Maskapai Super Air Jet: Pemain Baru dengan Pesawat Lama?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat penerbangan Alvin Lie mencatat pesawat Super Air Jet dengan jenis Airbus 320-200 adalah pesawat tua atau lama. Sementara Super Air Jet sendiri merupakan pemain baru dalam industri penerbangan nasional.
Dalam bisnis penerbangan internasional, pesawat jenis A320neo atau new engine option merupakan generasi terbaru. Pesawat ini diproduksi oleh produsen pesawat asal Perancis, Airbus. Dan pada 2016 lalu, Airbus secara resmi menyerahkan A320neo kepada operator pertamanya, maskapai asal Jerman, Lufthansa.
Baca juga:Waspada! Akibat Suku Bunga Global Naik, Utang RI Meningkat Rp1.000 Triliun
"Pesawat Airbus 320-200 yang sebetulnya juga cukup tua, sekarang kita sudah bicara RB 320neo," ujar Alvin saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (4/5/2021).
Meski demikian, Indonesia perlu mengapresiasi kehadiran pesawat yang dikelola oleh pihak swasta tersebut. Alvin menyebut, selama 10 tahun terakhir ini Indonesia tidak memiliki pemain baru dalam bisnis penerbangan nasional.
Menurutnya, ada kejelian pengusaha membeli pesawat dengan harga yang murah di tengah pandemi Covid-19. Sebab, pada saat yang sama, banyak pihak airline yang mengembalikan pesawat karena faktor tidak dapat melanjutkan kontrak atau tidak mampu bayar harga sewa.
"Saya melihat kehadiran Super Air Jet menunjukkan kejelian pengusaha untuk membeli pesawat dengan harga yang murah. Kita ketahui, selama pandemi ini banyak airline yang mengembalikan pesawat dan tidak mampu melanjutkan kontrak atau bahkan tidak mampu bayar sewa," katanya.
Disisi lain, bahan bakar Airbus 320-200 terkenal cukup efisien dan irit. Hal itu membuat maskapai memiliki pasar di segmen low cost carrier (LCC). Apalagi sejak diterpa pandemi Covid-19, harga menjadi pertimbangan utama pengguna jasa penerbangan.
"Ini terkenal irit dan efisien bahan bakarnya sehingga cocok untuk LCC. Potensi pasar LCC di tengah pandemi kebutuhan untuk bepergian itu akan selalu ada dan selama pandemi daya beli itu menurun, sehingga konsumen akan lebih sensitif terhadap harga," tutur dia.
Sebelumnya, CEO Super Air Jet Ari Azhari menjelaskan, maskapai ini telah didirikan pada Maret 2021 dan memiliki kode penerbangan IU dari Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional atau IATA dan SJV dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau ICAO.
Dalam bisnis penerbangan internasional, pesawat jenis A320neo atau new engine option merupakan generasi terbaru. Pesawat ini diproduksi oleh produsen pesawat asal Perancis, Airbus. Dan pada 2016 lalu, Airbus secara resmi menyerahkan A320neo kepada operator pertamanya, maskapai asal Jerman, Lufthansa.
Baca juga:Waspada! Akibat Suku Bunga Global Naik, Utang RI Meningkat Rp1.000 Triliun
"Pesawat Airbus 320-200 yang sebetulnya juga cukup tua, sekarang kita sudah bicara RB 320neo," ujar Alvin saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (4/5/2021).
Meski demikian, Indonesia perlu mengapresiasi kehadiran pesawat yang dikelola oleh pihak swasta tersebut. Alvin menyebut, selama 10 tahun terakhir ini Indonesia tidak memiliki pemain baru dalam bisnis penerbangan nasional.
Menurutnya, ada kejelian pengusaha membeli pesawat dengan harga yang murah di tengah pandemi Covid-19. Sebab, pada saat yang sama, banyak pihak airline yang mengembalikan pesawat karena faktor tidak dapat melanjutkan kontrak atau tidak mampu bayar harga sewa.
"Saya melihat kehadiran Super Air Jet menunjukkan kejelian pengusaha untuk membeli pesawat dengan harga yang murah. Kita ketahui, selama pandemi ini banyak airline yang mengembalikan pesawat dan tidak mampu melanjutkan kontrak atau bahkan tidak mampu bayar sewa," katanya.
Disisi lain, bahan bakar Airbus 320-200 terkenal cukup efisien dan irit. Hal itu membuat maskapai memiliki pasar di segmen low cost carrier (LCC). Apalagi sejak diterpa pandemi Covid-19, harga menjadi pertimbangan utama pengguna jasa penerbangan.
"Ini terkenal irit dan efisien bahan bakarnya sehingga cocok untuk LCC. Potensi pasar LCC di tengah pandemi kebutuhan untuk bepergian itu akan selalu ada dan selama pandemi daya beli itu menurun, sehingga konsumen akan lebih sensitif terhadap harga," tutur dia.
Sebelumnya, CEO Super Air Jet Ari Azhari menjelaskan, maskapai ini telah didirikan pada Maret 2021 dan memiliki kode penerbangan IU dari Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional atau IATA dan SJV dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau ICAO.