Kumpulkan Popok Bekas, Octopus dan Kimberly-Clark Softex Jalin Kerjasama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Octopus, platform ekonomi sirkular online menandatangani perjanjian kemitraan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kimberly-Clark Softex (PT Softex Indonesia). Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pengumpulan popok bayi bekas di fasilitas daur ulang Kimberly-Clark Softex dan mendukung penciptaan lapangan kerja baru.
Co-Founder dan Chief Marketing Officer Octopus, Hamish Daud menyebutkan, visi Octopus untuk mencegah sampah dan kemasan bekas yang keluar dari rumah ke Tempat Pemrosesan Akhir.
“Kami bercita-cita meningkatkan infrastruktur serta mata pencaharian pekerja dalam bidang pengumpulan sampah dengan tujuan akhir membersihkan ekosistem laut di tingkat nasional. Kami yakin limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan industri daur ulang dan meningkatkan aktivitas ekonomi sirkular,” ujar Hamish.
Kerja sama ini diharapkan membantu lebih banyak konsumen, pekerja di bidang pengumpulan sampah, dan juga usaha pengumpulan sampah seperti bank sampah, pengepul maupun pelapak. Sejak 2019 hingga Maret 2021, Softex Indonesia telah mendaur ulang sekitar 17,4 ton popok bayi bekas pakai dan saat ini telah memiliki 4 fasilitas daur ulang yang berada di Tangerang (Provinsi Banten), Karawang, Bandung (Provinsi Jawa Barat), dan Banyuwangi (Provinsi Jawa Timur).
Fasilitas tersebut telah mendaur ulang popok bayi bekas secara konvensional dan berteknologi, serta mengubahnya menjadi produk bernilai, seperti pokbricks, bahan bakar minyak, pupuk, dan produk kerajinan tangan lainnya. Dalam beberapa bulan mendatang, Softex Indonesia menetapkan target yang berani untuk memperluas fasilitas daur ulangnya di berbagai wilayah di Indonesia.
Kimberly-Clark Softex berkomitmen untuk menjadi anggota dari Kemitraan Aksi Plastik Nasional (National Plastic Action Partnership - NPAP) untuk memenuhi target nasional, yaitu mengurangi 70% limbah plastik di laut nasional pada 2025, mencegah 16 juta ton sampah plastik masuk ke laut pada tahun 2040, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mata pencaharian di Indonesia, serta menciptakan lebih dari 150.000 pekerjaan.
Presiden Direktur Softex Indonesia, Hendra Setiawan menjelaskan, pihaknya terus berupaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dengan menerapkan pengelolaan limbah popok dan praktik daur ulang inovatif dalam operasional kami secara kolektif.
“Dalam kolaborasi kami dengan Octopus, kami bergerak sebagai satu tim, dalam mendukung dan menyambut perkembangan yang progresif dalam inisiatif pengurangan limbah dan pendekatan ekonomi sirkular di Indonesia,” kata Hendra di Jakarta, Rabu kemarin.
Kerja sama dengan Octopus menggambarkan, bagaimana perusahaan memandang penting peran dari semua pihak dalam mengatasi masalah lingkungan, seperti penanganan limbah berlebih.
Co-Founder dan CEO Octopus, Moehammad Ichsan mengatakan, dengan mengintegrasikan keahlian Octopus dalam pengumpulan sampah dan kemasan bekas yang mengedepankan empat pilar, yaitu lingkungan, sosial, kemanusiaan, dan ekonomi. Pihaknya berharap dapat menciptakan program pengumpulan sampah yang memadai, tidak hanya berfokus pada dampak lingkungan yang positif tetapi juga sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Kerja sama ini diharapkan dapat membantu mencapai tujuan untuk mengumpulkan sampah sebesar 9,5 ton/ bulan pada tahun 2021. Octopus akan bertanggung jawab untuk mengumpulkan popok bekas dan mengirimkannya ke fasilitas daur ulang Softex Indonesia di Bandung.
Tidak hanya itu, program ini juga diharapkan dapat mendukung terciptanya ratusan lapangan pekerjaan baru dalam bentuk penyaluran insentif dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Co-Founder dan Chief Marketing Officer Octopus, Hamish Daud menyebutkan, visi Octopus untuk mencegah sampah dan kemasan bekas yang keluar dari rumah ke Tempat Pemrosesan Akhir.
“Kami bercita-cita meningkatkan infrastruktur serta mata pencaharian pekerja dalam bidang pengumpulan sampah dengan tujuan akhir membersihkan ekosistem laut di tingkat nasional. Kami yakin limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan industri daur ulang dan meningkatkan aktivitas ekonomi sirkular,” ujar Hamish.
Kerja sama ini diharapkan membantu lebih banyak konsumen, pekerja di bidang pengumpulan sampah, dan juga usaha pengumpulan sampah seperti bank sampah, pengepul maupun pelapak. Sejak 2019 hingga Maret 2021, Softex Indonesia telah mendaur ulang sekitar 17,4 ton popok bayi bekas pakai dan saat ini telah memiliki 4 fasilitas daur ulang yang berada di Tangerang (Provinsi Banten), Karawang, Bandung (Provinsi Jawa Barat), dan Banyuwangi (Provinsi Jawa Timur).
Fasilitas tersebut telah mendaur ulang popok bayi bekas secara konvensional dan berteknologi, serta mengubahnya menjadi produk bernilai, seperti pokbricks, bahan bakar minyak, pupuk, dan produk kerajinan tangan lainnya. Dalam beberapa bulan mendatang, Softex Indonesia menetapkan target yang berani untuk memperluas fasilitas daur ulangnya di berbagai wilayah di Indonesia.
Kimberly-Clark Softex berkomitmen untuk menjadi anggota dari Kemitraan Aksi Plastik Nasional (National Plastic Action Partnership - NPAP) untuk memenuhi target nasional, yaitu mengurangi 70% limbah plastik di laut nasional pada 2025, mencegah 16 juta ton sampah plastik masuk ke laut pada tahun 2040, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mata pencaharian di Indonesia, serta menciptakan lebih dari 150.000 pekerjaan.
Presiden Direktur Softex Indonesia, Hendra Setiawan menjelaskan, pihaknya terus berupaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dengan menerapkan pengelolaan limbah popok dan praktik daur ulang inovatif dalam operasional kami secara kolektif.
“Dalam kolaborasi kami dengan Octopus, kami bergerak sebagai satu tim, dalam mendukung dan menyambut perkembangan yang progresif dalam inisiatif pengurangan limbah dan pendekatan ekonomi sirkular di Indonesia,” kata Hendra di Jakarta, Rabu kemarin.
Kerja sama dengan Octopus menggambarkan, bagaimana perusahaan memandang penting peran dari semua pihak dalam mengatasi masalah lingkungan, seperti penanganan limbah berlebih.
Co-Founder dan CEO Octopus, Moehammad Ichsan mengatakan, dengan mengintegrasikan keahlian Octopus dalam pengumpulan sampah dan kemasan bekas yang mengedepankan empat pilar, yaitu lingkungan, sosial, kemanusiaan, dan ekonomi. Pihaknya berharap dapat menciptakan program pengumpulan sampah yang memadai, tidak hanya berfokus pada dampak lingkungan yang positif tetapi juga sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Kerja sama ini diharapkan dapat membantu mencapai tujuan untuk mengumpulkan sampah sebesar 9,5 ton/ bulan pada tahun 2021. Octopus akan bertanggung jawab untuk mengumpulkan popok bekas dan mengirimkannya ke fasilitas daur ulang Softex Indonesia di Bandung.
Tidak hanya itu, program ini juga diharapkan dapat mendukung terciptanya ratusan lapangan pekerjaan baru dalam bentuk penyaluran insentif dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
(akr)