Dikepung Pandemi, Industri Reksa Dana Tetap Sakti
loading...
A
A
A
JAKARTA- Berbagai data keuangan nasional menunjukkan perekonomian nasional dalam tren pemulihan. Ini membuat proyeksi underlying reksa dana akan ikut terdongkrak. Bahkan ditengah situasi pandemi saat ini, dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) industri reksa dana hanya turun tipis pada Maret 2021.
Berdasarkan data dari lembaga Infovesta Utama AUM industri reksa dana tercatat turun dari Rp589,58 triliun pada Februari 2021, menjadi Rp584,76 triliun atau hanya turun tipis sebesar 0,82%. Infovesta Utama, menyebut, penurunan AUM Industri ini sendiri tidak terlepas dari pelemahan kinerja underlying asset dari setiap jenis reksadana. Di mana dari pasar saham sendiri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang bulan Maret mencatatkan imbal hasil negatif sebesar 5,57%.
Menariknya, untuk reksa dana berbasis saham (yaitu reksa dana saham, reksa dana indeks, dan reksa dana ETF) justru mengalami kenaikan UP. Ini menunjukkan para investor tetap miliki minat yang tinggi pada pasar saham terlebih harga saham berada pada posisi yang lebih murah. Sedangkan, untuk reksa dana pasar uang j justru mengalami penurunan unit penyertaan terbesar mencapai 2,56%.
Berbeda dengan dana kelolaan, jumlah investor saham maupun reksa dana sepanjang kuartal pertama tahun 2021, berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Pertumbuhan ini melanjutkan tren positif yang sudah terjadi sepanjang tahun lalu.
Baca juga:Mudik Lebaran 2021 Dilarang, Alihkan Dananya ke Investasi Reksa Dana
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga kuartal I/2021 jumlah investor saham ritel tercatat sudah mencapai 2,17 juta investor. Sementara pada akhir Desember 2020, jumlah investor saham yang tercatat dalam single investor identification (SID) mencapai 1,69 juta akun. Sehingga sepanjang kuartal I/2021 ada kenaikan 28,40%.
Kenaikan investor juga terjadi pada instrumen reksa dana. Berdasarkan data KSEI, jika pada akhir Desember 2020 jumlah investor reksa dana mencapai 3,18 juta, maka pada akhir Maret 2021 jumlahnya naik mencapai 4,17 juta atau ada pertumbuhan 31,13%.
Tentu bukan jumlah yang sedikit ditengah situasi pandemi saat ini. Hal ini menandakan minat investor terhadap investasi di reksa dana masih cukup tinggi.
Menurut CEO Star Mercato Capitale yang juga Co-Founder & Managing Director Tanamduit Rini Hapsari, pasar reksa dana terus bertumbuh dalam lima tahun terakhir. Ditambah semakin pesat dengan kehadiran para Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) Online atau marketplace reksa dana seperti Bibit dan Bareksa.
Baca juga:2021 Bisa Jadi Momen Tepat Kembali Berinvestasi di Reksa Dana Berbasis Saham