Mentan SYL Pastikan Jagung Petani di Sulsel Terserap
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Menteri Pertanian (Mentan) Ri, Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja ke sejumlah perusahaan produsen pakan ternak dan penyedia pangan di Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (19/4/2020).
Kehadirannya untuk memastikan agar perusahaan tersebut senantiasa menyerap hasil produksi petani, khususnya komoditas jagung dan ternak ayam dalam masa pandemi covid-19.
Perusahaan yang dikunjungi, salah satunya PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI). Kunjungannya diterima Senior Vice President PT CPNI, Christian Tiono, HR and GA Manager PT CPI, Baso Alim Bahri beserta jajaran.
Pada kesempatan itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo meminta komitmen PT CPI untuk menyerap seluruh hasil panen petani jagung di seluruh Indonesi, khususnya di Sulsel.
Apalagi, kata dia, saat ini tengah memasuki musim panen sehingga dipastikan hasilnya harus dapat dibeli oleh produsen termasuk PT CPI.
“Saya berharap PT CPI mendukung pemerintah dalam kondisi pandemi covid-19 seperti ini, salah satunya dengan tetap menerima hasil panen jagung petani dengan tetap mempertimbangkan segala syarat yang sudah ditetapkan. Dengan demikian, dipastikan perputaran ekonomi tetap terjaga yang berdampak pada kesejahteraan mereka,” ujarnya, di sela-sela kunjungannya.
Dia mengatakan, tak hanya sekadar menyerap saja, tapi juga dalam membeli hasil panen petani diharapkan tetap mengacu pada harga dasar pembelian pemerintah ke petani.
“Harga tentunya harus mengacu pada ketentuan, dan tidak ada permainan. Tujuannya supaya tidak ada ruang bagi tengkulak mempermainkan hasil petani. Untuk itu, telah dibentuk satgas mengawasi. Jika ditemukan melanggar maka akan disanksi,” ungkapnya.
Mantan Gubernur Sulsel ini menuturkan, kehadirannya juga sebagai bentuk dukungan seluruh stakeholder terkait bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat, memberikan solusi dalam pemenuhan pangan.
“Saya pastikan seluruh kebutuhan pangan aman, komoditas jagung maupun ayam berjalan normatif. Tidak ada kegamangan untuk panen raya jagung khsusunya di Sulsel semua aman. Industri kita yakin dengan kondisi saat ini mereka akan menyerap seluruhnya baik Charoen Pokphand maupun PT Japfa. Mereka siap membeli,” terangnya.
Termasuk, komitmen bahwa ayam peternak akan diserap dan disesuaikan, serta ditampung sesuai proses yang ada. Sehingga dipastikan berita yang beredar jika harga ayam jatuh sama sekali tidak benar.
Sementra itu, berdasarkan data Kementan, memprediksi dalam masa tiga kali panen raya jagung yakni pada bulan Februari-April, Juli-Agustus dan panen ketiga pada bulan November-Desember, jika berdasarkan prognosa Kementan, produksi jagung sepanjang tahun 2020 diperkirakan mencapai 24,16 juta ton. Hal ini membuat stok jagung aman sepanjang tahun 2020.
Terkait produksi pakan, pada tahun 2020 ini diperkirakan produksi pakan mencapai 21,53 juta ton atau tumbuh sekitar 5% dibandingkan produksi pakan tahun 2019 (20,5 juta ton). Proyeksi kebutuhan jagung pada tahun 2020 untuk pabrik pakan sebesar 8,5 juta ton dan untuk peternak sebesar 3,48 juta ton. Oleh karena itu diharapkan tahun 2020 Indonesia dapat surplus jagung.
Sementara itu, Senior Vice President PT CPNI, Christian Tiono memastikan akan mendukung pemerintah melalui Kementan, dengan senantiasa membeli hasil produksi jagung petani dengan ketentuan syarat kadar air, jamur dan beberapa lainnya dipenuhi dengan baik.
“Saat ini kami membeli jagung petani dengan harga Rp3.150 dengan kadar air 17%, tentunya jika kadar airnya jauh lebih bagus dan memenuhi segala standarnya kami akan membelinya dengan harga lebih tinggi,” ungkapnya.
Dia menuturkan, saat ini rata-rata pembelian jagung per bulannya mencapai 2.000 ton per hari. Diharapkan, tidak terkoreksi pascapandemi, khusus untuk pakannya. Namun diprediksi akan terpengaruh, karena beberapa restoran tutup sehingga dipastikan permintaan ayam turun.
“Silo kami mampu menampug 42 ribu ton jagung, sementara untuk produksi pakan ternak yang kita hasilkan mencapai 40 ribu ton per bulan dan dikirim seluruh Sulawesi, Kalimantan timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT sampai Papua dan sebagian besar disuplay dari Jawa Timur dan Jawa Barat dan di Makassar menyuplai di Indonesia Timur,” ungkapnya.
Diketahui, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPNI) adalah perusahaan berbasis agribisnis di Indonesia.
Perusahaan juga memproduksi kantong plastik anyaman dan peralatan peternakan. CPNI terbagi menjadi beberapa unit, seperti pakan ternak, pengembangbiakan ternak, pengolahan ternak, dan unit kantong plastik.
Kehadirannya untuk memastikan agar perusahaan tersebut senantiasa menyerap hasil produksi petani, khususnya komoditas jagung dan ternak ayam dalam masa pandemi covid-19.
Perusahaan yang dikunjungi, salah satunya PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI). Kunjungannya diterima Senior Vice President PT CPNI, Christian Tiono, HR and GA Manager PT CPI, Baso Alim Bahri beserta jajaran.
Pada kesempatan itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo meminta komitmen PT CPI untuk menyerap seluruh hasil panen petani jagung di seluruh Indonesi, khususnya di Sulsel.
Apalagi, kata dia, saat ini tengah memasuki musim panen sehingga dipastikan hasilnya harus dapat dibeli oleh produsen termasuk PT CPI.
“Saya berharap PT CPI mendukung pemerintah dalam kondisi pandemi covid-19 seperti ini, salah satunya dengan tetap menerima hasil panen jagung petani dengan tetap mempertimbangkan segala syarat yang sudah ditetapkan. Dengan demikian, dipastikan perputaran ekonomi tetap terjaga yang berdampak pada kesejahteraan mereka,” ujarnya, di sela-sela kunjungannya.
Dia mengatakan, tak hanya sekadar menyerap saja, tapi juga dalam membeli hasil panen petani diharapkan tetap mengacu pada harga dasar pembelian pemerintah ke petani.
“Harga tentunya harus mengacu pada ketentuan, dan tidak ada permainan. Tujuannya supaya tidak ada ruang bagi tengkulak mempermainkan hasil petani. Untuk itu, telah dibentuk satgas mengawasi. Jika ditemukan melanggar maka akan disanksi,” ungkapnya.
Mantan Gubernur Sulsel ini menuturkan, kehadirannya juga sebagai bentuk dukungan seluruh stakeholder terkait bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat, memberikan solusi dalam pemenuhan pangan.
“Saya pastikan seluruh kebutuhan pangan aman, komoditas jagung maupun ayam berjalan normatif. Tidak ada kegamangan untuk panen raya jagung khsusunya di Sulsel semua aman. Industri kita yakin dengan kondisi saat ini mereka akan menyerap seluruhnya baik Charoen Pokphand maupun PT Japfa. Mereka siap membeli,” terangnya.
Termasuk, komitmen bahwa ayam peternak akan diserap dan disesuaikan, serta ditampung sesuai proses yang ada. Sehingga dipastikan berita yang beredar jika harga ayam jatuh sama sekali tidak benar.
Sementra itu, berdasarkan data Kementan, memprediksi dalam masa tiga kali panen raya jagung yakni pada bulan Februari-April, Juli-Agustus dan panen ketiga pada bulan November-Desember, jika berdasarkan prognosa Kementan, produksi jagung sepanjang tahun 2020 diperkirakan mencapai 24,16 juta ton. Hal ini membuat stok jagung aman sepanjang tahun 2020.
Terkait produksi pakan, pada tahun 2020 ini diperkirakan produksi pakan mencapai 21,53 juta ton atau tumbuh sekitar 5% dibandingkan produksi pakan tahun 2019 (20,5 juta ton). Proyeksi kebutuhan jagung pada tahun 2020 untuk pabrik pakan sebesar 8,5 juta ton dan untuk peternak sebesar 3,48 juta ton. Oleh karena itu diharapkan tahun 2020 Indonesia dapat surplus jagung.
Sementara itu, Senior Vice President PT CPNI, Christian Tiono memastikan akan mendukung pemerintah melalui Kementan, dengan senantiasa membeli hasil produksi jagung petani dengan ketentuan syarat kadar air, jamur dan beberapa lainnya dipenuhi dengan baik.
“Saat ini kami membeli jagung petani dengan harga Rp3.150 dengan kadar air 17%, tentunya jika kadar airnya jauh lebih bagus dan memenuhi segala standarnya kami akan membelinya dengan harga lebih tinggi,” ungkapnya.
Dia menuturkan, saat ini rata-rata pembelian jagung per bulannya mencapai 2.000 ton per hari. Diharapkan, tidak terkoreksi pascapandemi, khusus untuk pakannya. Namun diprediksi akan terpengaruh, karena beberapa restoran tutup sehingga dipastikan permintaan ayam turun.
“Silo kami mampu menampug 42 ribu ton jagung, sementara untuk produksi pakan ternak yang kita hasilkan mencapai 40 ribu ton per bulan dan dikirim seluruh Sulawesi, Kalimantan timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT sampai Papua dan sebagian besar disuplay dari Jawa Timur dan Jawa Barat dan di Makassar menyuplai di Indonesia Timur,” ungkapnya.
Diketahui, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPNI) adalah perusahaan berbasis agribisnis di Indonesia.
Perusahaan juga memproduksi kantong plastik anyaman dan peralatan peternakan. CPNI terbagi menjadi beberapa unit, seperti pakan ternak, pengembangbiakan ternak, pengolahan ternak, dan unit kantong plastik.
(luq)