Tahun 2020 Kinerja LPCK Jebol: Catatkan Kerugian Rp3,65 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kinerja PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) tahun lalu benar-benar jebol. Sepanjang tahun 2020, LPCK mencatatkan rugi sebesar Rp3,65 triliun atau berbanding terbalik dengan tahun 2019 yang masih mendulang laba sebesar Rp310,91 miliar.
Kerugian ini terjadi karena membesarnya rugi investasi pada entitas asosiasi sejumlah Rp1,66 triliun dari sebelumnya hanya sebesar Rp 44,95 miliar. Kerugian juga disebabkan penurunan nilai wajar investasi yang meningkat menjadi Rp 1,21 triliun dari semula Rp 14,23 miliar pada tahun sebelumnya.
Baca juga:Gandeng AS Garap Gasifikasi Batubara, Erick Thohir Ingin Hilangkan Ketergantungan Impor
Keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), mengungkap pendapatan neto perseroan di tahun 2020 tercatat sebesar Rp1,80 trilliun atau naik 8,69% dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,65 triliun. Laba per saham dasar Rp42,86.
Pendapatan perseroan terdiri atas penjualan rumah hunian dan apartemen, pendapatan pengelolaan kota, penjualan tanah industri, penjualan lahan komersial dan rumah toko, serta pendapatan sewa dan lainnya.
Penjualan rumah hunian dan apartemen tercatat menjadi kontribusi pendapatan tertinggi sebesar Rp1,26 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp825,13 miliar. Pendapatan pengelolaan kota tercatat Rp324,98 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp338,63 miliar.
Kemudian, penjualan tanah industri tercatat Rp129,82 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp366,89 miliar. Penjualan lahan komersial dan rumah toko tercatat Rp65,89 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp134,50 miliar, serta pendapatan sewa dan lainnya tercatat Rp58,24 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp29,63 miliar.
Baca juga:Kapolda Metro Jaya: 1,2 Juta Masyarakat Berhasil Keluar dari Jakarta
LPCK mencatatkan kenaikan beban lainnya sebesar Rp2,22 triliun dengan rugi penurunan nilai wajar investasi terbesar sebesar Rp1,21 triliun, disusul penghapusan persediaan Rp890,94 miliar.
Beban pokok pendapatan di tahun 2020 juga meningkat menjadi Rp1,13 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,01 triliun. Beban usaha juga naik menjadi Rp300,60 miliar dari sebelumnya Rp210,86 miliar.
Lippo Cikarang mencatatkan liabilitas sebesar Rp3,14 triliun dan ekuitas sebesar Rp6,57 triliun. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp9,71 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp12,21 triliun.
Kerugian ini terjadi karena membesarnya rugi investasi pada entitas asosiasi sejumlah Rp1,66 triliun dari sebelumnya hanya sebesar Rp 44,95 miliar. Kerugian juga disebabkan penurunan nilai wajar investasi yang meningkat menjadi Rp 1,21 triliun dari semula Rp 14,23 miliar pada tahun sebelumnya.
Baca juga:Gandeng AS Garap Gasifikasi Batubara, Erick Thohir Ingin Hilangkan Ketergantungan Impor
Keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), mengungkap pendapatan neto perseroan di tahun 2020 tercatat sebesar Rp1,80 trilliun atau naik 8,69% dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,65 triliun. Laba per saham dasar Rp42,86.
Pendapatan perseroan terdiri atas penjualan rumah hunian dan apartemen, pendapatan pengelolaan kota, penjualan tanah industri, penjualan lahan komersial dan rumah toko, serta pendapatan sewa dan lainnya.
Penjualan rumah hunian dan apartemen tercatat menjadi kontribusi pendapatan tertinggi sebesar Rp1,26 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp825,13 miliar. Pendapatan pengelolaan kota tercatat Rp324,98 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp338,63 miliar.
Kemudian, penjualan tanah industri tercatat Rp129,82 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp366,89 miliar. Penjualan lahan komersial dan rumah toko tercatat Rp65,89 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp134,50 miliar, serta pendapatan sewa dan lainnya tercatat Rp58,24 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp29,63 miliar.
Baca juga:Kapolda Metro Jaya: 1,2 Juta Masyarakat Berhasil Keluar dari Jakarta
LPCK mencatatkan kenaikan beban lainnya sebesar Rp2,22 triliun dengan rugi penurunan nilai wajar investasi terbesar sebesar Rp1,21 triliun, disusul penghapusan persediaan Rp890,94 miliar.
Beban pokok pendapatan di tahun 2020 juga meningkat menjadi Rp1,13 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,01 triliun. Beban usaha juga naik menjadi Rp300,60 miliar dari sebelumnya Rp210,86 miliar.
Lippo Cikarang mencatatkan liabilitas sebesar Rp3,14 triliun dan ekuitas sebesar Rp6,57 triliun. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp9,71 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp12,21 triliun.
(uka)