16" MMF-Central Plant. Lokasi kebocoran terdeteksi pada Minggu 18 April 2021 dan langsung dilakukan perbaikan saat itu juga.

Sedangkan untuk pembersihan tumpahan minyak di laut masih dilakukan hingga saat ini dengan melibatkan masyarakat pesisir dan nelayan. Sementara alat yang dipakai di antaranya 142 kapal termasuk kapal-kapal nelayan, empat skimmer, dan 600 moveable oil boom.

"Ada 1.206 pekerja yang terlibat yang terdiri dari pekerja offshore response, nelayan, dan masyarakat pesisir," kata Corporate Secretary PT Pertamina Brahmantya Satyamurti Poerwadi dalam pertemuan tersebut.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)