Bos BRI: UMKM di Luar Jawa Lebih Optimistis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Bank BRI Sunarso menyampaikan kondisi dan potensi UMKM dalam BRI Micro & SME Index (BMSI) untuk kuartal pertama 2021. Data BMSI untuk kuartal pertama 2021 tercatat dalam tren naik dibandingkan kuartal sebelumnya atau QoQ.
Pergerakan ini disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang mulai meningkat karena turunnya infeksi baru Covid-19 dan vaksinasi yang terus meluas. "Aktivitas ekonomi naik karena ada peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan perayaan imlek, serta antisipasi permintaan Puasa dan Idul Fitri. Kemudian juga ada panen raya tanaman bahan makanan dan kenaikan harga komoditas," ujar Sunarso dalam webinar di Jakarta (28/4/2021).
Berikutnya untuk sektor konstruksi juga terdorong akibat relaksasi LTV properti, yang menguntungkan sektor kontruksi dan menyebabkan multiplier effect ke sektor UMKM lainnya. "Sehingga diperkirakan pertumbuhan PDB pada kuartal pertama 2021 (Q0Q) akan lebih baik dibandingkan kuartal akhir 2020 sebelumnya," katanya.
Data selanjutnya yaitu terdapat sepuluh provinsi dengan BMSI yang tinggi atau di atas ambang batas 100. Provinsi yang optimistis pada kuartal pertama 2021 yakni Sultra, Malut, Kalbar, Riau, Bengkulu, Babel, Sulut, Sulteng, Kalsel, dan Maluku. "Bayangkan para pelaku UMKM yang optimistis ini semua dari luar Jawa," imbuhnya.
Dia juga menyampaikan data positif lainnya yaitu terjadi peningkatan optimisme di semua sektor. Optimisme tertinggi dan kenaikan terbesar di sektor konstruksi. Karena kebijakan uang muka 0% untuk KPR dengan nilai dibawah Rp 2 Miliar dan pembebasan PPN selama bulan Maret - Agustus 2021 terbukti memberikan harapan. "Jadi kami nilai sektor konstruksi ini akan mulai bergeliat dalam waktu dekat," tambahnya.
Pelaku UMKM juga disebut memiliki kepercayaan yang terus meningkat terhadap Pemerintah. Hal ini ditunjukkan dari seluruh komponen IKP yang meningkat pada kuartal pertama 2021.
Daerah yang kegiatan investasinya relatif besar cenderung memiliki aktivitas usaha UMKM atau BMSI yang relatif tinggi. Hal tersebut ditunjukkan oleh angka korelasi yang positif dengan BMSI. "Jadi dengan data ini kita bisa menentukan daerah mana dan kapan yang harus diprioritaskan dalam investasi agar efektif dan efisien," tegasnya.
Pergerakan ini disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang mulai meningkat karena turunnya infeksi baru Covid-19 dan vaksinasi yang terus meluas. "Aktivitas ekonomi naik karena ada peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan perayaan imlek, serta antisipasi permintaan Puasa dan Idul Fitri. Kemudian juga ada panen raya tanaman bahan makanan dan kenaikan harga komoditas," ujar Sunarso dalam webinar di Jakarta (28/4/2021).
Berikutnya untuk sektor konstruksi juga terdorong akibat relaksasi LTV properti, yang menguntungkan sektor kontruksi dan menyebabkan multiplier effect ke sektor UMKM lainnya. "Sehingga diperkirakan pertumbuhan PDB pada kuartal pertama 2021 (Q0Q) akan lebih baik dibandingkan kuartal akhir 2020 sebelumnya," katanya.
Data selanjutnya yaitu terdapat sepuluh provinsi dengan BMSI yang tinggi atau di atas ambang batas 100. Provinsi yang optimistis pada kuartal pertama 2021 yakni Sultra, Malut, Kalbar, Riau, Bengkulu, Babel, Sulut, Sulteng, Kalsel, dan Maluku. "Bayangkan para pelaku UMKM yang optimistis ini semua dari luar Jawa," imbuhnya.
Dia juga menyampaikan data positif lainnya yaitu terjadi peningkatan optimisme di semua sektor. Optimisme tertinggi dan kenaikan terbesar di sektor konstruksi. Karena kebijakan uang muka 0% untuk KPR dengan nilai dibawah Rp 2 Miliar dan pembebasan PPN selama bulan Maret - Agustus 2021 terbukti memberikan harapan. "Jadi kami nilai sektor konstruksi ini akan mulai bergeliat dalam waktu dekat," tambahnya.
Pelaku UMKM juga disebut memiliki kepercayaan yang terus meningkat terhadap Pemerintah. Hal ini ditunjukkan dari seluruh komponen IKP yang meningkat pada kuartal pertama 2021.
Daerah yang kegiatan investasinya relatif besar cenderung memiliki aktivitas usaha UMKM atau BMSI yang relatif tinggi. Hal tersebut ditunjukkan oleh angka korelasi yang positif dengan BMSI. "Jadi dengan data ini kita bisa menentukan daerah mana dan kapan yang harus diprioritaskan dalam investasi agar efektif dan efisien," tegasnya.
(nng)