Terapkan 3R, Antam Olah Slag Jadi Material Konstruksi

Rabu, 19 Mei 2021 - 12:34 WIB
loading...
Terapkan 3R, Antam Olah...
Pekerja memeriksa produk hasil pemanfaatan limbah slag di Unit Bisnis Pertambangan Nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melakukan pendekatan Reduce-Reuse-Recycle (3R) dalam pengelolaan limbah. Salah satunya, melalui inovasi pemanfaatan kembali (recycle) limbah slag untuk pembuatan material konstruksi di Unit Bisnis Pertambangan Nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

"Kami yakin inovasi ini akan memberikan nilai tambah dan juga membantu pengelolaan lingkungan di sekitar perusaahaan," ujar Senior Vice President Corporate Secretary PT Aneka Tambang Tbk Yulan Kustiyan, Selasa (19/5/2021).



Slag adalah material sisa hasil proses pyrometallurgy pemisahan logam dari bijihnya dalam proses pengolahan feronikel di UBP Nikel Sulawesi Tenggara. Produk hasil pemanfaatan limbah slag di UBP Nikel Sulawesi Tenggara adalah Pomalaa Beton (POTON).

Yulan menerangkan, limbah slag dari Pabrik Feronikel Pomalaa ini difungsikan sebagai road base, yard base, dan bahan-bahan konstruksi beton di lokasi internal UBP Nikel Sulawesi Tenggara seperti fasilitas olahraga karyawan, taman, dan pedestrian.

Pada 2020, produk POTON berupa beton pracetak dimanfaatkan dalam dua bentuk, yakni batako sejumlah 108.385 buah dan paving block sejumlah 585.329 buah, POTON juga digunakan sebagai pengganti agregat (pasir dan kerikil).

"POTON telah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup Nomor SK 127/MenLHK/Setjen/PLB.3/2/2019 tanggal 11 Februari 2019 tentang Perubahan Atas Keputusan MenLHK Nomor SK.610/MenLHK/Setjen/PLB.3/8/2016 tentang Izin Pengelolaan Limbah B3 Untuk Kegiatan Pemanfaatan B3," terangnya.

Yulan menambahkan, Antam telah memaksimalkan pemanfaatan limbah sebagai material konstruksi dengan menggunakan kombinasi dari slag dan fly ash bottom ash (FABA). Pada 2020, Pabrik Feronikel Pomalaa menghasilkan slag sebesar 1.138.867,34 ton dan telah dimanfaatkan untuk yard base sebanyak 1.138.753 ton slag (99,99%), serta pemanfaatan untuk POTON sebanyak 114 ton slag (0,01 %).

Selain limbah slag di UBP Nikel Sulawesi Tenggara, lanjut Yulan, Antam juga melakukan inovasi pengelolaan limbah tailing di UBP Emas yang dikembangkan menjadi material pendukung konstruksi ramah lingkungan dengan nama GFA (Green Fine Agregate).

Pemanfaatan material tailing mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup Badan Koordinasi Penanaman Modal berdasarkan SK BKPM No. SK. 424/1/KLJK/2020 tanggal 27 November 2020 dan memiliki sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dirilis oleh Badan Standardisasi Nasional.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1355 seconds (0.1#10.140)