Kepak Mata Uang Garuda Hari Ini Didorong Data Buruk Tenaga Kerja AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Doping penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali bergulir. Kemarin, doping penguatan itu datang dari data Bank Indonesia terkait posisi cadangan devisa per akhir April yang naik sebesar USD1,7 miliar menjadi USD138,8 miliar.
Kini pendongkrak kurs rupiah itu datang dari tuan rumah mata uang Greenback sendiri. Data tenaga kerja AS Non-Farm Payrolls yang baru dirilis memperlihatkan kondisi yang lebih buruk dari proyeksi pasar.
Baca juga:Mulai dari Perusahaan Konstruksi, Bank, hingga Migas Dilaporkan Soal THR
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, hasil buruk itu memberikan penegasan bahwa Bank Sentral AS belum akan mendiskusikan mengenai pengurangan stimulus moneter saat ini. Keputusan itu membawa angin segar bagi sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Dan ini bisa menjaga dolar AS tetap melemah terhadap nilai tukar lainnya," ujar Ariston di Jakarta, Senin (10/5/2021).
Baca juga:Gak Bisa Mudik, Ini 5 Aplikasi Video Call yang Bisa Dipakai Silaturahmi
Pelaku pasar juga masih terlihat optimistis terhadap pemulihan ekonomi global. Pagi ini indeks saham Asia terlihat bergerak naik.
Tapi di sisi lain, kekhawatiran pasar terhadap naiknya kasus Covid di dunia khususnya di Asia Tenggara bisa menahan penguatan nilai tukar terhadap dolar AS.
"Potensi penguatan rupiah ke kisaran support 14.220, dengan potensi resisten di kisaran 14.300," tandasnya.
Kini pendongkrak kurs rupiah itu datang dari tuan rumah mata uang Greenback sendiri. Data tenaga kerja AS Non-Farm Payrolls yang baru dirilis memperlihatkan kondisi yang lebih buruk dari proyeksi pasar.
Baca juga:Mulai dari Perusahaan Konstruksi, Bank, hingga Migas Dilaporkan Soal THR
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, hasil buruk itu memberikan penegasan bahwa Bank Sentral AS belum akan mendiskusikan mengenai pengurangan stimulus moneter saat ini. Keputusan itu membawa angin segar bagi sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Dan ini bisa menjaga dolar AS tetap melemah terhadap nilai tukar lainnya," ujar Ariston di Jakarta, Senin (10/5/2021).
Baca juga:Gak Bisa Mudik, Ini 5 Aplikasi Video Call yang Bisa Dipakai Silaturahmi
Pelaku pasar juga masih terlihat optimistis terhadap pemulihan ekonomi global. Pagi ini indeks saham Asia terlihat bergerak naik.
Tapi di sisi lain, kekhawatiran pasar terhadap naiknya kasus Covid di dunia khususnya di Asia Tenggara bisa menahan penguatan nilai tukar terhadap dolar AS.
"Potensi penguatan rupiah ke kisaran support 14.220, dengan potensi resisten di kisaran 14.300," tandasnya.
(uka)